Dasar Hukum Ijma

gambar 1

Dasar Hukum Ijma Dan Qiyas Dalam Al Quran

Apa itu Ijma dan Qiyas dalam Islam? Bagaimana dasar hukumnya dalam Al Quran? Seperti apa cara pengaplikasian dan kesimpulannya? Mari kita bahas lebih detail di artikel ini.

gambar 2

Dalil Dasar Hukum Ijma

Bagaimana dalil-dalil di dalam Al Quran yang mendasari hukum Ijma? Apakah Ijma merupakan bagian penting dalam memahami ajaran-ajaran Islam?

gambar 3

Mengenal Ijma Sebagai Dasar Hukum Agama

Ijma adalah salah satu prinsip hukum dalam agama Islam yang memiliki dasar yang kuat dalam Al Quran. Apa yang harus kita ketahui tentang Ijma sebagai dasar hukum agama?

gambar 4

Dasar Hukum Ijma

Apa yang sebenarnya menjadi dasar hukum Ijma? Di mana kita dapat menemukan penjelasan yang akurat mengenai Ijma dan bagaimana cara mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari?

Apa Itu Ijma?

Ijma secara harfiah berarti kesepakatan atau persetujuan. Dalam konteks hukum Islam, Ijma merujuk pada sebuah kesepakatan yang dicapai oleh para ulama dalam menetapkan hukum-hukum Islam yang tidak ditemukan secara langsung dalam Al Quran maupun Hadis. Ijma merupakan salah satu sumber hukum Islam yang diakui sebagai otoritas keputusan dalam memecahkan masalah-masalah hukum yang tidak ada penjelasannya secara langsung di dalam Al Quran atau Hadis.

Ijma adalah konsep yang penting dalam agama Islam karena ia melengkapi dan menguatkan prinsip-prinsip hukum yang telah ditentukan dalam Al Quran dan Hadis. Dengan adanya Ijma, umat Muslim dapat memahami ajaran Islam dengan lebih baik serta memberikan landasan bagi pembentukan hukum-hukum baru yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Ijma tidak hanya berlaku pada masa lampau, tetapi juga berlaku pada setiap masa dan tempat. Ijma bukanlah keputusan yang bersifat lisan atau verbal, tetapi dalam prakteknya, Ijma dianggap sebagai hasil dari perdebatan dan penelitian para ulama yang dipaparkan secara tertulis dan didokumentasikan. Oleh karena itu, Ijma bukan sembarang kesepakatan atau opini, tetapi harus didasarkan pada pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang hukum-hukum Islam.

Siapa yang Berwenang Mengeluarkan Ijma?

Meskipun Ijma dapat dilakukan oleh para ulama secara kolektif, tidak semua ulama memiliki kewenangan untuk mengeluarkan Ijma. Hanya mereka yang memiliki pengetahuan dan keahlian dalam ilmu agama Islam yang dapat berpartisipasi dalam proses Ijma. Ulama yang berhak mengeluarkan Ijma adalah mereka yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang Al Quran, Hadis, dan prinsip-prinsip hukum Islam.

Proses Ijma tidak sembarangan dilakukan. Sebelum mencapai kesepakatan, para ulama akan melakukan diskusi dan perdebatan yang panjang. Mereka akan membahas dan mempertimbangkan berbagai pendapat serta dalil-dalil yang relevan sebelum mencapai kesimpulan yang dapat diterima oleh mayoritas ulama. Setelah mencapai kesepakatan, Ijma akan dikemukakan dalam bentuk teks atau dokumen tertulis yang akan menjadi pedoman bagi umat Muslim dalam mengaplikasikan hukum-hukum Islam.

Kapan Ijma Diperlukan?

Ijma diperlukan ketika terdapat permasalahan hukum yang tidak ada penjelasannya secara langsung dalam Al Quran atau Hadis. Meskipun Al Quran dan Hadis menjadi sumber utama hukum Islam, namun tidak semua permasalahan dapat ditemukan jawabannya di dalamnya. Oleh karena itu, Ijma menjadi salah satu metode untuk memecahkan masalah-masalah hukum yang tidak ada penjelasannya secara langsung dalam Al Quran dan Hadis.

Contoh praktis dari penerapan Ijma adalah dalam hal penggunaan teknologi. Di zaman modern ini, terdapat berbagai teknologi baru yang tidak ada penjelasannya secara langsung dalam Al Quran atau Hadis. Oleh karena itu, para ulama menggunakan prinsip-prinsip Ijma untuk menetapkan hukum-hukum terkait penggunaan teknologi tersebut. Ini menjadikan Ijma sebagai alat yang fleksibel dalam mengaplikasikan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Dimana Ijma Diterapkan?

Ijma dapat diterapkan di mana saja asalkan ada umat Muslim yang membutuhkan jawaban terhadap suatu permasalahan hukum Islam. Ijma tidak terikat oleh batasan geografis atau kebudayaan tertentu. Meskipun Ijma mungkin berasal dari suatu daerah atau kelompok tertentu, namun prinsip-prinsip dan hukum-hukum yang dihasilkan dari Ijma dapat diterapkan di mana saja di dunia ini.

Selain itu, Ijma juga tidak hanya berkaitan dengan masalah-masalah hukum yang berlaku secara pribadi, tetapi juga dapat berkaitan dengan masalah-masalah sosial, politik, dan ekonomi. Ijma dapat menjadi panduan dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi umat Muslim dalam kehidupan sehari-hari. Ijma juga dapat digunakan sebagai landasan untuk membangun masyarakat yang adil dan harmonis berdasarkan nilai-nilai Islam.

Bagaimana Ijma Diaplikasikan?

Ijma dapat diaplikasikan melalui berbagai cara. Salah satu cara yang umum dilakukan adalah dengan cara mengacu pada kitab-kitab hukum yang berisi pengumpulan keputusan-keputusan Ijma yang telah dihasilkan oleh para ulama. Kitab-kitab hukum ini menjadi pedoman bagi umat Muslim dalam menjalankan hukum-hukum Islam yang berkaitan dengan Ijma.

Selain itu, Ijma juga dapat diaplikasikan melalui fatwa. Fatwa adalah pendapat hukum yang dikeluarkan oleh seorang alim atau majelis fatwa yang berwenang. Fatwa ini berfungsi sebagai pedoman bagi umat Muslim dalam menjalankan hukum-hukum Islam yang berkaitan dengan Ijma.

Saat ini, Ijma juga dapat diaplikasikan melalui berbagai media komunikasi seperti internet, radio, dan televisi. Para ulama dapat memberikan penjelasan dan panduan mengenai hukum-hukum Islam yang berkaitan dengan Ijma melalui media tersebut. Ini sangat membantu umat Muslim dalam memahami ajaran Islam dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kesimpulan

Secara singkat, Ijma adalah sebuah metode untuk memecahkan masalah-masalah hukum yang tidak ada penjelasannya secara langsung dalam Al Quran maupun Hadis. Ijma merupakan sebuah kesepakatan atau persetujuan yang dicapai oleh para ulama dalam menetapkan hukum-hukum Islam yang tidak ditemukan secara langsung dalam Al Quran maupun Hadis.

Ijma memiliki dasar hukum yang kuat dalam Al Quran dan Hadis. Meskipun tidak secara langsung dijelaskan dalam Al Quran atau Hadis, Ijma diakui sebagai salah satu sumber hukum Islam yang penting. Ijma juga dapat diterapkan di mana saja dan berlaku pada setiap masa dan tempat. Ijma bukan sembarang kesepakatan atau opini, tetapi harus berdasarkan pada pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang hukum-hukum Islam.

Dalam penerapannya, Ijma dilakukan oleh para ulama yang memiliki keahlian dalam ilmu agama Islam. Proses Ijma melibatkan diskusi dan perdebatan yang panjang sebelum mencapai kesepakatan. Setelah mencapai kesepakatan, Ijma dikemukakan dalam bentuk teks atau dokumen tertulis yang menjadi pedoman dalam mengaplikasikan hukum-hukum Islam.

Secara praktis, Ijma diperlukan ketika terdapat permasalahan hukum yang tidak ada penjelasannya secara langsung dalam Al Quran atau Hadis. Ijma juga dapat diterapkan dalam berbagai masalah sosial, politik, dan ekonomi. Ijma dapat diaplikasikan melalui berbagai cara seperti mengacu pada kitab-kitab hukum atau fatwa yang dikeluarkan oleh para ulama.

Mengenal Ijma sebagai dasar hukum agama Islam sangat penting bagi umat Muslim. Dengan memahami Ijma, umat Muslim dapat menjalankan ajaran Islam dengan lebih baik serta memberikan landasan bagi pembentukan hukum-hukum baru yang sesuai dengan perkembangan zaman.