Fenomena Keunikan dan Keistimewaan Burung Hud-Hud atau Hoopoe
Tidak semua burung memiliki daya tarik yang istimewa. Namun, ada satu jenis burung yang cukup menarik perhatian dan seringkali dianggap memiliki keunikan tersendiri, yaitu burung Hud-Hud atau Hoopoe (Upupa epops). Burung Hud-Hud menjadi sebuah fenomena menarik berkat penampilannya yang berbeda dan juga peran pentingnya dalam beberapa keyakinan dan kisah-kisah keagamaan. Dalam artikel ini, kita akan mengajak Anda untuk lebih mengenal burung Hud-Hud dari berbagai aspek.
Apa Itu Burung Hud-Hud?
Burung Hud-Hud atau Hoopoe merupakan salah satu jenis burung yang termasuk dalam famili Upupidae. Dalam bahasa Inggris, burung ini sering disebut sebagai Eurasian Hoopoe. Keunikan utama yang membedakan burung Hud-Hud dengan jenis burung lainnya adalah bulunya yang warnanya sangat mencolok. Bulu burung Hud-Hud memiliki pola unik yakni warna oranye kecokelatan dengan garis hitam dan kuning yang menonjol di sayap serta ekornya yang panjang.
Burung Hud-Hud memiliki ukuran tubuh yang sedang, dengan panjang sekitar 25,5 hingga 29 cm. Burung jantan dan betina memiliki penampilan yang serupa, meski ada perbedaan sedikit pada ukuran tubuh dan panjang ekor. Di antara ciri-ciri fisiknya yang unik adalah adanya “jambul” atau “mahkota” yang terbentuk dari bulu-bulu panjang yang berada pada kepala burung ini. Jambul atau mahkota tersebut seringkali ditegakkan oleh burung Hud-Hud sebagai tanda kehadirannya.
Klasifikasi Burung Hud-Hud
Burung Hud-Hud atau Hoopoe memiliki klasifikasi dalam dunia ilmu biologi sebagai berikut:
- Kerajaan: Animalia
- Filum: Chordata
- Kelas: Aves
- Ordo: Bucerotiformes
- Famili: Upupidae
- Genus: Upupa
- Spesies: Upupa epops
Dari klasifikasi tersebut, burung Hud-Hud termasuk ke dalam keluarga Upupidae yang secara khusus merupakan salah satu keluarga burung di dunia. Keluarga Upupidae ini hanya terdiri dari satu genus, yaitu Upupa, dan telah memiliki beberapa anakan (subspesies) tergantung pada daerah persebaran masing-masing.
Jenis-jenis Burung Hud-Hud
Ada beberapa jenis burung Hud-Hud atau Hoopoe yang telah diidentifikasi berdasarkan daerah persebarannya. Beberapa jenis tersebut antara lain:
- Afrika Utara (Upupa epops africana): Terdapat di Afrika bagian utara, meliputi Maroko, Spanyol Selatan, dan Sisilia.
- Migran/laikoplakous (Upupa epops upupa): Ditemukan di wilayah Eurasia dalam periode migrasi, karena burung ini cenderung bermigrasi saat musim panas dan kembali ke wilayah beriklim hangat pada musim dingin.
- Asia (Upupa epops ceylonensis): Menyebar di wilayah Asia, terutama di India, Sri Lanka, Nepal, Pakistan, dan Bangladesh.
- Afrika Tengah (Upupa epops major): Menjadi populasi burung Hud-Hud yang tersebar di bagian tengah Afrika, meliputi Sudan, Uganda, Kenya, dan sekitarnya.
Dari keempat jenis tersebut, yang paling sering dijumpai adalah burung Hud-Hud migran atau laikoplakous. Burung ini bisa ditemukan di sebagian besar wilayah yang terletak di negara-negara beriklim sedang, seperti di Eropa, Asia, dan Afrika.
Cara Berkembang Biak Burung Hud-Hud
Burung Hud-Hud atau Hoopoe memiliki siklus hidup dan sistem perkembangbiakan yang menarik. Proses perkembangbiakan burung ini biasanya terjadi selama musim semi dan musim panas. Adapun beberapa langkah yang dilakukan oleh burung Hud-Hud dalam berkembang biak adalah sebagai berikut:
- Membangun Sarang – Burung Hud-Hud jantan akan membangun sarang di lubang pohon, celah di tebing, lubang di tembok, atau kadang-kadang di dalam struktur bangunan. Sarang burung Hud-Hud biasanya berbentuk jorong dengan bagian dalam yang dilapisi dengan rerumputan, daun, dan bahan-bahan lainnya.
- Berkembangnya Telur – Setelah sarang selesai dibangun, burung Hud-Hud betina akan bertelur. Jumlah telur yang dihasilkan oleh burung Hud-Hud biasanya berkisar antara 4 hingga 7 butir. Telur yang biasanya berwarna putih akan dierami oleh kedua induk selama kurang lebih 17 hingga 20 hari.
- Perkembangan Anakan – Setelah masa inkubasi, telur-telur akan menetas dan anak-anak burung Hud-Hud akan dilahirkan. Anakan burung ini memiliki bulu yang lembut dan berwarna pudar. Masa ini disebut sebagai fase nestling. Anakan akan tetap tinggal di sarang selama beberapa minggu sebelum mampu terbang dan mencari makan sendiri.
- Pemeliharaan Bersama – Sepanjang proses perkembangan anak-anak burung, kedua induk akan bekerja sama dalam merawat dan memberikan makanan kepada anak-anak mereka. Makanan yang diberikan biasanya berupa serangga, larva, cacing, dan serangga kecil lainnya yang mereka dapatkan dengan mencari di dalam tanah.
- Pemisahan Anakan – Setelah mencapai usia tertentu, anak-anak burung Hud-Hud akan mulai merasa siap untuk terbang dan melakukan perjalanan mandiri. Pada saat itulah mereka akan meninggalkan sarang dan memulai kehidupan mereka yang independen.
Contoh Burung Hud-Hud dalam Kehidupan Sehari-hari
Gambar burung Hud-Hud di atas menggambarkan salah satu jenis burung Hud-Hud yang ditemukan di Indonesia. Burung ini memiliki penampilan yang sama seperti jenis burung Hud-Hud dalam umumnya, yaitu dengan bulu yang berwarna oranye kecokelatan dengan garis hitam dan kuning yang menonjol di sayap serta ekornya yang panjang. Jenis burung Hud-Hud ini biasanya ditemukan di hutan-hutan pegunungan dan hutan primer di Pulau Jawa.
Kesimpulan
Dalam artikel ini, kita telah mengenal lebih dekat burung Hud-Hud atau Hoopoe. Meskipun ukurannya tidak besar, burung ini berhasil mencuri perhatian banyak orang berkat penampilannya yang unik dengan bulu oranye kecokelatan dan garis hitam dan kuning yang mencolok pada sayap dan ekor. Burung Hud-Hud juga memiliki peran khusus dalam beberapa kisah keagamaan, membuatnya semakin menarik untuk dipelajari.
