Bakteri adalah salah satu jenis mikroorganisme yang banyak ditemukan di berbagai tempat di sekitar kita. Meskipun banyak yang menganggap bakteri sebagai makhluk hidup yang merugikan, sebenarnya tidak semua bakteri bersifat patogen atau penyebab penyakit. Ada juga bakteri yang memiliki peranan penting dalam menjaga ekosistem dan keseimbangan alam.
Bakteri Aerob dan Anaerob
Bakteri dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis berdasarkan kebutuhan oksigen yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup, yaitu bakteri aerob dan anaerob. Bakteri aerob adalah jenis bakteri yang membutuhkan oksigen bebas dan dapat bertahan hidup dalam lingkungan yang kaya akan oksigen. Contoh bakteri aerob adalah bakteri jenis Streptococcus pneumoniae, Streptococcus pyogenes, dan Neisseria meningitidis.

Apa itu bakteri aerob? Bakteri aerob adalah jenis bakteri yang membutuhkan oksigen untuk melakukan kegiatan metabolisme atau pernafasan sel. Bakteri aerob memiliki kemampuan untuk menggunakan oksigen sebagai penerima elektron dalam rantai transpor elektron untuk menghasilkan energi. Proses ini biasanya terjadi di dalam mitokondria bakteri yang disebut juga dengan mesosom. Bakteri aerob memiliki struktur yang berbeda-beda untuk mengoptimalkan proses pernafasan sel. Beberapa bakteri aerob memiliki flagela yang memungkinkan mereka bergerak secara aktif ke arah oksigen yang lebih tinggi.
Ciri-ciri bakteri aerob:
- Bakteri ini hanya dapat hidup dalam lingkungan yang mengandung oksigen.
- Memiliki reseptor khusus yang dapat mendeteksi dan mengarahkan sel ke arah sumber oksigen.
- Memiliki kemampuan menghasilkan enzim oksigenase yang membersihkan radikal bebas yang dapat merusak sel.
- Menghasilkan banyak energi dari pernafasan aerob, sehingga lebih efisien dalam pertumbuhan dan reproduksi.
Klasifikasi bakteri aerob dapat didasarkan pada berbagai macam faktor seperti morfologi, sifat pewarnaan, pertumbuhan, fisiologi, dan aspek genetik. Berikut ini adalah beberapa contoh klasifikasi bakteri aerob berdasarkan morfologi:
- Basil (Bacillus): contohnya Bacillus subtilis dan Bacillus anthracis. Bakteri ini bentuknya seperti tongkat dan memiliki flagela yang memungkinkan pergerakan aktif.
- Kokus (Coccus): contohnya Staphylococcus aureus dan Streptococcus pneumoniae. Bakteri ini berbentuk bulat atau oval dan tidak memiliki flagela.
- Spiril (Spirillum): contohnya Spirillum volutans dan Spirillum minus. Bakteri ini berbentuk spiral atau heliks dan memiliki beberapa flagela yang membantu gerakannya.

Bakteri anaerob, di sisi lain, adalah jenis bakteri yang tidak membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup. Bakteri ini dapat hidup di lingkungan yang tidak mengandung atau memiliki tingkat oksigen yang sangat rendah. Contoh bakteri anaerob adalah bakteri jenis Clostridium botulinum, Clostridium tetani, dan Bacteroides fragilis.
Apa itu bakteri anaerob? Bakteri anaerob adalah jenis bakteri yang tidak membutuhkan oksigen untuk melakukan kegiatan metabolisme. Bakteri anaerob dapat menggunakan senyawa yang bersifat elektron menerima selain oksigen untuk mereduksi senyawa organik menjadi senyawa yang lebih sederhana. Proses ini biasanya terjadi di dalam organisme yang mengandung senyawa yang tidak mengandung oksigen, seperti usus manusia. Bakteri anaerob memiliki berbagai macam bentuk struktur seperti basil, kokus, dan spiril.
Ciri-ciri bakteri anaerob:
- Bakteri ini dapat hidup dalam lingkungan yang tidak mengandung oksigen sama sekali atau memiliki tingkat oksigen yang sangat rendah.
- Tidak memiliki reseptor oksigen.
- Memiliki kemampuan menghasilkan enzim hidrogenase yang berperan dalam proses produksi energi secara anaerob.
- Umumnya pertumbuhan dan reproduksi bakteri anaerob lebih lambat dibandingkan dengan bakteri aerob.
Klasifikasi bakteri anaerob juga sangat beragam dan dapat dikelompokkan berdasarkan berbagai faktor seperti morfologi, sifat pewarnaan, pertumbuhan, fisiologi, dan aspek genetik. Berikut ini adalah beberapa contoh klasifikasi bakteri anaerob berdasarkan sifat pewarnaan:
- Bakteri Gram-positif: contohnya Clostridium difficile dan Lactobacillus acidophilus. Bakteri ini memiliki dinding sel yang tebal sehingga mampu menahan warna lilin yang digunakan dalam pewarnaan Gram.
- Bakteri Gram-negatif: contohnya Bacteroides fragilis dan Fusobacterium nucleatum. Bakteri ini memiliki dinding sel yang tipis sehingga tidak dapat menahan warna lilin yang digunakan dalam pewarnaan Gram.

Selain itu, terdapat juga bakteri anaerob yang dapat diklasifikasikan berdasarkan tambahan sifatnya seperti:
- Bakteri anaerob obligat: bakteri ini tidak bisa hidup atau bertahan hidup dalam keberadaan oksigen. Contohnya Clostridium perfringens dan Clostridium botulinum.
- Bakteri anaerob fakultatif: bakteri ini dapat bertahan hidup dalam keberadaan oksigen tetapi juga dapat bertahan hidup dalam keadaan tanpa oksigen. Contohnya Escherichia coli dan Salmonella typhimurium.
- Bakteri anaerob aerotoleran: bakteri ini dapat bertahan hidup dalam keberadaan oksigen tetapi tidak menggunakan oksigen dalam metabolismenya. Contohnya Lactobacillus acidophilus dan Streptococcus mutans.
Secara umum, bakteri anaerob memiliki peranan penting dalam membantu proses dekomposisi bahan organik, sekaligus membersihkan lingkungan dari zat-zat yang berbahaya. Beberapa bakteri anaerob juga memiliki potensi untuk digunakan dalam berbagai aplikasi industri seperti pengolahan limbah, produksi biofuel, dan produksi bahan kimia.
![]()
Berikut ini adalah beberapa contoh bakteri anaerob yang memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari:
- Clostridium botulinum: bakteri ini menghasilkan racun botulinum yang berperan dalam serangan botulisme, namun juga digunakan dalam kegiatan industri seperti kosmetik dan pengobatan medis.
- Bacteroides fragilis: bakteri ini merupakan salah satu bakteri yang banyak terdapat dalam usus manusia dan berperan dalam proses pencernaan makanan.
- Prevotella spp.: bakteri ini juga terdapat dalam saluran pencernaan manusia dan berperan dalam menghasilkan senyawa-senyawa penting untuk kesehatan gigi dan mulut.
Perbedaan Bakteri Aerob dan Anaerob
Meskipun bakteri aerob dan anaerob memiliki perbedaan dalam hal kebutuhan oksigen, namun keduanya memiliki beberapa persamaan dan perbedaan lainnya. Berikut ini adalah perbedaan antara bakteri aerob dan anaerob:
| Perbedaan | Bakteri Aerob | Bakteri Anaerob |
|---|---|---|
| Kebutuhan Oksigen | Membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup | Tidak membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup |
| Pernafasan Sel | Menggunakan oksigen sebagai penerima elektron dalam rantai transpor elektron | Menggunakan senyawa lain sebagai penerima elektron dalam pernafasan anaerob |
| Produksi Energi | Menghasilkan lebih banyak energi dari pernafasan aerob | Menghasilkan energi lebih sedikit dari pernafasan anaerob |
| Pertumbuhan dan Reproduksi | Lebih efisien dalam pertumbuhan dan reproduksi | Pertumbuhan dan reproduksi lebih lambat |
| Klasifikasi Bakteri | Beragam, dapat berupa basil, kokus, atau spiril | Beragam, dapat berupa basil, kokus, atau spiril |
Jenis-jenis Bakteri Aerob dan Anaerob
Terdapat banyak jenis bakteri aerob dan anaerob yang memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari manusia. Berikut ini adalah beberapa contoh jenis bakteri aerob dan anaerob yang sering ditemui:
Jenis-jenis Bakteri Aerob
1. Staphylococcus aureus

Bakteri ini merupakan salah satu bakteri aerob yang banyak ditemukan pada manusia dan hewan. Staphylococcus aureus dapat menyebabkan infeksi pada kulit, makanan, atau organ dalam tubuh. Bakteri ini juga dapat menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan penyakit serius seperti sepsis.
Apa itu Staphylococcus aureus? Staphylococcus aureus adalah jenis bakteri Gram-positif yang berbentuk bulat dan membentuk kelompok seperti anggur. Bakteri ini memiliki kemampuan untuk menghasilkan enzim koagulase yang membantu membekukan darah. Staphylococcus aureus juga dapat menghasilkan berbagai macam toksin yang berperan dalam terjadinya infeksi.
Ciri-ciri Staphylococcus aureus:
- Bentuknya seperti bulat atau bulat telur dengan diameter sekitar 1 mikrometer.
- Memiliki kemampuan membentuk koloni pada media pertumbuhan yang kaya nutrisi pada suhu tubuh manusia (37°C).
- Gram-positif, artinya mampu menahan pewarnaan Kristal Violet yang digunakan dalam tes pewarnaan Gram.
- Dalam kondisi anaerob, bakteri ini dapat bertahan hidup dalam waktu yang lama tanpa terlalu banyak oksigen.
Contoh penyakit yang disebabkan oleh infeksi Staphylococcus aureus:
- Infeksi kulit: menyebabkan jerawat, bisul, luka bernanah, atau impetigo.
- Infeksi paru-paru: menyebabkan radang paru-paru atau pneumonia
- Infeksi pada organ dalam tubuh: seperti endokarditis, infeksi pada jantung atau katup jantung.
2. Escherichia coli
![]()
Bakteri ini merupakan salah satu bakteri aerob yang biasanya ditemukan dalam usus manusia dan hewan. Escherichia coli memiliki peranan penting dalam pencernaan makanan dan membantu sistem kekebalan tubuh melawan bakteri berbahaya. Namun, beberapa jenis Escherichia coli dapat menyebabkan penyakit serius seperti infeksi saluran kemih atau meningitis.
Apa itu Escherichia coli? Escherichia coli, atau yang lebih dikenal sebagai E. coli, adalah jenis bakteri Gram-negatif yang berbentuk batang atau basil. Bakteri ini memiliki kemampuan untuk memfermentasi laktosa dan menghasilkan gas seperti karbon dioksida. E. coli juga memiliki flagela yang memungkinkan gerakan aktif.
Ciri-ciri Escherichia coli:
- Bentuknya seperti batang atau basil dengan panjang sekitar 2-3 mikrometer.
- Memiliki kemampuan membentuk koloni pada media pertumbuhan yang mengandung laktosa.
- Gram-negatif, artinya tidak mampu menahan pewarnaan Kristal Violet yang digunakan dalam tes pewarnaan Gram.
- Memiliki kemampuan bergerak aktif dengan bantuan flagela.
Contoh penyakit yang disebabkan oleh infeksi Escherichia coli:
- Infeksi saluran kemih: menyebabkan infeksi pada kandung kemih, ginjal, atau uretra.
- Gastroenteritis: menyebabkan diare, muntah,
