Hadits Bukhari No 52





Hadits Bukhari

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, sahabat-sahabat yang budiman. Pada kesempatan kali ini, kami ingin mengajak
sahabat sekalian untuk membahas beberapa hadits dari kitab Shahih Bukhari. Kitab Shahih Bukhari adalah salah satu
kitab hadits yang sangat diandalkan sebagai sumber utama dalam agama Islam. Hadits-hadits dalam kitab ini dikumpulkan
dan diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

1. Hadits Bukhari No. 295 – al-Istihadlah

Hadits Bukhari No. 295

Apa Itu al-Istihadlah?

Al-Istihadlah adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan karpet atau tikar yang digunakan seseorang untuk
bersujud dalam shalat. Hadits Bukhari No. 295 menjelaskan tentang pentingnya menjaga kebersihan tikar atau karpet
yang digunakan dalam shalat.

Makna Hadits Bukhari No. 295

Hadits Bukhari No. 295 mengajarkan kita untuk senantiasa menjaga kebersihan tikar atau karpet yang digunakan saat
menjalankan ibadah shalat. Kebersihan yang dimaksud bukan hanya dari sisi fisik, tetapi juga dari sisi spiritual.
Dalam hal ini, ketika kita menyucikan tikar atau karpet kita dari segala bentuk najis dan kotoran, itu juga harus
disertai dengan niat yang ikhlas untuk beribadah hanya kepada Allah SWT semata.

Penjelasan Hadits Bukhari No. 295

Dalam hadits ini, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga
kebersihan karpet atau tikar yang digunakan dalam shalat. Beliau bersabda, “Bersihkan tikar kalian, karena
ucapan-ucapan yang baik akan keluar dari tempat yang bersih.”

Dalam konteks ini, tidak hanya sekadar membersihkan tikar atau karpet secara fisik dengan cara mencucinya. Namun,
lebih dari itu, kita juga harus membersihkannya dari segala bentuk najis dan kotoran, seperti tahi lalat, bulu-bulu
binatang, atau benda asing lainnya yang dapat mengganggu khusyuknya shalat kita.

Selain itu, Nabi juga mengingatkan kita untuk senantiasa menjaga kebersihan hati dan niat kita dalam beribadah.
Ketika kita membersihkan tikar atau karpet dengan niat yang ikhlas hanya untuk beribadah kepada Allah SWT semata,
maka tikar atau karpet tersebut akan menjadi saksi bisu kita di hadapan Allah SWT saat melaksanakan ibadah shalat.

Kesimpulan Hadits Bukhari No. 295

Hadits Bukhari No. 295 mengajarkan kita pentingnya menjaga kebersihan tikar atau karpet yang digunakan dalam shalat.
Membersihkan tikar atau karpet bukan hanya dari segi fisik, tetapi juga dari segi spiritual. Dalam hal ini, kita
tidak hanya sekadar membersihkan tikar dengan cuci atau sapu, tetapi juga membersihkannya dari najis dan kotoran
yang dapat mengganggu ketenangan dan khusyuknya shalat kita. Selain itu, kita juga harus menjaga kebersihan hati
dan niat kita saat beribadah agar ibadah kita diterima dan diridhai oleh Allah SWT.

2. Hadits Bukhari No. 974 – Do’a Yang Dibaca Ketika Turun Hujan

Hadits Bukhari No. 974

Apa Itu Do’a Yang Dibaca Ketika Turun Hujan?

Do’a yang dibaca ketika turun hujan merupakan do’a yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
untuk dibaca ketika hujan turun. Hadits Bukhari No. 974 menjelaskan mengenai do’a ini dan keutamaan membacanya.

Makna Hadits Bukhari No. 974

Makna dari Hadits Bukhari No. 974 adalah kita diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk
membaca do’a tersebut ketika hujan turun sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas segala karunia yang diberikan,
melindungi diri dan harta benda kita dari bencana yang mungkin terjadi karena hujan, serta memohon kepada Allah SWT
agar hujan yang turun bermanfaat bagi semua makhluk hidup.

Penjelasan Hadits Bukhari No. 974

Dalam hadits ini, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengajarkan kita untuk membaca do’a ketika hujan turun.
Nabi bersabda, “Apabila kamu mendengar petir atau melihat kilat, maka berdo’alah seperti do’a ini: ‘Ya Allah, sesungguhnya
kamu telah menciptakan petir dan kilat dari rahmat-Mu serta menciptakan awan-awan yang mendung didalamnya dari kemampuan-Mu,
maka jadikanlah hujan sebagai bala atau kekalutan bagi kami dan janganlah Engkau jadikan sebagai malapetaka bagi kami.”

Dalam do’a ini, kita meminta kepada Allah SWT agar hujan yang turun merupakan rahmat dan kebaikan bagi semua makhluk hidup,
serta tidak membawa malapetaka atau bencana bagi kami. Dalam hal ini, kita sebagai hamba yang lemah dan rentan terhadap
segala bentuk cobaan dan bencana, kita memohon perlindungan dan pertolongan dari Allah SWT. Kita juga menyadari bahwa
segala sesuatu terjadi atas kehendak dan keputusan-Nya. Oleh karena itu, kita berdo’a kepada Allah SWT agar hujan turun
dengan berkah dan rahmat-Nya.

Kesimpulan Hadits Bukhari No. 974

Hadits Bukhari No. 974 mengajarkan kita untuk membaca do’a ketika hujan turun sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT,
melindungi diri dan harta benda kita dari bencana yang mungkin terjadi, serta memohon agar hujan yang turun bermanfaat bagi
semua makhluk hidup. Dalam do’a ini, kita meminta kepada Allah SWT agar hujan turun menjadi berkah dan rahmat yang bermanfaat
bagi semua. Kita juga menyadari bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak-Nya, oleh karena itu kita berdo’a dan bergantung
sepenuhnya kepada-Nya dalam segala urusan kita.

3. Hadits Bukhari No. 3 – Permulaan Wahyu

Hadits Bukhari No. 3

Apa Itu Permulaan Wahyu?

Permulaan wahyu adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada awal mula Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
menerima wahyu pertama dari Allah SWT. Hadits Bukhari No. 3 menjelaskan tentang peristiwa tersebut.

Makna Hadits Bukhari No. 3

Makna dari Hadits Bukhari No. 3 adalah peristiwa awal mula Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menerima wahyu
pertama dari Allah SWT. Peristiwa ini merupakan titik awal di mana Nabi Muhammad menjadi rasul dan utusan Allah SWT
untuk menyampaikan kitab-kitab-Nya kepada umat manusia.

Penjelasan Hadits Bukhari No. 3

Dalam hadits ini, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menceritakan tentang pengalaman bermimpinya sebelum
menerima wahyu pertama. Beliau bermimpi seperti apakah yang mengindikasikan datangnya wahyu tersebut. Setelah bermimpi
selama beberapa waktu, Nabi akhirnya mendapatkan wahyu pertama dari Allah SWT melalui malaikat Jibril.

Dalam waqiah ini, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam merasakan adanya perlindungan dan dorongan dari Allah SWT.
Dia dilahirkan di tengah masyarakat paganisme yang dipenuhi dengan idola dan praktik-praktik jahiliyah yang menyimpang.
Namun, Allah SWT memilihnya untuk menjadi rasul-Nya, membawa wahyu-Nya, dan menyampaikan agama Islam kepada seluruh umat
manusia.

Kesimpulan Hadits Bukhari No. 3

Hadits Bukhari No. 3 menjelaskan mengenai peristiwa awal mula Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menerima wahyu
pertama dari Allah SWT. Peristiwa ini menjadi titik awal dalam perjalanan kenabian dan risalah beliau, di mana beliau
diberikan wahyu untuk menyampaikan pesan-pesan Allah kepada umat manusia. Melalui hadits ini, kita dapat belajar tentang
rasa syukur dan keikhlasan Nabi Muhammad dalam menjalankan tugasnya sebagai utusan Allah SWT serta meneladani kekuatan
iman dan ketabahan beliau dalam menghadapi tantangan dan rintangan.