Minum obat Anti Tuberkulosis (TB) menjadi salah satu cara dalam mencegah dan mengobati penyakit ini. Namun, seringkali kita lupa minum obat atau menghiraukan meningkatnya gejala penyakit. Apakah kita harus mengulang dari awal ketika lupa minum obat ataukah tidak perlu? Yuk, simak penjelasan berikut.
Lupa Minum Obat (Anti Tuberkulosis). Haruskah Diulang Dari Awal
Dalam pengobatan TB, penting untuk rutin dan disiplin dalam mengonsumsi obat sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh dokter. Hal ini bertujuan agar obat dapat bekerja secara maksimal dalam membunuh bakteri TB dan mencegah bakteri tersebut berkembang biak lebih lanjut.
Jika kita lupa minum obat sesuai jadwal yang telah ditentukan, segera lakukan langkah-langkah berikut:
- Cek jadwal minum obat dan pastikan obat yang telah diminum sebelumnya. Misalnya, jika kita lupa minum obat TB pada pagi hari, cek apakah kita telah mengonsumsi obat TB lainnya di malam sebelumnya.
- Jika kita lupa minum obat dalam waktu kurang dari 2 jam, minum obat tersebut segera dan tunggu waktu minum obat berikutnya sesuai jadwal.
- Jika waktu yang terlewat lebih dari 2 jam, jangan minum obat tersebut dan tunggu waktu minum obat berikutnya sesuai jadwal. Jangan menggandakan dosis obat untuk mengganti obat yang terlewat.
Jika kita lupa minum obat lebih dari satu kali, segera konsultasikan dengan dokter untuk menentukan langkah selanjutnya. Dokter dapat menentukan dosis dan jadwal minum obat yang baru sesuai dengan kondisi tubuh kita.
Sembuh Total Dari TB: Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
TB atau Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang organ pernapasan, terutama paru-paru. Penyebaran TB dapat terjadi melalui udara, ketika orang yang terinfeksi mengeluarkan dahak atau ingus yang mengandung bakteri TB saat batuk, bersin, atau berbicara.
Gejala TB
TB memiliki gejala yang bervariasi, tergantung pada organ tubuh mana yang terinfeksi. Gejala-gejala tersebut antara lain:
- Batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu
- Batuk berdahak atau berdarah
- Demam
- Berkeringat di malam hari
- Penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya
- Kelelahan
- Kehilangan nafsu makan
- Nyeri dada atau sesak napas
Penyebab TB
Penyebab TB adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini menyebar melalui udara dan dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terinfeksi TB antara lain:
- Kontak dengan orang yang terinfeksi TB aktif
- Tinggal atau bekerja di lingkungan yang kurang sanitasi dan ventilasi yang buruk
- Memiliki sistem imun yang lemah, seperti pada orang yang HIV positif atau orang yang mengalami stres berat
- Merokok atau menggunakan narkoba
- Mengalami masalah kesehatan tertentu, seperti diabetes atau jenis kanker tertentu
Pengobatan TB
Untuk pengobatan TB, dokter biasanya akan meresepkan kombinasi obat TB selama 6 hingga 9 bulan. Obat TB harus dikonsumsi sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh dokter untuk memastikan obat bekerja secara maksimal dan agar bakteri TB tidak resisten terhadap obat.
Jangan berhenti menggunakan obat TB jika gejala TB telah berkurang atau hilang. Hal ini penting untuk memastikan agar bakteri TB benar-benar tidak aktif dalam tubuh. Jika berhenti sebelum masa pengobatan selesai, bakteri TB akan kembali aktif dalam tubuh dan akan sulit diobati ketika kambuh lagi.
Setelah masa pengobatan selesai, dokter akan memeriksa kembali dengan melakukan tes dahak dan rontgen dada untuk memastikan bahwa bakteri TB benar-benar telah hilang dari tubuh dan tidak aktif lagi.
Apa Itu Obat Anti-TB?
Obat Anti-TB adalah obat yang digunakan untuk mengobati infeksi tuberkulosis (TB). Obat ini membunuh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan TB. Obat Anti-TB yang umum digunakan untuk mengobati TB adalah isoniazid, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol.
Dampak Obat Anti-TB
Obat Anti-TB memiliki dampak negatif pada tubuh. Beberapa dampak tersebut antara lain:
- Mual dan muntah
- Sakit kepala
- Kehilangan nafsu makan
- Warna urin dan tinja menjadi berubah
- Kebutaan sementara atau kerusakan saraf optik
- Kerusakan hati atau gagal hati
- Reaksi alergi seperti ruam, gatal, dan pembengkakan pada wajah, bibir, dan lidah
Kegunaan Obat Anti-TB
Obat Anti-TB digunakan untuk mengobati infeksi tuberkulosis (TB). Obat ini membunuh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan TB. Mengonsumsi obat secara rutin dan sesuai jadwal dapat memastikan bakteri TB tidak menjadi resisten terhadap obat.
Dimana Membeli Obat Anti-TB?
Obat Anti-TB dapat dibeli di apotek atau toko obat. Namun, sebaiknya membeli obat ini dengan resep dokter dan mengonsumsinya sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh dokter.
Kelebihan Obat Anti-TB
Obat Anti-TB memiliki beberapa kelebihan antara lain:
- Tidak terlalu mahal
- Mudah didapatkan di apotek atau toko obat
- Membantu mengobati infeksi tuberkulosis (TB)
- Mencegah resistensi bakteri TB terhadap obat
Kekurangan Obat Anti-TB
Obat Anti-TB memiliki beberapa kekurangan antara lain:
- Memiliki efek samping yang tidak menyenangkan
- Harus dikonsumsi secara teratur dan sesuai jadwal
- Tidak selalu efektif dalam mengobati semua jenis TB
- Bakteri TB bisa menjadi resisten terhadap obat jika tidak dikonsumsi sesuai jadwal
Cara Menggunakan Obat Anti-TB
Obat Anti-TB harus dikonsumsi sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh dokter. Pastikan kita mengikuti petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan obat dan jangan menggandakan dosis obat jika terlewat atau lupa minum obat.
Jangan berhenti menggunakan obat TB jika gejala TB telah berkurang atau hilang. Jangan juga menghentikan penggunaan obat jika merasa lebih baik tanpa sepengetahuan dokter. Obat harus dikonsumsi sampai masa pengobatan selesai untuk memastikan bakteri TB telah hilang dari tubuh.
Merk dan Harga Obat Anti-TB
Beberapa merk obat Anti-TB yang umum digunakan adalah:
- INH (Isoniazid)
- Rifampin
- PZA (Pirasisnamid)
- ETH (Ethambutol)
Harga obat Anti-TB cukup terjangkau dan berkisar antara Rp 10.000 – Rp 50.000 per tablet atau kapsul.
