MENGAPA KRISTIAN TIDAK MEMATUHI HUKUM-HUKUM/TAURAT DALAM PERJANJIAN

Dalam menganalisis mengapa Kristian tidak mematuhi hukum-hukum atau Taurat dalam Perjanjian, penting untuk memahami konteks sejarah dan teologi dari keyakinan Kristian. Kristian percaya bahwa datangnya Yesus Kristus sebagai Mesias telah membawa perubahan signifikan dalam hubungan manusia dengan hukum-hukum Taurat yang ditetapkan dalam Perjanjian Lama.
APA ITU HUKUM TAURAT?

Hukum Taurat merujuk pada serangkaian perintah atau undang-undang yang ditemukan dalam kitab-kitab Perjanjian Lama, terutama dalam kitab-kitab Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan. Taurat terdiri dari 613 mitzvot (perintah) yang meliputi berbagai aspek kehidupan, seperti ibadah, moralitas, ritual, dan sistem hukum. Hukum-hukum ini dianggap sebagai panduan bagi umat Yahudi dalam menjalankan keyakinan dan mengatur kehidupan mereka.
SIAPA MAKNA PENTING TAURAT BAGI KRISTIAN?

Bagi Kristian, Taurat memiliki makna yang penting dalam pengertian sebagai instruksi Allah kepada umat manusia. Taurat dianggap sebagai wahyu ilahi yang diberikan langsung oleh Allah kepada Nabi Musa di Gunung Sinai. Hukum-hukum Taurat memberikan panduan moral, etika, dan hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah dan sesama manusia. Dalam Perjanjian Lama, Taurat menjadi dasar kuat dalam membentuk identitas umat Israel sebagai umat Allah, serta menjadi landasan iman bagi komunitas iman di masa tersebut.
KAPAN DAN DIMANA HUKUM TAURAT DITETAPKAN?

Hukum-hukum Taurat ditetapkan oleh Allah kepada umat Israel melalui nabi mereka, Musa. Pada waktu itu, umat Israel baru saja dikeluarkan dari perbudakan di Mesir dan berada di padang gurun Sinai. Di sini, Musa menerima wahyu dari Allah berupa Taurat yang terdiri dari berbagai hukum dan perintah yang ditujukan kepada umat Israel. Penetapan hukum Taurat oleh Allah dalam Perjanjian Lama menandai puncak hubungan Allah dengan umat-Nya pada masa tersebut.
Dalam Perjanjian Baru, Yohanes (1:17) menyatakan bahwa “hukum diberikan melalui Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang melalui Yesus Kristus”. Ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara hukum Taurat dalam Perjanjian Lama dan kasih karunia yang diberikan melalui Yesus Kristus dalam Perjanjian Baru. Yesus datang untuk melengkapi dan memenuhi hukum Taurat, bukan untuk membatalkannya.
BAGAIMANA KRISTIAN MENJELASKAN TULISAN PAULUS DALAM KONTEKS HUKUM TAURAT?
Dalam Kitab Perjanjian Baru, terutama dalam surat-surat Paulus, penulis sering membahas hubungan antara hukum Taurat dan kehidupan Kristiani. Paulus menjelaskan bahwa kasih karunia melalui Yesus Kristus telah mengubah hubungan umat Kristiani dengan hukum Taurat. Paulus mengajarkan bahwa kepatuhan terhadap hukum Taurat tidak lagi menjadi syarat untuk menjadi anak-anak Allah, tetapi kasih karunia dan iman dalam Yesus Kristus adalah faktor penentu keselamatan.
Paulus mengajarkan bahwa hukum Taurat adalah bagian dari Perjanjian Lama yang digantikan oleh Perjanjian Baru yang dibangun dalam kasih karunia melalui Yesus Kristus. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Paulus menjelaskan bahwa kita tidak dibenarkan oleh perbuatan-perbuatan hukum Taurat, tetapi melalui iman dalam Yesus Kristus (Roma 3:20-22). Dia mengajarkan bahwa kasih karunia dan iman dalam Kristus melampaui hukum Taurat dan memberikan keselamatan yang hanya dapat dicapai melalui iman.
CARA KRISTIAN MEMAHAMI TULISAN PAULUS DALAM KONTEKS HUKUM TAURAT
Kristian memahami tulisan Paulus dalam konteks hukum Taurat dengan mempertimbangkan pengajaran Yesus Kristus dan keseluruhan tema keselamatan dalam Kitab Suci. Mereka percaya bahwa Yesus Kristus adalah pemenuhan dari hukum-hukum Taurat dan bahwa keselamatan datang melalui iman dalam-Nya, bukan melalui pemenuhan hukum-hukum tersebut.
Kristian juga memahami bahwa Taurat adalah bagian dari perjanjian lama antara Allah dan umat Israel, yang telah digantikan oleh perjanjian baru melalui Yesus Kristus. Oleh karena itu, mereka tidak lagi terikat oleh hukum-hukum Taurat dalam cara yang sama seperti umat Israel pada masa lampau. Mereka mempercayai bahwa keselamatan mereka didasarkan pada iman dalam Yesus Kristus dan bukan pada pemenuhan hukum Taurat.
Namun, penting untuk dicatat bahwa pandangan ini tidak berarti bahwa hukum Taurat tidak memiliki nilai atau relevansi bagi umat Kristiani. Kristian menghargai hukum Taurat sebagai bagian dari Kitab Suci yang mengajarkan prinsip-prinsip moral dan etika yang penting. Hukum-hukum Taurat juga memberikan wawasan tentang sifat Allah dan kehendak-Nya, yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
KESIMPULAN
Dalam kesimpulan, kita dapat melihat bahwa alasan mengapa Kristian tidak mematuhi hukum-hukum atau Taurat dalam Perjanjian adalah bahwa mereka percaya bahwa datangnya Yesus Kristus sebagai Mesias telah membawa perubahan signifikan dalam hubungan manusia dengan hukum-hukum Taurat. Bagi Kristian, hukum-hukum Taurat adalah bagian dari Perjanjian Lama yang telah digantikan oleh Perjanjian Baru melalui kasih karunia dan iman dalam Yesus Kristus.
Kristian memandang hukum-hukum Taurat sebagai instruksi Allah kepada umat manusia, tetapi mereka percaya bahwa pemenuhan hukum-hukum tersebut bukan lagi syarat untuk keselamatan. Mereka mempercayai bahwa keselamatan datang melalui iman dalam Yesus Kristus, bukan melalui pemenuhan hukum-hukum Taurat.
Namun, Kristian tetap menghargai hukum Taurat sebagai bagian penting dari Kitab Suci yang mengajarkan nilai-nilai moral dan etika yang penting. Hukum-hukum ini memberikan wawasan tentang sifat Allah dan kehendak-Nya, yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun Kristian tidak mematuhi hukum-hukum Taurat secara harfiah, mereka tetap menghormati dan menggunakan prinsip-prinsip moral yang terkandung dalam hukum-hukum itu.
Dalam kesimpulan, perbedaan keyakinan antara agama-agama membawa dampak pada cara mereka berhubungan dengan hukum-hukum yang diberikan oleh agama tersebut. Bagi Kristian, datangnya Yesus Kristus sebagai Mesias telah membawa perubahan fundamental dalam hubungan manusia dengan hukum-hukum Taurat. Mereka percaya bahwa kasih karunia dan iman dalam Yesus Kristus adalah faktor penentu keselamatan, bukan pemenuhan hukum-hukum Taurat. Namun, mereka tetap menghargai hukum-hukum Taurat sebagai bagian penting dari Kitab Suci yang mengajarkan nilai-nilai moral dan etika yang penting.
