Penyakit OCD bisa dialami oleh siapa saja, tidak terkecuali kita. OCD atau Obsessive-Compulsive Disorder merupakan gangguan mental yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan tindakan yang berulang-ulang, baik itu secara fisik atau mental. Tindakan yang dilakukan tersebut biasanya dilakukan untuk mengurangi kecemasan dan rasa takut yang dialami penderitanya.
Gejala dari OCD meliputi obsesi, yaitu pikiran atau impuls yang berulang dan sulit untuk dikendalikan, seperti pikiran tentang kematian atau kecacatan yang terus muncul di benak seseorang. Kemudian, tindakan kompulsif yang biasanya dilakukan untuk meredakan obsesi yang dialami, seperti mencuci tangan berkali-kali atau mengecek pintu yang terkunci berkali-kali meski sebenarnya sudah dipastikan terkunci dengan baik.
Mengenal lebih dalam apa itu penyakit OCD, akan membantu kita dalam mengenali gejala yang muncul dan memberikan penanganan yang tepat agar gejala bisa dikendalikan. Berikut adalah dampak yang bisa terjadi akibat OCD yang tidak ditangani dengan baik.
Dampak dari OCD sendiri bisa berpengaruh pada kualitas hidup seorang penderitanya. Contohnya, rasa takut yang berlebihan dan pengendalian diri yang sulit dapat mengganggu hubungan sosial dan pekerjaan seseorang. Selain itu, juga bisa membuat penderitanya menghindari kegiatan penting karena merasa tidak sanggup melakukannya karena berulang kali terganggu oleh obsesi dan tindakan kompulsifnya.
Kegunaan mengetahui tentang OCD sangatlah penting, karena pengenalan dini dan pengobatan pada gejala awal bisa membantu mengurangi dampak yang timbul akibat gangguan mental ini. Cara terbaik untuk mengobati OCD adalah dengan memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan terapi yang sesuai.
Jika Anda mencurigai diri Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami OCD, maka langkah yang tepat adalah mendapatkan bantuan secepat mungkin. Berikut adalah daftar beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi OCD.
1. Obat-obatan – Beberapa obat-obatan telah terbukti efektif dalam meredakan gejala OCD, seperti serotonin reuptake inhibitors (SSRI).
2. Terapi perilaku kognitif – Terapi jenis ini memberikan panduan bagaimana mengatasi obsesi dan tindakan kompulsif melalui pengajaran teknik kognitif dan perilaku.
3. Terapi eksposur dan respons-preventif – Teknik ini melibatkan konfrontasi terhadap obsesi dan tindakan kompulsif, serta memberikan solusi alternatif dan menghindari penghindaran.
4. Terapi keluarga – Terapi jenis ini melibatkan keluarga dalam membantu pasien mengatasi gangguan mental yang dialaminya, seperti OCD.
Meskipun OCD bisa memberikan dampak yang besar pada kualitas hidup seseorang, namun kondisi tersebut bisa dikendalikan dengan baik dengan terapi yang tepat. Perlu diingat bahwa setiap orang memiliki keunikan dan kebutuhan yang berbeda-beda sehingga terapi yang diberikan juga akan bervariasi.
Merk-merek obat dan pengobatan untuk OCD pun bervariasi tergantung pada kebutuhan dan pengaruh yang dihasilkan pada individu. Untuk itu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan pengobatan yang tepat.
Harga pengobatan untuk OCD pun bervariasi, tergantung pada merk dan dosis obat yang diperlukan. Namun, hal terpenting bukanlah harga dari pengobatan yang digunakan, namun hasil yang bisa dicapai setelah pengobatan selama jangka waktu yang ditentukan.
Dalam pengobatan OCD, kelebihan yang bisa didapatkan adalah kemampuan untuk mengatasi gejala OCD dengan cara yang tepat sehingga kualitas hidup seseorang meningkat. Selain itu, bisa membantu seseorang untuk memperoleh kemampuan mengendalikan rasa takut dan kecemasan yang dialami.
Namun, selain memiliki kelebihan, pengobatan OCD juga memiliki kekurangan. Misalnya, pengobatan yang digunakan bisa menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan seperti sakit kepala, mual, dan kelelahan pada pasien.
Dalam menangani OCD, penting untuk selalu mendampingi pasien dan memberikan dukungan secara terus-menerus. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami OCD, jangan ragu untuk mencari bantuan dari dokter atau keluarga terdekat.
OCD bukanlah sesuatu yang harus ditakuti, namun lebih pada bagaimana mengenali gejalanya dan memberikan penanganan yang tepat. Semoga artikel ini bisa membantu menambah pengetahuan Anda tentang penyakit OCD dan mengurangi stigma terhadap gangguan mental.

