Beberapa waktu lalu, terjadi koleksi baru pada beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terkemuka di Indonesia. Perusahaan tersebut adalah PT Wijaya Karya (WIKA) dan PT Hutama Karya (Persero), dimana PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) berhasil mengambil alih kepemilikan saham kedua perusahaan ini. Fenomena ini tentu mengundang banyak perhatian dari masyarakat. Berikut ini adalah beberapa informasi terkait dengan peristiwa tersebut.
Pelindo Ambil Alih Kepemilikan Saham WIKA dan Hutama Karya
PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) sebagai salah satu BUMN terkemuka di Indonesia telah berhasil mengambil alih kepemilikan saham PT Wijaya Karya (WIKA) dan PT Hutama Karya (Persero) yang sebelumnya dipegang oleh Pemerintah Indonesia. Pelindo akuisisi saham dari kedua perusahaan ini menghasilkan 15% total saham. Setelah diambil alih oleh Pelindo, WIKA dan Hutama Karya tetap beroperasi seperti biasa.

Pemegang Saham – PT Hutama Karya (Persero) Website
Sebelum kita melanjutkan informasi lebih detail terkait dengan saham WIKA dan Hutama Karya, sebaiknya kita mengenal pemegang saham kedua perusahaan tersebut. Berikut adalah informasi yang dirangkum dari website resmi PT Hutama Karya (Persero) terkait dengan pemegang saham perusahaan:
- Pemerintah Republik Indonesia (melalui Menteri Negara BUMN) – 89.756%
- Kementrian Keuangan Republik Indonesia – 5.00%
- PT Angkasa Pura I (Persero) – 0.10%
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk – 1.59%
- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk – 2.56%
- PT Jamkrindo – 1.04%
- PT Salim Ivomas Pratama Tbk – 0.02%
- PT Kimia Farma (Persero) Tbk – 0.03%
- Masyarakat (perorangan) – 0.05%

Subholding Pelindo Caplok 15 Persen Saham WIKA dan Hutama Karya di BNCT
Setelah berhasil mengambil alih kepemilikan saham kedua BUMN tersebut, Pelindo juga memiliki salah satu perusahaan yang disebut dengan PT Berlian Nusantara Container Terminal (BNCT). Pelindo mengakuisisi saham sebesar 15% dari WIKA dan Hutama Karya pada perusahaan tersebut. BNCT saat ini memiliki kapasitas produksi sebesar 18 juta TEUs (20 feet equivalent unit), dan menjadi salah satu terminal khusus kontainer terbesar di Indonesia.

Hutama Karya Saham 2022 – Deposito
Deposito menjadi salah satu investasi yang cukup diminati di Indonesia. Bahkan, PT Hutama Karya (Persero) pun menawarkan investasi deposito kepada nasabahnya. Berikut ini adalah informasi terkait dengan deposito yang ditawarkan oleh Hutama Karya:
- Deposito dengan tenor 1 bulan – suku bunga 3%
- Deposito dengan tenor 3 bulan – suku bunga 5%
- Deposito dengan tenor 6 bulan – suku bunga 5.5%
- Deposito dengan tenor 1 tahun – suku bunga 6.25%
Biaya administrasi deposito sebesar Rp 25.000,- dengan minimal setoran sebesar Rp 5.000.000,-. Namun, perlu diingat bahwa investasi deposito memiliki risiko kecil dan keuntungan yang diperoleh pun terbilang stabil.

WIKA dan Hutama Karya Jual Saham Pelabuhan Belawan ke Pelindo Rp 376 M
Usaha bersama WIKA dan Hutama Karya dalam mengoperasikan Pelabuhan Belawan ternyata berakhir dengan pelik. Keduanya memutuskan untuk menjual kepemilikan saham mereka di Pelabuhan Belawan ke pihak Pelindo sebesar Rp 376 miliar. Pelabuhan ini terletak di Medan dengan kapasitas angkutan sebesar 2 juta ton per tahun. Keuntungan atau kerugian yang diperoleh oleh kedua perusahaan setelah menjual saham mereka di Pelabuhan Belawan belum diketahui secara pasti. Namun, investasi yang dilakukan pada sektor itu dapat menjadi salah satu strategi dalam memperluas keuntungan perusahaan.

Apa Itu Pengambilalihan Saham?
Pengambilalihan saham (merger and acquisition/M&A) adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan dengan cara membeli atau mengambil alih sebagian atau seluruh kepemilikan saham suatu perusahaan oleh perusahaan lain. Cara ini dilakukan oleh perusahaan untuk bisa mendapatkan akses ke sumber daya baru, kemampuan, atau memperoleh keuntungan finansial yang lebih besar. Dalam hal ini, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) melakukan M&A dengan PT Wijaya Karya (WIKA) dan PT Hutama Karya (Persero) untuk membuka peluang bisnis baru di industri tersebut dan meningkatkan profitabilitas perusahaannya.
Mengapa Pelindo Mengambil Alih Kepemilikan Saham WIKA dan Hutama Karya?
Ada beberapa alasan mengapa Pelindo mengambil alih kepemilikan saham PT Wijaya Karya (WIKA) dan PT Hutama Karya (Persero). Berikut adalah beberapa alasannya:
- Meningkatkan keuntungan finansial. Dengan melakukan pengambilalihan saham terhadap WIKA dan Hutama Karya, Pelindo memperoleh keuntungan finansial yang lebih besar di industri pelabuhan.
- Memperluas bisnis. Dengan mengambil alih berkaitan dengan ekspansi bisnis Pelindo ke industri lain atau bahkan ke pasar global.
- Memperoleh akses kepada sumber daya baru. WIKA dan Hutama Karya sebagai salah satu BUMN besar di Indonesia memiliki sumber daya yang dapat membantu Pelindo dalam mengoperasikan bisnisnya.
Dimana Ditransaksikannya Saham-saham Perusahaan?
Saham-saham perusahaan PT Wijaya Karya (WIKA) dan PT Hutama Karya (Persero) diperdagangkan di bursa saham. WIKA masuk dalam kategori saham dengan kode BEI WIKA. Sedangkan Hutama Karya masuk dalam kategori saham dengan kode BEI HUTA. Perdagangan saham dilakukan di bursa saham, biasanya di BEI (Bursa Efek Indonesia).
Apa Kelebihan dari Pengambilalihan Saham?
Ada beberapa kelebihan yang bisa didapatkan dari pengambilalihan saham, berikut adalah beberapa diantaranya:
- Memperluas bisnis. Dengan mengambil alih, perusahaan bisa memperoleh akses kepada pasar yang lebih luas.
- Meningkatkan keuntungan. Dengan mengambil alih, perusahaan bisa memperoleh akses kepada sumber daya baru yang dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.
- Memperkuat produk atau jasa. Dengan mengambil alih, perusahaan bisa memperkuat produk atau jasa yang ditawarkan menjadi lebih baik lagi.
- Meningkatkan visibilitas. Dengan mengambil alih, perusahaan bisa meningkatkan visibilitas di pasar dan menyebabkan meningkatnya kepercayaan investor.
Apa Kekurangan dari Pengambilalihan Saham?
Selain kelebihan, ada beberapa kekurangan yang bisa menjadi risiko pengambilalihan saham, diantaranya:
- Masalah karyawan. Pengambilalihan saham bisa menyebabkan masalah terkait dengan karyawan, yang bisa mempengaruhi operasional perusahaan di kemudian hari.
- Masalah bisnis. Pengambilalihan saham juga bisa menyebabkan masalah terkait dengan operasional bisnis yang berdampak pada keuntungan perusahaan.
- Masalah finansial. Pengambilalihan saham bisa menyebabkan masalah finansial yang berdampak pada arus kas perusahaan.
Bagaimana Cara Mengambil Alih Saham?
Berikut adalah beberapa cara untuk mengambil alih saham:
- Berkomunikasi dengan pemilik saham. Merupakan cara yang paling umum dilakukan, yaitu dengan berkomunikasi dengan pemilik saham untuk menawarkan harga yang dianggap layak.
- Membeli saham di pasar terbuka. Mengambil alih saham dengan membeli saham di pasar terbuka merupakan cara yang paling mudah dan efisien namun harganya tidak selalu murah.
- Merge perusahaan. Merger perusahaan dilakukan dengan menggabungkan dua perusahaan atau lebih sehingga perusahaan yang dihasilkan memiliki akses kepada sumber daya baru dan kemampuan di pasar yang lebih besar.
Contoh Pengambilalihan Saham di Indonesia
Berikut adalah beberapa contoh pengambilalihan saham yang pernah terjadi di Indonesia:
- Pembelian sejumlah saham oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk di pertengahan tahun 2020 dengan tujuan menambah modal perusahaan di tengah pandemi Covid-19.
- Pengambilalihan saham oleh PT Telkom Indonesia Tbk di perusahaan digital Gojek sebagai bagian dari strategi ekspansi pasar digital.
- Pengambilalihan saham oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) di beberapa pembangkit listrik swasta untuk mendukung sistem kelistrikan nasional.
Itulah informasi terkait dengan pengambilalihan saham atau M&A yang dilakukan oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) terhadap PT Wijaya Karya (WIKA) dan PT Hutama Karya (Persero) yang menghasilkan 15% total saham. Pengambilalihan saham adalah salah satu strategi bisnis yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperluas bisnis, memperoleh keuntungan, dan memperkuat produk atau jasa. Namun, pengambilalihan saham juga memiliki risiko kekurangan seperti masalah karyawan, masalah bisnis, dan masalah finansial yang bisa berdampak negatif pada perusahaan. Terlepas dari itu, pengambilalihan saham merupakan taktik umum yang dilakukan oleh banyak perusahaan untuk mencapai tujuan bisnisnya.

