Dari Besaran-Besaran Berikut Ini Yang Bukan Merupakan Besaran Pokok

Apa itu Besaran Pokok?
Besaran pokok adalah besaran dasar yang digunakan dalam suatu sistem pengukuran internasional, yang tidak bisa lagi diuraikan menjadi besaran yang lebih sederhana. Besaran ini membentuk dasar untuk semua jenis besaran lainnya. Terdapat beberapa besaran pokok yang diakui secara internasional, dan penggunaannya sangat penting dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti fisika, kimia, dan matematika.
Siapa yang menentukan Besaran Pokok?
Konsep besaran pokok diatur dan disepakati oleh organisasi internasional yang dikenal dengan istilah “Bureau International des Poids et Mesures” atau BIPM. BIPM bekerja sama dengan negara-negara anggota untuk mengembangkan dan memelihara sistem satuan internasional yang terdiri dari tujuh besaran pokok. Penggunaan besaran pokok yang konsisten memungkinkan para ilmuwan di seluruh dunia untuk berkomunikasi dan berbagi pengetahuan dengan menggunakan satuan yang sama.
Kapan Besaran Pokok Dibutuhkan?
Besaran pokok diperlukan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Misalnya, dalam dunia fisika, besaran pokok seperti massa, panjang, waktu, dan suhu sangat penting dalam perhitungan dan pengukuran. Jika tidak ada besaran pokok, sulit bagi ilmuwan dan peneliti untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena alam secara akurat. Penggunaan satuan yang konsisten dan bersandar pada besaran pokok memungkinkan perbandingan dan analisis yang lebih mudah antara berbagai hasil penelitian.
Dimana Besaran Pokok Digunakan?
Besaran pokok digunakan di seluruh dunia dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya, dalam fisika, massa adalah besaran pokok yang digunakan untuk mengukur jumlah materi dalam suatu objek. Sementara itu, panjang digunakan untuk mengukur jarak antara dua titik dalam ruang. Waktu digunakan untuk mengukur durasi suatu peristiwa, sedangkan suhu digunakan untuk mengukur derajat panas atau dingin suatu benda.
Bagaimana Besaran-Besaran Ditetapkan Sebagai Besaran Pokok?
Pemilihan besaran pokok dilakukan melalui berbagai kriteria yang telah ditetapkan oleh BIPM. Kriteria ini mencakup ketentuan bahwa besaran pokok harus:
- Tidak dapat diuraikan atau dinyatakan dalam besaran yang lebih sederhana.
- Memiliki definisi yang dapat dinyatakan secara matematis dan diukur dengan tepat.
- Mencakup semua domain fisik yang relevan.
- Dibutuhkan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sesuai dengan kriteria tersebut, BIPM telah menetapkan tujuh besaran pokok sebagai berikut:
- Massa (kilogram)
- Panjang (meter)
- Waktu (detik)
- Suhu (kelvin)
- Intensitas arus listrik (ampere)
- Kekuatan cahaya (kandela)
- Intensitas radiasi (mol)
Cara Menggunakan Besaran Pokok
Dalam penggunaan besaran pokok, penting bagi kita untuk menggunakan satuan yang sudah ditetapkan secara internasional. Terdapat berbagai satuan yang terkait dengan masing-masing besaran pokok, dan penggunaannya secara konsisten memudahkan kita dalam berkomunikasi dan berbagi informasi dengan orang lain di seluruh dunia. Sebagai contoh, kilogram adalah satuan yang digunakan untuk mengukur massa, meter untuk mengukur panjang, detik untuk mengukur waktu, kelvin untuk mengukur suhu, ampere untuk mengukur intensitas arus listrik, kandela untuk mengukur kekuatan cahaya, dan mol untuk mengukur intensitas radiasi.
Kesimpulan
Besaran pokok adalah besaran dasar yang digunakan dalam sistem pengukuran internasional. Mereka tidak bisa diuraikan menjadi besaran yang lebih sederhana, dan menjadi dasar untuk semua jenis besaran lainnya. Tujuh besaran pokok yang diakui secara internasional adalah massa, panjang, waktu, suhu, intensitas arus listrik, kekuatan cahaya, dan intensitas radiasi. Penggunaan besaran pokok yang konsisten dan satuan yang terkait memungkinkan para ilmuwan dan peneliti di seluruh dunia untuk berkomunikasi dan berbagi informasi secara efektif. Dengan memahami besaran pokok dan cara penggunaannya, kita dapat lebih memahami dunia fisika dan mengaplikasikannya dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berikut Ini Yang Merupakan Contoh Limbah Anorganik Adalah Berbagai

Apa itu Limbah Anorganik?
Limbah anorganik merupakan jenis limbah yang terdiri dari bahan-bahan non-biodegradable atau tidak dapat terurai oleh organisme hidup. Bahan-bahan anorganik yang termasuk dalam limbah anorganik umumnya berasal dari proses industri, pertambangan, konstruksi, dan sektor-sektor lain yang menggunakan bahan-bahan kimia dan mineral. Limbah anorganik sering kali mengandung senyawa berbahaya, seperti logam berat dan zat-zat kimia beracun, yang dapat mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
Siapa yang Bertanggung Jawab Mengelola Limbah Anorganik?
Pengelolaan limbah anorganik merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, industri, dan masyarakat. Pemerintah memiliki peran penting dalam mengatur dan mengawasi pengelolaan limbah anorganik. Mereka membuat undang-undang dan peraturan yang mengatur bagaimana limbah anorganik harus dikelola dan didaur ulang agar tidak mencemari lingkungan. Industri juga memiliki tanggung jawab untuk mengelola limbah anorganik yang dihasilkan dari proses produksi mereka. Masyarakat juga berperan dalam mengelola limbah anorganik dengan cara yang bertanggung jawab, seperti dengan mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya dan mendaur ulang limbah anorganik yang dapat didaur ulang.
Kapan Limbah Anorganik Dapat Mencemari Lingkungan?
Limbah anorganik dapat mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Beberapa contoh situasi di mana limbah anorganik dapat mencemari lingkungan meliputi:
- Pembuangan limbah anorganik secara tidak terkontrol ke sungai, danau, atau laut. Limbah anorganik yang mencemari perairan dapat merusak ekosistem air dan mengancam kehidupan makhluk hidup di dalamnya.
- Pembuangan limbah anorganik ke dalam tanah secara tidak benar. Limbah anorganik yang masuk ke dalam tanah dapat mencemari air tanah dan mengganggu vegetasi serta kehidupan di dalam tanah.
- Pembuangan limbah anorganik ke atmosfer melalui asap pabrik atau emisi kendaraan bermotor. Limbah anorganik yang terhirup oleh manusia atau hewan dapat menyebabkan dampak negatif terhadap kesehatan, seperti infeksi saluran pernapasan dan kerusakan pada organ tubuh.
- Tumpukan limbah anorganik yang tidak dikelola dengan baik dan tidak terpisah dari limbah organik. Hal ini bisa menyebabkan reaksi kimia yang berbahaya dan menghasilkan gas-gas beracun.
Dimana Limbah Anorganik Biasanya Dihasilkan?
Limbah anorganik biasanya dihasilkan oleh berbagai sektor industri dan kegiatan manusia. Beberapa contoh lokasi di mana limbah anorganik sering kali dihasilkan meliputi:
- Pabrik-pabrik dan fasilitas produksi yang menggunakan bahan-bahan kimia dan mineral dalam proses produksi mereka.
- Situs konstruksi yang menghasilkan limbah dari pembongkaran atau pengolahan bahan konstruksi seperti semen, logam, dan batu.
- Sektor pertambangan yang menghasilkan limbah dari pengolahan bijih dan mineral.
- Sekolah, rumah sakit, dan institusi lainnya yang menghasilkan limbah dari penggunaan bahan-bahan kimia dalam kegiatan sehari-hari.
- Rumah tangga yang menghasilkan limbah dari penggunaan bahan-bahan pembersih seperti deterjen dan pestisida.
Bagaimana Mengelola Limbah Anorganik dengan Benar?
Pengelolaan limbah anorganik yang baik sangat penting untuk mencegah pencemaran lingkungan dan menjaga keberlanjutan ekosistem. Beberapa cara mengelola limbah anorganik dengan benar antara lain:
- Mendaur ulang limbah anorganik yang dapat didaur ulang. Beberapa contoh limbah anorganik yang dapat didaur ulang antara lain kertas, plastik, logam, dan kaca. Daur ulang limbah anorganik dapat mengurangi penggunaan sumber daya alam dan mengurangi volume limbah yang masuk ke tempat pembuangan akhir.
- Memanfaatkan limbah anorganik sebagai bahan baku atau energi alternatif. Beberapa limbah anorganik dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi, seperti pembakaran limbah plastik untuk menghasilkan listrik.
- Menggunakan bahan alternatif yang ramah lingkungan. Misalnya, menggantikan bahan kimia berbahaya dengan bahan alami atau ramah lingkungan dalam kegiatan sehari-hari.
Kesimpulan
Limbah anorganik merupakan jenis limbah yang terdiri dari bahan-bahan non-biodegradable atau tidak dapat terurai oleh organisme hidup. Limbah anorganik sering mengandung senyawa berbahaya dan dapat mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Pengelolaan limbah anorganik merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, industri, dan masyarakat. Penting untuk mengelola limbah anorganik dengan benar melalui praktik seperti daur ulang, penggunaan bahan alternatif yang ramah lingkungan, dan pengolahan limbah anorganik menjadi energi alternatif. Dengan mengelola limbah anorganik dengan baik, kita dapat menjaga keberlanjutan lingkungan dan mencegah dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan kehidupan makhluk hidup lainnya.
