Sistem pasar modal menjadi hal yang seperlunya dalam jangka waktu yang cukup lama, sama pentingnya dengan keberadaan Bank Umum. Namun, dalam sistem pasar modal tentunya ada hal yang disebut ‘saham’. Apa itu saham? Bagaimana cara mengklasifikasikannya? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
Klasifikasi Saham Berdasarkan Sektor Terbagi Atas 9 Bidang
Salah satu cara untuk mengklasifikasikan saham adalah berdasarkan sektor/industri yang dipilih oleh perusahaan. Terdapat 9 jenis sektor/industri di dalam pasar modal Indonesia yang wajib Anda ketahui.

Sektor/industri pada saat ini menjadi penting dikarenakan masyarakat diminta dapat mengambil keputusan berdasarkan skill pemahaman dan perbaikan terhadap kondisi sektor/industri yang dipilih. Dalam pasar modal, kondisi sektor/industri sangat penting berpengaruh terhadap kondisi pasar elita. Pilihlah sektor/industri yang Anda kuasai dan pahami betul-betul.
Jangan Bingung! Berikut Aturan Klasifikasi Saham – Easybiz
Setelah kita mengetahui 9 jenis sektor/industri dalam pasar modal Indonesia, bagaimana cara mengklasifikasikan saham? Ada 3 jenis saham di dalam pasar modal Indonesia, yaitu saham biasa, saham preferen, dan saham konversi.

Apa itu Saham Biasa?
Saham biasa adalah saham yang dikeluarkan oleh perusahaan dan merupakan bentuk kepemilikan dalam perusahaan tersebut. Saham biasa memberikan hak suara pada pemegang saham dalam rapat umum dan mendapatkan dividen sesuai dengan kapitalisasi perusahaan.
Apa itu Saham Preferen?
Saham preferen adalah saham yang memberikan hak istimewa terhadap dividen dan likuidasi, dibandingkan dengan saham biasa. Saham preferen tidak memberikan hak suara dalam rapat umum.
Apa itu Saham Konversi?
Saham konversi adalah saham yang dikeluarkan pada saat ini dengan tujuan tertentu, yakni sebagai instrumen keuangan yang dapat dikonversikan menjadi saham biasa di kemudian hari. Saham konversi merupakan instrumen penting di dalam pasar modal karena memberikan jalan alternatif bagi perusahaan untuk memperoleh sumber dana.
Klasifikasi Saham Multiple di Indonesia SIP Law Firm Klasifikasi Saham ID
Selain 3 jenis saham yang disebutkan tadi, terdapat 2 jenis klasifikasi saham lagi yang cukup penting untuk diketahui. Kedua jenis klasifikasi saham ini adalah Large Cap dan Small Cap.

Apa itu Large Cap?
Large Cap adalah saham yang memiliki kapitalisasi pasar besar. Biasanya saham Large Cap dikeluarkan oleh perusahaan besar yang berada dalam sektor/industri tertentu. Kebanyakan investor memilih saham Large Cap karena cukup stabil dan jarang mengalami fluktuasi yang tinggi.
Apa itu Small Cap?
Small Cap adalah saham yang memiliki kapitalisasi pasar kecil. Saham Small Cap biasanya dikeluarkan oleh perusahaan yang baru go public atau perusahaan yang berada dalam sektor/industri yang baru berkembang. Saham Small Cap memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi karena ada kemungkinan pergerakan yang lebih fluktuatif dibandingkan dengan saham Large Cap.
Klasifikasi Saham – Klinik Hukumonline
Selain Large Cap dan Small Cap, klasifikasi saham berdasarkan harga per lembar saham juga merupakan hal yang penting untuk diketahui.

Apa itu Saham Blue Chip?
Saham Blue Chip adalah saham yang dikeluarkan oleh perusahaan besar yang selalu memiliki kinerja positif dan stabil dari tahun ke tahun. Saham Blue Chip biasanya memiliki harga yang cukup mahal per lembar saham dan pergerakan yang relatif stabil dengan volume perdagangan yang cukup besar.
Apa itu Saham Middle Cap?
Saham Middle Cap adalah saham yang memiliki harga per lembar saham yang menengah di antara saham Blue Chip dan saham Small Cap. Saham Middle Cap dikeluarkan oleh perusahaan besar yang secara finansial cukup baik namun belum dapat disebut sebagai perusahaan yang berukuran besar.
Apa itu Saham Penny Stock?
Saham Penny Stock adalah saham yang memiliki harga per lembar saham yang sangat murah dibandingkan jenis saham lainnya. Saham Penny Stock ini biasanya dikeluarkan oleh perusahaan kecil yang baru memulai bisnis atau berada pada posisi yang kurang stabil. Saham Penny Stock memiliki risiko yang cukup tinggi tetapi potensi keuntungan yang besar, sehingga cocok bagi investor yang berani mengambil risiko tinggi.
Kelebihan Klasifikasi Saham
- Memudahkan Investor dalam Memilih Saham
- Memudahkan untuk Menganalisis Kinerja Perusahaan
- Memudahkan dalam Membuat Portofolio Investasi
- Menyederhanakan Proses Pengambilan Keputusan
- Menjaga Keberlangsungan Investasi
Kekurangan Klasifikasi Saham
- Tidak Menggambarkan Kondisi Detail
- Tidak Menggambarkan Risiko Investasi
- Tidak Menggambarkan Kondisi Ekonomi dan Bisnis
- Tidak Sesuai untuk Perusahaan yang Bergerak di Lebih dari Satu Sektor/Industri
- Tidak Dapat Menjamin Kinerja Saham Secara Akurat
Cara Mengklasifikasikan Saham
Ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan saham di dalam pasar modal. Berikut beberapa cara mengklasifikasikan saham yang dapat digunakan.
- Berdasarkan Sektor/Industri
- Berdasarkan Harga Saham
- Berdasarkan Kapitalisasi Pasar
- Berdasarkan Dividen yang Diberikan
- Berdasarkan Tingkat Risiko
Contoh Klasifikasi Saham
Setelah mengetahui beberapa cara untuk mengklasifikasikan saham, mari kita lihat contoh di bawah ini.
- Saham PT Astra International Tbk (ASII) termasuk saham Large Cap dan bergerak di sektor/industri Otomotif dan Komponen dengan harga per lembar saham 7.050 (pada 19 April 2022).
- Saham PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) termasuk saham Middle Cap dan bergerak di sektor/industri Farmasi dengan harga per lembar saham 3.530 (pada 19 April 2022).
- Saham PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBFN) termasuk saham Small Cap dan bergerak di sektor/industri Keuangan dengan harga per lembar saham 55 (pada 19 April 2022).
- Saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) termasuk saham Blue Chip dan bergerak di sektor/industri Energi dengan harga per lembar saham 1.085 (pada 19 April 2022).
- Saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) termasuk saham Penny Stock dan bergerak di sektor/industri Tembakau dengan harga per lembar saham 133 (pada 19 April 2022).
Itulah penjelasan mengenai klasifikasi saham dalam pasar modal Indonesia. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi Anda yang sedang berinvestasi di pasar modal. Jangan lupa untuk selalu memperhatikan kondisi pasar modal, kinerja perusahaan, dan risiko investasi sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam saham.


