Tumbuhan Paku adalah salah satu jenis tumbuhan yang termasuk dalam kelompok Pteridophyta. Tumbuhan ini memiliki struktur tubuh yang unik dan dapat ditemui di berbagai habitat di seluruh dunia. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu tumbuhan paku, ciri-ciri, klasifikasi, jenis, cara berkembang biak, contoh, dan kesimpulan tentang tumbuhan paku.
Struktur Tubuh Tumbuhan Paku
Tumbuhan Paku memiliki struktur tubuh yang mirip dengan tumbuhan lainnya. Bagian utama dari tumbuhan paku terdiri dari akar, batang, dan daun. Namun, ada beberapa perbedaan yang membedakan tumbuhan paku dengan tumbuhan lainnya.
Apa itu Tumbuhan Paku?
Tumbuhan Paku adalah kelompok tumbuhan yang merupakan bagian dari divisi Pteridophyta. Tumbuhan ini merupakan salah satu kelompok tumbuhan berpembuluh, yang berarti tumbuhan ini memiliki sistem pengangkutan air dan nutrisi yang lebih kompleks dibandingkan dengan tumbuhan tidak berpembuluh. Tumbuhan paku juga memiliki struktur tubuh yang terdiri dari akar, batang, dan daun seperti tumbuhan berbunga, tetapi memiliki karakteristik khusus yang membedakannya.
Apa itu Tumbuhan Tidak Berbiji dan Tumbuhan Berbiji?
Tumbuhan Paku termasuk dalam kelompok tumbuhan tidak berbiji. Tumbuhan tidak berbiji adalah tumbuhan yang tidak memiliki biji sebagai alat reproduksinya. Tumbuhan ini bereproduksi melalui spora yang dihasilkan oleh organ khusus yang disebut sporangium. Spora ini akan tumbuh menjadi tumbuhan baru yang disebut gametofit. Tumbuhan paku juga memiliki fase sporofit, yang merupakan bentuk tubuh utama tumbuhan tersebut.
Ciri-Ciri Tumbuhan Paku:
- Tumbuhan Paku memiliki akar yang berkembang dari rizoma. Rizoma adalah batang yang berada di atau di bawah permukaan tanah dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan zat makanan dan reproduksi vegetatif.
- Tumbuhan Paku memiliki batang yang merayap di permukaan tanah atau melekat pada substrat lain. Batang pada tumbuhan paku tidak berkayu seperti pada tumbuhan berbiji, tetapi bersifat herbaceous. Batang pada tumbuhan paku juga memiliki struktur berkas pengangkut yang berbeda dengan tumbuhan berbiji.
- Tumbuhan Paku memiliki daun yang memiliki vena ganda dan tersusun secara spiral atau berhadapan. Daun pada tumbuhan paku umumnya besar dan berbentuk paku dengan pembuluh daun yang mencolok.
- Tumbuhan Paku mempunyai organ reproduksi khusus yang disebut sporangium. Sporangium adalah struktur yang mengandung spora. Sporangium terdapat pada bagian bawah daun, yang disebut sorus, atau pada bagian ujung daun yang dimodifikasi.
Klasifikasi Tumbuhan Paku
Tumbuhan Paku termasuk dalam divisi Pteridophyta. Divisi ini terdiri dari beberapa kelas yang mencakup berbagai jenis tumbuhan paku.

Jenis-Jenis Tumbuhan Paku:
1. Kelas Psilotopsida
Kelas Psilotopsida terdiri dari dua genus yaitu Psilotum dan Tmesipteris. Tumbuhan dalam kelas ini biasanya hidup di daerah beriklim tropis dan subtropis. Tumbuhan ini memiliki struktur tubuh yang sederhana dan tidak memiliki daun sejati atau akar yang berkembang.
2. Kelas Equisetopsida
Kelas Equisetopsida terdiri dari satu genus yang dikenal dengan nama Equisetum atau horse tail. Tumbuhan ini memiliki batang yang keras dan berongga dengan ruas-ruas yang bersegi. Equisetum hidup di daerah beriklim sedang dan dingin, biasanya di tanah yang lembab dan basah.
3. Kelas Ophioglossopsida
Kelas Ophioglossopsida terdiri dari beberapa genus, di antaranya adalah Ophioglossum, Botrychium, dan Osmunda. Tumbuhan ini memiliki daun yang tumbuh secara terpisah dari batang dan memiliki bentuk yang khas. Tumbuhan paku dalam kelas ini umumnya hidup di daerah beriklim sedang dan dingin.
4. Kelas Marattiopsida
Kelas Marattiopsida terdiri dari beberapa genus, di antaranya adalah Angiopteris, Marattia, dan Danaea. Tumbuhan paku dalam kelas ini biasanya berukuran besar dan memiliki daun yang berukuran besar pula. Tumbuhan ini umumnya hidup di daerah beriklim tropis.
5. Kelas Polypodiopsida
Kelas Polypodiopsida adalah kelas terbesar dalam divisi Pteridophyta. Kelas ini terdiri dari banyak genus dan memiliki berbagai macam bentuk tumbuhan paku. Contoh tumbuhan paku dalam kelas ini adalah Pteris, Adiantum, Nephrolepis, Davallia, dan Platycerium.
Cara Berkembang Biak Tumbuhan Paku
Tumbuhan Paku berkembang biak melalui spora yang dihasilkan oleh sporangium. Spora merupakan struktur reproduksi yang berfungsi untuk berkembang menjadi tumbuhan baru. Spora tersebar melalui angin atau air, dan akan tumbuh menjadi gametofit. Gametofit pada tumbuhan paku memiliki dua jenis kelamin, yaitu anteridium sebagai kelamin jantan dan arkegonium sebagai kelamin betina.
Spora yang jatuh ke tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi gametofit. Gametofit jantan akan menghasilkan anteridium yang mengandung sperma, sedangkan gametofit betina akan menghasilkan arkegonium yang mengandung sel telur. Proses pembuahan terjadi ketika sperma dari anteridium membuahi sel telur dalam arkegonium. Pembuahan ini menghasilkan zigot yang akan tumbuh menjadi tumbuhan baru, yang disebut sporofit.
Contoh Tumbuhan Paku:

Tumbuhan paku yang sering kita jumpai adalah Paku Rangka, Paku Gajah, Paku Purba, Paku Kuda, Paku Puir, dan Paku Laras. Paku Rangka atau Dryopteris filix-mas adalah salah satu jenis tumbuhan paku yang memiliki daun dengan ukuran cukup besar dan berbentuk menyerupai paku. Tumbuhan ini biasanya dapat ditemui di daerah beriklim sedang dan dingin.
Kesimpulan
Tumbuhan Paku adalah kelompok tumbuhan yang tergolong dalam divisi Pteridophyta. Tumbuhan ini memiliki struktur tubuh yang unik, termasuk akar, batang, dan daun. Ciri-ciri tumbuhan paku meliputi akar yang berkembang dari rizoma, batang yang merayap dan bersifat herbaceous, daun dengan vena ganda, dan sporangium sebagai organ reproduksi.
Tumbuhan paku berkembang biak melalui spora yang dihasilkan oleh sporangium. Spora tersebut akan berkembang menjadi gametofit yang memiliki kelamin jantan dan betina. Proses pembuahan menghasilkan sporofit yang akan tumbuh menjadi tumbuhan baru.
Beberapa contoh tumbuhan paku yang sering kita jumpai adalah Paku Rangka, Paku Gajah, Paku Purba, Paku Kuda, Paku Puir, dan Paku Laras. Tumbuhan paku ini memiliki peran penting dalam ekosistem karena dapat membantu menjaga kelembaban tanah dan menyediakan tempat hidup bagi berbagai organisme lain.
