Keserakahan, awal mula sejarah munculnya politik etis

Politik etis merupakan salah satu fase penting dalam sejarah Indonesia yang menggambarkan kolonialisme Belanda. Fase ini muncul sebagai respons terhadap tindakan keserakahan Belanda yang membawa dampak negatif bagi masyarakat Indonesia. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lebih mendalam apa itu politik etis, siapa yang terlibat di dalamnya, kapan dan di mana politik etis berlaku, bagaimana politik etis diterapkan, serta kesimpulan dari fase ini. Mari kita mulai dengan apa itu politik etis.
Apa itu politik etis?
Politik etis adalah kebijakan kolonial yang diterapkan oleh pemerintah Belanda di Indonesia pada abad ke-19. Kebijakan ini dianggap sebagai upaya untuk mengurangi eksploitasi ekonomi yang dilakukan oleh Belanda dan membawa manfaat sosial bagi masyarakat pribumi. Politik etis memiliki visi yang mulia, yaitu untuk meningkatkan pendidikan dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Namun, di balik visi tersebut terdapat kepentingan politik dan ekonomi Belanda yang tidak terlepas dari sifat kolonialisme.
Siapa yang terlibat dalam politik etis?
Politik etis melibatkan pemerintah Belanda dan rakyat pribumi Indonesia. Pemerintah Belanda, sebagai pihak kolonial, memegang kendali penuh terhadap pelaksanaan kebijakan ini. Mereka menetapkan kebijakan politik etis sebagai respons terhadap kritik internasional terhadap tindakan kolonialisme Belanda. Di sisi lain, rakyat pribumi Indonesia menjadi objek dari kebijakan politik etis ini, dengan harapan bahwa mereka akan mendapatkan kemajuan dalam bidang pendidikan dan kesejahteraan.
Kapan dan di mana politik etis berlaku?

Politik etis diterapkan oleh pemerintah Belanda di Indonesia mulai dari pertengahan abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Kebijakan ini berlaku di seluruh wilayah kolonial Belanda di Indonesia, termasuk Jawa, Sumatera, dan bagian timur Indonesia. Pada masa tersebut, Belanda menguasai sebagian besar wilayah Indonesia sebagai jajahan kolonialnya.
Bagaimana politik etis diterapkan?

Politik etis diterapkan melalui beberapa langkah konkret. Pertama, Belanda membentuk komisi yang bertugas untuk mengawasi pelaksanaan kebijakan politik etis. Komisi tersebut terdiri dari pejabat kolonial, misionaris, dan ahli pendidikan Belanda. Tugas komisi ini adalah memastikan bahwa kebijakan politik etis dilaksanakan secara efektif.
Kedua, politik etis juga melibatkan sektor pendidikan. Belanda memberikan dukungan finansial dan tenaga pengajar untuk membangun sekolah-sekolah di Indonesia. Sekolah-sekolah tersebut dikelola oleh misionaris dan orang Belanda yang ditugaskan untuk melakukan pendidikan dan pengajaran kepada anak-anak pribumi.
Ketiga, politik etis juga mencakup sektor ekonomi. Belanda mengadopsi pendekatan liberal dalam mengelola ekonomi kolonialnya. Mereka memberikan kesempatan kepada pengusaha Belanda dan pribumi untuk berinvestasi dan berbisnis di Indonesia. Selain itu, Belanda juga memberikan bantuan teknis dan modal untuk mendukung pertanian dan industri di Indonesia.
Keempat, politik etis juga melibatkan reformasi administrasi. Pemerintah Belanda melakukan upaya untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan di Indonesia. Mereka membentuk pemerintahan setingkat desa yang dikelola oleh pejabat pribumi. Pemerintahan setingkat desa ini bertugas untuk memastikan bahwa kebijakan politik etis terimplementasi dengan baik di tingkat lokal.
Cara politik etis mempengaruhi bidang pendidikan

Politik etis memiliki dampak yang signifikan dalam bidang pendidikan di Indonesia. Dengan adanya kebijakan politik etis, Belanda memberikan kesempatan kepada anak-anak pribumi untuk mendapatkan pendidikan formal di sekolah-sekolah yang didirikan oleh Belanda. Sekolah tersebut memberikan pendidikan dasar dalam bahasa Belanda dan mengajarkan nilai-nilai kebangsaan Belanda.
Politik etis juga mendorong pengembangan sistem pendidikan di Indonesia. Belanda mengirim guru dan tenaga pengajar dari Belanda untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak pribumi. Selain itu, mereka juga membantu mendirikan sekolah-sekolah teknik, sekolah-sekolah perdagangan, dan sekolah-sekolah pertanian untuk melatih tenaga kerja yang dibutuhkan oleh kolonial Belanda.
Politik etis juga mempengaruhi kurikulum pendidikan di Indonesia. Sekolah-sekolah yang didirikan oleh Belanda mengajarkan mata pelajaran yang berorientasi pada kebutuhan pribumi. Mata pelajaran utama yang diajarkan adalah bahasa Belanda, agama, ilmu pengetahuan, dan keterampilan praktis seperti pertanian dan kerajinan.
Selain itu, politik etis juga memberikan kesempatan kepada anak-anak pribumi untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat lanjutan seperti sekolah menengah atau universitas di Belanda. Hal ini memberikan akses lebih luas kepada pribumi untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi dan kesempatan untuk menduduki jabatan-jabatan penting dalam pemerintahan kolonial dan sektor lainnya.
Kesimpulan
Politik etis merupakan fase dalam sejarah Indonesia yang mencerminkan kolonialisme Belanda. Kebijakan politik etis diterapkan sebagai upaya untuk memberikan manfaat sosial bagi masyarakat Indonesia dalam bidang pendidikan dan kesejahteraan. Namun, di balik visi mulia tersebut, politik etis tidak terlepas dari kepentingan politik dan ekonomi Belanda dalam menjaga kontrol mereka terhadap wilayah kolonial.
Politik etis melibatkan pemerintah Belanda dan rakyat pribumi Indonesia. Pemerintah Belanda sebagai pihak kolonial yang memiliki kendali penuh dalam pelaksanaan kebijakan ini, sedangkan rakyat pribumi menjadi objek dari kebijakan politik etis ini. Politik etis berlaku di seluruh wilayah kolonial Belanda di Indonesia, mulai dari pertengahan abad ke-19 hingga awal abad ke-20.
Politik etis diterapkan melalui beberapa langkah konkret, antara lain pembentukan komisi pengawas, pembangunan sekolah oleh Belanda, pembukaan kesempatan ekonomi, dan reformasi administrasi. Dalam bidang pendidikan, politik etis memberikan kesempatan kepada anak-anak pribumi untuk mendapatkan pendidikan formal di sekolah-sekolah yang didirikan oleh Belanda. Selain itu, politik etis juga mempengaruhi pengembangan sistem pendidikan, kurikulum pendidikan, dan kesempatan pendidikan yang lebih tinggi bagi pribumi.
Meskipun politik etis dirancang dengan tujuan mulia, namun dampaknya tidak sepenuhnya menguntungkan masyarakat Indonesia dalam jangka panjang. Politik etis tetap merupakan bagian dari kolonialisme Belanda yang mengambil keuntungan dari sumber daya dan kekayaan Indonesia. Oleh karena itu, politik etis tidak dapat dipisahkan dari konteks sejarah Indonesia yang terjadi pada masa kolonialisme Belanda.
