Soal dan Pembahasan – Kuis Kihajar STEM 2020 Tahap Intermediate Tingkat
Soal dan Pembahasan

Apa itu Archaebacteria?
Archaebacteria adalah salah satu jenis organisme yang masuk ke dalam kingdom Monera. Organisme ini memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dengan jenis bakteri lainnya serta berperan penting dalam ekosistem alami.
Ciri-Ciri Archaebacteria:
1. Bersifat Prokariotik: Archaebacteria tidak memiliki membran inti atau berkas kromosom sejati dan tidak memiliki organel sel yang kompleks seperti organisme eukariotik.
2. Hidup di Lingkungan Ekstrem: Archaebacteria dapat ditemukan di lingkungan yang tidak dapat dihuni oleh organisme lain, seperti lingkungan air asin, air panas, air asam, dan sebagainya.
3. Memiliki Dinding Sel yang Unik: Archaebacteria memiliki dinding sel yang berbeda dengan bakteri dan eukariota. Dinding selnya terdiri dari protein dan polisakarida yang khas.
Jenis-Jenis Archaebacteria:
1. Archaebacteria Metanogen: Archaebacteria ini hidup dalam kondisi lingkungan tanpa oksigen. Mereka menghasilkan metana sebagai produk sampingan saat metabolisme mereka.
2. Archaebacteria Ekstremofil: Archaebacteria ini dapat hidup di lingkungan ekstrem, seperti suhu ekstrem, keasaman tinggi, atau salinitas tinggi. Contoh dari jenis ini adalah halofil dan termofil.
3. Archaebacteria Non-Ekstremofil: Archaebacteria ini hidup di lingkungan yang tidak terlalu ekstrem, seperti air panas, air asin, tanah, atau perut hewan ruminansia.
Cara Berkembang Biak Archaebacteria:
Archaebacteria berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri atau secara seksual melalui konjugasi.
Contoh Archaebacteria:
1. Archaebacteria Metanogen: Misalnya Methanocaldococcus sp., Methanococcus sp.
2. Archaebacteria Ekstremofil: Misalnya Halobacterium sp., Sulfolobus sp., Dan Thermus sp.
3. Archaebacteria Non-Ekstremofil: Misalnya Methanosarcina sp., Methanobrevibacter sp.
Kesimpulan
Archaebacteria merupakan kelompok organisme unik yang hidup di lingkungan ekstrem dan memiliki peran penting dalam ekosistem alami. Mereka memiliki karakteristik prokariotik, hidup di lingkungan ekstrem, memiliki dinding sel yang unik, dan berkembang biak secara seksual maupun aseksual. Contoh dari archaebacteria antara lain metanogen, ekstremofil, dan non-ekstremofil.
SHELLA : Archaebacteria
SHELLA : Archaebacteria
Apa itu Archaebacteria?
Archaebacteria adalah kelompok organisme yang termasuk dalam kingdom Monera. Organisme ini memiliki ciri-ciri yang unik dan berbeda dengan jenis organisme lainnya. Archaebacteria dapat ditemukan di lingkungan yang ekstrem dan memiliki peran penting dalam ekosistem alam.
Ciri-Ciri Archaebacteria:
1. Bentuk Prokariotik: Archaebacteria memiliki sel yang prokariotik, artinya mereka tidak memiliki membran inti atau organel-organel sel yang kompleks.
2. Hidup di Lingkungan Ekstrem: Archaebacteria dapat hidup di lingkungan yang ekstrem, seperti lingkungan asin, panas, dan asam.
3. Dinding Sel yang Unik: Archaebacteria memiliki dinding sel yang unik dan berbeda dengan dinding sel bakteri dan eukariota. Dinding sel archaebacteria terdiri dari protein dan polisakarida.
Jenis-Jenis Archaebacteria:
1. Archaebacteria Metanogen: Archaebacteria metanogen dapat hidup di lingkungan tanpa oksigen dan menghasilkan metana sebagai produk sampingan dari metabolisme mereka.
2. Archaebacteria Ekstremofil: Archaebacteria ekstremofil dapat hidup di lingkungan yang ekstrem, seperti suhu ekstrem, keasaman tinggi, dan salinitas tinggi. Contoh dari archaebacteria ini adalah halofil dan termofil.
3. Archaebacteria Non-Ekstremofil: Archaebacteria non-ekstremofil hidup di lingkungan yang tidak terlalu ekstrem, seperti air panas, air asin, dan tanah.
Cara Berkembang Biak Archaebacteria:
Archaebacteria dapat berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri atau secara seksual melalui konjugasi.
Contoh Archaebacteria:
1. Archaebacteria Metanogen: Misalnya Methanocaldococcus sp., Methanococcus sp.
2. Archaebacteria Ekstremofil: Misalnya Halobacterium sp., Sulfolobus sp., Thermus sp.
3. Archaebacteria Non-Ekstremofil: Misalnya Methanosarcina sp., Methanobrevibacter sp.
Kesimpulan
Archaebacteria merupakan kelompok organisme yang unik dan hidup di lingkungan ekstrem. Mereka memiliki struktur sel prokariotik, hidup di lingkungan yang ekstrem, dan memiliki dinding sel yang unik. Archaebacteria berkembang biak secara aseksual maupun seksual dan dapat ditemukan dalam berbagai jenis, seperti metanogen, ekstremofil, dan non-ekstremofil.
A R C H A E B A C T E R I A
A R C H A E B A C T E R I A

Apa itu Archaebacteria?
Archaebacteria adalah kelompok organisme yang masuk ke dalam kingdom Monera. Organisme ini memiliki ciri-ciri yang unik dan berbeda dengan jenis organisme lainnya. Archaebacteria dapat ditemukan di lingkungan yang ekstrem dan berperan penting dalam ekosistem alam.
Ciri-Ciri Archaebacteria:
1. Bentuk Prokariotik: Archaebacteria memiliki struktur sel prokariotik, artinya mereka tidak memiliki membran inti atau organel-organel sel yang kompleks.
2. Hidup di Lingkungan Ekstrem: Archaebacteria dapat hidup di lingkungan yang ekstrem, seperti lingkungan asam, panas, dan asin.
3. Dinding Sel yang Unik: Archaebacteria memiliki dinding sel yang unik dan berbeda dengan dinding sel bakteri dan eukariota. Dinding sel archaebacteria terdiri dari protein dan polisakarida.
Jenis-Jenis Archaebacteria:
1. Archaebacteria Metanogen: Archaebacteria metanogen hidup di lingkungan tanpa oksigen dan menghasilkan metana sebagai produk sampingan metabolisme mereka.
2. Archaebacteria Ekstremofil: Archaebacteria ekstremofil dapat hidup di lingkungan yang ekstrem, seperti suhu ekstrem, keasaman tinggi, dan salinitas tinggi. Contoh dari archaebacteria ini adalah halofil dan termofil.
3. Archaebacteria Non-Ekstremofil: Archaebacteria non-ekstremofil hidup di lingkungan yang tidak terlalu ekstrem, seperti air panas, air asin, dan tanah.
Cara Berkembang Biak Archaebacteria:
Archaebacteria dapat berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri atau secara seksual melalui konjugasi.
Contoh Archaebacteria:
1. Archaebacteria Metanogen: Misalnya Methanocaldococcus sp., Methanococcus sp.
2. Archaebacteria Ekstremofil: Misalnya Halobacterium sp., Sulfolobus sp., Thermus sp.
3. Archaebacteria Non-Ekstremofil: Misalnya Methanosarcina sp., Methanobrevibacter sp.
Kesimpulan
Archaebacteria merupakan kelompok organisme unik yang hidup di lingkungan ekstrem dan memiliki peran penting dalam ekosistem alam. Mereka memiliki struktur sel prokariotik, hidup di lingkungan ekstrem, dan memiliki dinding sel yang unik. Archaebacteria berkembang biak secara aseksual maupun seksual dan dapat ditemukan dalam berbagai jenis, seperti metanogen, ekstremofil, dan non-ekstremofil.
Manfaat Bakteri Halofil untuk Fotosintesis
Manfaat Bakteri Halofil untuk Fotosintesis

Apa itu Bakteri Halofil?
Bakteri halofil adalah jenis bakteri yang dapat hidup di lingkungan dengan konsentrasi garam yang tinggi, seperti air asin atau danau dengan kadar garam yang tinggi.
Manfaat Bakteri Halofil untuk Fotosintesis:
Bakteri halofil memiliki peran penting dalam proses fotosintesis. Proses ini merupakan kunci dalam siklus energi di dunia, dimana sinar matahari diubah menjadi energi kimia. Beberapa manfaat utama dari bakteri halofil dalam fotosintesis adalah:
1. Produksi Oksigen: Bakteri halofil dapat menghasilkan oksigen sebagai hasil dari proses fotosintesis. Oksigen ini penting bagi kehidupan organisme lain di lingkungan tersebut.
2. Produksi Energi: Bakteri halofil mengubah sinar matahari menjadi energi kimia melalui proses fotosintesis. Energi ini dapat digunakan oleh bakteri halofil untuk mempertahankan kehidupan mereka di lingkungan yang ekstrem.
3. Kontribusi terhadap Siklus Karbon: Bakteri halofil juga berperan dalam siklus karbon di lingkungan. Mereka dapat mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat melalui proses fotosintesis.
Kesimpulan
Bakteri halofil memiliki peran yang penting dalam proses fotosintesis dan ekosistem alam. Mereka dapat menghasilkan oksigen, energi, dan berperan dalam siklus karbon. Dalam lingkungan yang ekstrem, bakteri halofil dapat bertahan hidup dan berkontribusi dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
