Arti Deviasi adalah : Macam, Faktor dan Contoh
Deviasi adalah istilah yang sering digunakan dalam banyak bidang penelitian dan praktek. Secara umum, deviasi dapat diartikan sebagai perbedaan antara nilai yang sebenarnya dengan nilai standar atau rata-rata yang diharapkan. Deviasi memiliki beberapa macam, faktor penyebab, serta contoh-contoh penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Macam-macam Deviasi
Secara umum, deviasi dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu deviasi positif, deviasi negatif, deviasi absolut, dan deviasi relatif.
1. Deviasi Positif
Deviasi positif terjadi ketika sebuah nilai atau data memiliki nilai yang lebih tinggi dari nilai standar atau rata-rata yang diharapkan. Deviasi positif seringkali dianggap sebagai suatu indikasi bahwa suatu hal memiliki kualitas yang lebih unggul atau melebihi harapan. Contohnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:
URL Gambar : https://www.freedomsiana.id/wp-content/uploads/2021/03/arti-deviasi-1024×576.jpeg

Pada gambar di atas, terlihat bahwa data berada di atas nilai rata-rata atau standar yang diharapkan. Hal ini menunjukkan adanya deviasi positif.
2. Deviasi Negatif
Sebaliknya, deviasi negatif terjadi ketika sebuah nilai atau data memiliki nilai yang lebih rendah dari nilai standar atau rata-rata yang diharapkan. Deviasi negatif seringkali dianggap sebagai suatu indikasi bahwa suatu hal memiliki kualitas yang lebih rendah atau di bawah harapan. Contohnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:
URL Gambar : https://kbbi.portal.id/wp-content/uploads/2020/03/deviasi-sekat.jpg

Pada gambar di atas, terlihat bahwa data berada di bawah nilai rata-rata atau standar yang diharapkan. Hal ini menunjukkan adanya deviasi negatif.
3. Deviasi Absolut
Deviasi absolut adalah perbedaan antara nilai sebenarnya dengan nilai rata-rata tanpa memperhatikan apakah nilai tersebut lebih rendah atau lebih tinggi dari standar. Deviasi absolut dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Deviasi Absolut = Nilai Sebenarnya – Nilai Rata-rata
Contohnya, kita memiliki data sebagai berikut: 5, 7, 9, 11, 13. Jika kita ingin mencari nilai deviasi absolut dari setiap data tersebut terhadap rata-rata, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Menjumlahkan semua data: 5 + 7 + 9 + 11 + 13 = 45
2. Mencari rata-rata: 45 / 5 = 9
3. Mengurangkan tiap data dengan rata-rata: (5-9), (7-9), (9-9), (11-9), (13-9)
4. Menghitung deviasi absolut: 4, 2, 0, 2, 4
4. Deviasi Relatif
Deviasi relatif adalah perbedaan antara nilai sebenarnya dengan nilai rata-rata, kemudian hasilnya dibagi dengan nilai rata-rata dan dikalikan 100%. Deviasi relatif berguna untuk membantu kita membandingkan sejauh mana sebuah data berdeviasi dari rata-rata. Rumus deviasi relatif adalah sebagai berikut:
Deviasi Relatif = ((Nilai Sebenarnya – Nilai Rata-rata) / Nilai Rata-rata) x 100%
Contohnya, kita memiliki data sebagai berikut: 5, 7, 9, 11, 13. Jika kita ingin mencari nilai deviasi relatif dari setiap data tersebut terhadap rata-rata, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Menjumlahkan semua data: 5 + 7 + 9 + 11 + 13 = 45
2. Mencari rata-rata: 45 / 5 = 9
3. Mengurangkan tiap data dengan rata-rata: (5-9), (7-9), (9-9), (11-9), (13-9)
4. Membagi hasil pengurangan dengan rata-rata: (5-9)/9, (7-9)/9, (9-9)/9, (11-9)/9, (13-9)/9
5. Mengalikan hasil pembagian dengan 100%: ((5-9)/9) x 100%, ((7-9)/9) x 100%, ((9-9)/9) x 100%, ((11-9)/9) x 100%, ((13-9)/9) x 100%
6. Menghitung deviasi relatif: -44.44%, -22.22%, 0%, 22.22%, 44.44%
Faktor Penyebab Deviasi
Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya deviasi. Beberapa faktor tersebut antara lain:
1. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dapat menjadi penyebab terjadinya deviasi pada suatu populasi atau kelompok. Misalnya, jika terdapat suatu kelompok yang hidup di daerah dengan banyak polusi udara, maka kemungkinan besar munculnya penyakit pernafasan pada kelompok tersebut akan lebih tinggi daripada kelompok yang hidup di daerah yang bersih. Deviasi dapat terjadi ketika terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok yang terpapar polusi tinggi dengan kelompok yang terpapar polusi rendah.
2. Faktor Genetik
Faktor genetik juga dapat mempengaruhi terjadinya deviasi pada individu atau kelompok tertentu. Misalnya, jika terdapat keluarga yang memiliki riwayat penyakit jantung, maka kemungkinan anggota keluarga lainnya juga akan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami penyakit tersebut. Deviasi dapat terjadi ketika ada perbedaan yang signifikan antara anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit jantung dengan anggota keluarga yang tidak memiliki riwayat penyakit tersebut.
3. Faktor Sosial dan Ekonomi
Faktor sosial dan ekonomi juga dapat mempengaruhi terjadinya deviasi dalam suatu populasi atau kelompok. Misalnya, jika terdapat kelompok masyarakat yang hidup di daerah yang kurang berkembang dan memiliki akses terbatas terhadap pendidikan, maka kemungkinan besar anggota kelompok tersebut akan memiliki tingkat pendidikan yang rendah dibandingkan dengan kelompok masyarakat yang hidup di daerah yang lebih maju. Deviasi dapat terjadi ketika terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok yang memiliki tingkat pendidikan rendah dengan kelompok yang memiliki tingkat pendidikan tinggi.
4. Faktor Individu
Faktor individu juga dapat menjadi penyebab terjadinya deviasi. Setiap individu memiliki karakteristik dan kondisi yang unik yang mempengaruhi kemungkinan terjadinya deviasi pada dirinya sendiri. Misalnya, seseorang yang memiliki kebiasaan merokok memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami penyakit paru-paru dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Deviasi dapat terjadi ketika terdapat perbedaan yang signifikan antara individu yang memiliki kebiasaan merokok dan individu yang tidak memiliki kebiasaan tersebut.
Apa Itu Deviasi?
Deviasi adalah perbedaan atau selisih antara nilai yang sebenarnya dengan nilai standar atau rata-rata yang diharapkan. Deviasi dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu data atau nilai berbeda dari yang diharapkan atau yang menjadi acuan. Deviasi sering digunakan dalam berbagai bidang, seperti statistika, ekonomi, sosiologi, dan banyak lagi. Dalam statistika, deviasi digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu data berbeda dari mean atau rata-ratanya. Deviasi dapat bersifat positif atau negatif tergantung pada apakah data tersebut lebih tinggi atau lebih rendah dari rata-rata.
Deviasi dapat dihitung menggunakan rumus sederhana, yaitu dengan mengurangkan nilai sebenarnya dengan nilai rata-rata. Hasil dari pengurangan tersebut menunjukkan seberapa jauh suatu data berbeda dari rata-rata. Jika hasil pengurangan tersebut positif, maka deviasi adalah deviasi positif yang menunjukkan bahwa data tersebut lebih tinggi dari rata-rata. Sebaliknya, jika hasil pengurangan tersebut negatif, maka deviasi adalah deviasi negatif yang menunjukkan bahwa data tersebut lebih rendah dari rata-rata.
Deviasi dapat digunakan untuk membuat perbandingan antara data dengan standar atau rata-rata yang diharapkan. Dalam konteks ini, deviasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu data atau nilai berada di luar standar atau rata-rata yang diharapkan. Deviasi dapat menunjukkan apakah suatu data memiliki kualitas yang lebih baik atau lebih buruk daripada yang diharapkan. Dalam prakteknya, deviasi sering digunakan dalam analisis statistik, analisis risiko, dan evaluasi kualitas produk atau layanan.
Siapa yang Membutuhkan Deviasi?
Deviasi diperlukan oleh berbagai pihak dalam berbagai bidang. Beberapa pihak yang membutuhkan deviasi antara lain:
1. Peneliti
Deviasi sangat penting dalam bidang penelitian karena deviasi dapat membantu peneliti untuk mengukur sejauh mana data atau variabel berdeviasi dari yang diharapkan. Deviasi memungkinkan peneliti untuk membuat perbandingan antara data dengan standar yang diharapkan, sehingga peneliti dapat mengetahui apakah data tersebut lebih baik atau lebih buruk dari yang diharapkan. Deviasi juga dapat membantu peneliti untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab deviasi, sehingga peneliti dapat membuat kesimpulan dan rekomendasi yang lebih akurat.
2. Ekonom
Deviasi juga sangat penting dalam bidang ekonomi. Deviasi dapat membantu ekonom untuk mengukur sejauh mana perubahan dalam data ekonomi berbeda dari yang diharapkan. Deviasi dalam data ekonomi dapat memberikan indikasi tentang kinerja perekonomian, inflasi, tingkat produksi, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi perekonomian suatu negara. Deviasi juga dapat membantu ekonom untuk membuat keputusan yang lebih baik dalam mengelola kebijakan ekonomi dan perencanaan pembangunan.
3. Manajer
Deviasi juga diperlukan oleh manajer dalam mengelola perusahaan atau organisasi. Deviasi dapat membantu manajer dalam melacak kinerja karyawan, membandingkan kinerja proyek dengan target yang ditetapkan, dan mengidentifikasi permasalahan yang mungkin terjadi dalam proses produksi atau operasional. Deviasi juga dapat membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik dalam mengalokasikan sumber daya, mengatur ulang tujuan dan strategi, serta mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah dilakukan.
4. Pelanggan
Deviasi juga penting bagi pelanggan dalam membantu mereka memilih produk atau layanan yang sesuai dengan harapan mereka. Pelanggan dapat menggunakan deviasi untuk membandingkan kualitas produk atau layanan dari berbagai merek atau penyedia. Deviasi dapat memberikan indikasi tentang seberapa baik suatu produk atau layanan dibandingkan dengan standar atau rata-rata yang diharapkan oleh pelanggan. Pelanggan dapat menggunakan data deviasi untuk membuat keputusan yang lebih baik dalam memilih produk atau layanan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka.
Bagaimana Cara Menghitung Deviasi?
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung deviasi, tergantung pada data atau variabel yang akan dihitung. Berikut adalah dua metode yang umum digunakan untuk menghitung deviasi yaitu deviasi rata-rata dan deviasi baku.
1. Deviasi Rata-rata
Metode ini digunakan untuk menghitung deviasi dari sejumlah data dengan menggunakan rata-rata sebagai acuan. Langkah-langkah untuk menghitung deviasi rata-rata sebagai berikut:
1. Jumlahkan semua data.
2. Bagi hasil penjumlahan dengan jumlah data untuk mendapatkan rata-rata.
3. Mengurangkan setiap data dengan rata-rata untuk mendapatkan selisih.
4. Jumlahkan kuadrat dari selisih tersebut.
5. Bagi hasil penjumlahan kuadrat dengan jumlah data.
6. Akar kuadratkan hasil bagi tersebut untuk mendapatkan deviasi rata-rata.
2. Deviasi Baku
Metode ini digunakan untuk menghitung deviasi dari sejumlah data dengan menggunakan rata-rata sebagai acuan, tetapi dengan memiliki langkah-langkah perhitungan yang lebih sederhana. Langkah-langkah untuk menghitung deviasi baku sebagai berikut:
1. Mengkuadratkan masing-masing data.
2. Jumlahkan semua hasil kuadrat tersebut.
3. Bagi hasil penjumlahan dengan jumlah data.
4. Akar kuadratkan hasil bagi tersebut untuk mendapatkan deviasi baku.
Menghitung deviasi dengan metode yang benar dapat membantu kita mendapatkan hasil yang lebih akurat. Dalam hal ini, deviasi rata-rata lebih umum digunakan karena dapat memberikan informasi yang lebih lengkap tentang selisih data dengan rata-rata.
Contoh Penerapan Deviasi dalam Kehidupan Sehari-Hari
Deviasi dapat ditemukan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Beberapa contoh penerapan deviasi dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
1. Kualitas Produk
Deviasi dapat digunakan untuk mengukur kualitas suatu produk. Misalnya, jika kita ingin membeli sebuah telepon genggam, kita dapat membandingkan deviasi kualitas antara merek A dengan merek
