Boot atau booting pada komputer merupakan proses awal yang terjadi ketika kita menyalakan perangkat. Proses booting tersebut bertujuan untuk memeriksa keberadaan hardware pada komputer, serta mengambil sistem operasi yang ada di dalam harddisk. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengenai pengertian booting beserta jenis-jenisnya yang perlu kita ketahui.
Cold Booting

Apa itu Cold Booting?
Cold Booting merupakan jenis booting yang terjadi ketika kita menyalakan komputer secara keseluruhan dari posisi mati. Dalam proses ini, komputer akan melakukan proses POST (Power-On Self Test) pada semua hardware yang terpasang, kemudian akan memindai harddisk untuk mengambil sistem operasi yang ada.
Kelebihan:
- Komputer akan mereset konfigurasi hardware, sehingga memastikan hardware dapat berjalan dalam kondisi yang baru.
- Dalam proses ini, sistem operasi yang diambil merupakan versi terbaru yang ada di dalam harddisk.
Kekurangan:
- Dalam proses Cold Booting, waktu yang dibutuhkan akan lebih lama dibandingkan proses booting lainnya.
- Komputer akan mengambil sistem operasi yang ada di dalam harddisk, sehingga jika terjadi kesalahan di dalam harddisk, akan sangat berpengaruh dalam proses Cold Booting.
Cara melakukan Cold Booting:
Untuk melakukan Cold Booting pada komputer, kita cukup menyalakan komputer dari posisi mati. Kemudian kita tunggu hingga proses POST dan mengambil sistem operasi selesai dilakukan.
Spesifikasi hardware yang ideal untuk melakukan Cold Booting:
- Harddisk dengan kapasitas yang besar dan kecepatan baca tulis tinggi
- Processor yang memiliki kecepatan tinggi
- RAM dengan kapasitas yang besar
Merek yang direkomendasikan untuk melakukan Cold Booting:
- HP
- ASUS
- Lenovo
Harga:
- HP Pavilion Gaming 15: Rp12.000.000 – Rp14.000.000
- ASUS ROG G15: Rp18.000.000 – Rp22.000.000
- Lenovo IdeaPad Gaming 3: Rp8.000.000 – Rp10.000.000
Warm Booting

Apa itu Warm Booting?
Warm Booting, atau biasa juga disebut dengan soft reboot, merupakan jenis booting yang terjadi ketika kita memulai kembali komputer yang sedang dalam keadaan menyala. Dalam proses ini, komputer tidak akan melakukan proses POST pada hardware yang terpasang, karena hanya mengambil sistem operasi yang sudah ada di dalam memori.
Kelebihan:
- Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan Warm Booting jauh lebih cepat dibandingkan Cold Booting.
- Menggunakan sistem operasi yang telah sama dengan yang sedang berjalan.
Kekurangan:
- Dalam proses Warm Booting, konfigurasi hardware tidak akan direset, sehingga dapat berdampak pada kesalahan yang terjadi pada hardware.
Cara melakukan Warm Booting:
Untuk melakukan Warm Booting pada komputer, kita cukup menekan tombol restart pada perangkat. Kemudian kita tunggu hingga proses pengambilan sistem operasi yang berjalan selesai dilakukan.
Spesifikasi hardware yang ideal untuk melakukan Warm Booting:
- RAM dengan kapasitas yang besar
- Processor yang memiliki kecepatan tinggi
- SSD dengan kapasitas yang besar dan kecepatan baca tulis tinggi
Merek yang direkomendasikan untuk melakukan Warm Booting:
- Dell
- Acer
- MSI
Harga:
- Dell XPS 13: Rp22.000.000 – Rp25.000.000
- Acer Predator Helios 300: Rp12.000.000 – Rp16.000.000
- MSI GF65 Thin: Rp17.000.000 – Rp20.000.000
Conclusion
Dalam dunia komputer, booting sangatlah penting untuk menentukan kinerja perangkat yang kita gunakan. Seperti yang telah kita bahas di atas, terdapat dua jenis booting yang perlu kita pahami, yaitu Cold Booting dan Warm Booting. Saat akan melakukan booting, kita juga perlu memperhatikan spesifikasi hardware pada komputer yang kita gunakan. Dari kedua jenis booting tersebut, Anda dapat memilih jenis booting yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda.

