Bacaan Tajwid Surat Al-Kafirun: Lengkap Cara Pengucapannya

Apakah kamu sudah familiar dengan surat Al-Kafirun? Surat ini merupakan salah satu surat dalam Al-Qur’an yang memiliki keistimewaan tersendiri. Selain memiliki makna yang sangat dalam, surat Al-Kafirun juga memiliki hukum bacaan Tajwid yang perlu dipahami dengan baik.
Mengapa penting untuk memahami hukum bacaan Tajwid dalam surat Al-Kafirun? Bagaimana cara pengucapannya yang benar? Simak penjelasan berikut untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.
Hukum Bacaan Tajwid dalam Surat Al-Kafirun

Surat Al-Kafirun terdiri dari 6 ayat yang terdiri dari 29 kata. Dalam membaca surat ini, terdapat beberapa hukum bacaan Tajwid yang perlu diperhatikan. Berikut adalah penjelasan mengenai hukum bacaan Tajwid yang ada dalam surat Al-Kafirun:
1. Hukum Bacaan Nun Mati dan Tanwin
Hukum Nun Mati dan Tanwin yang terdapat dalam surat Al-Kafirun adalah Idgham Bighunnah. Idgham adalah penggabungan atau penyatuan antara huruf nun mati atau tanwin dengan huruf berikutnya yang memiliki sifat huruf-idgham. Dalam surat Al-Kafirun, Idgham Bighunnah terjadi pada kata “la” pada ayat ke-2.
Cara mengucapkan Idgham Bighunnah adalah dengan menggabungkan bunyi nun mati atau tanwin dengan huruf berikutnya secara lembut dan tidak terdengar. Sebagai contoh, jika kita membacanya dengan benar, maka kata “la” akan terdengar seperti “lazee”.
2. Hukum Bacaan Mim Mati dan Tanwin
Hukum Mim Mati dan Tanwin yang terdapat dalam surat Al-Kafirun adalah Idgham Bilsyafatain. Idgham Bilsyafatain adalah penggabungan atau penyatuan antara huruf mim mati atau tanwin dengan huruf berikutnya yang memiliki sifat huruf-idgham. Dalam surat Al-Kafirun, Idgham Bilsyafatain terjadi pada kata “dayaan” pada ayat ke-2.
Cara mengucapkan Idgham Bilsyafatain adalah dengan menggabungkan bunyi mim mati atau tanwin dengan huruf berikutnya secara lembut dan tidak terdengar. Sebagai contoh, jika kita membacanya dengan benar, maka kata “dayaan” akan terdengar seperti “dayaann”.
Cara Pengucapan Bacaan Tajwid Surat Al-Kafirun

Setelah mengetahui beberapa hukum bacaan Tajwid yang terdapat dalam surat Al-Kafirun, berikut adalah cara pengucapan bacaan Tajwid yang benar:
1. Bismillah
Sebelum membaca surat Al-Kafirun, kita harus memulainya dengan mengucapkan “Bismillah” atau “Dengan nama Allah”. Hal ini merupakan sunnah yang perlu kita ikuti dalam membaca Al-Qur’an.
2. Ayat 1: Qul ya ayyuhal kafirun
Pada ayat pertama, kita harus memperhatikan penggunaan hukum bacaan Tajwid yang tepat. Tidak ada hukum Tajwid khusus yang perlu diperhatikan dalam ayat ini.
3. Ayat 2-3: La a’budu ma ta’budun
Pada ayat kedua dan ketiga, terdapat hukum Tajwid Idgham Bighunnah. Kita harus menggabungkan bunyi nun mati pada kata “la” dengan huruf berikutnya secara lembut dan tidak terdengar.
4. Ayat 4: Wala antum ‘abiduna ma a’bud
Pada ayat keempat, tidak ada hukum Tajwid khusus yang perlu diperhatikan.
5. Ayat 5-6: Wa la ana ‘abidum ma ‘abadtum
Pada ayat kelima dan keenam, terdapat hukum Tajwid Idgham Bilsyafatain. Kita harus menggabungkan bunyi mim mati pada kata “dayaan” dengan huruf berikutnya secara lembut dan tidak terdengar.
6. Penghujung Surat
Setelah membaca surat Al-Kafirun, kita harus mengakhiri dengan mengucapkan “Sadaqallahu Al-Azim” atau “Allah telah berfirman yang benar”. Hal ini juga merupakan sunnah yang perlu kita ikuti dalam membaca Al-Qur’an.
Kesimpulan
Dalam membaca surat Al-Kafirun, kita perlu memahami dan menghafal hukum bacaan Tajwid yang terdapat dalam surat ini. Beberapa hukum bacaan Tajwid yang perlu diperhatikan adalah Idgham Bighunnah pada kata “la” pada ayat ke-2, dan Idgham Bilsyafatain pada kata “dayaan” pada ayat ke-2. Cara mengucapkan Idgham Bighunnah dan Idgham Bilsyafatain adalah dengan menggabungkan bunyi nun mati atau tanwin dan mim mati atau tanwin dengan huruf berikutnya secara lembut dan tidak terdengar.
Semoga penjelasan mengenai hukum bacaan Tajwid dalam surat Al-Kafirun ini dapat bermanfaat bagi kita dalam mempelajari bacaan Al-Qur’an dengan lebih baik. Selalu berusaha untuk membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar merupakan kewajiban bagi setiap muslim, karena dengan begitu kita dapat memahami makna yang terkandung dalam setiap ayat Al-Qur’an.
