Golongan Obat Antibiotik yang Perlu Diketahui

Antibiotik merupakan jenis obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri pada tubuh. Infeksi bakteri dapat menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari infeksi saluran pernapasan hingga infeksi kulit. Perlu diketahui bahwa tidak semua penyakit bisa diatasi dengan antibiotik, melainkan hanya infeksi bakteri tertentu saja.
Berikut ini adalah 13 golongan obat antibiotik yang perlu diketahui:
1. Penisilin

Penisilin adalah golongan antibiotik yang paling sering digunakan dan memiliki spektrum luas untuk mengatasi infeksi bakteri gram positif. Obat ini bekerja dengan menghancurkan dinding sel bakteri, sehingga menyebabkan kematian bakteri. Beberapa contoh penisilin yang sering digunakan antara lain amoksisilin dan ampisilin.
Apa itu penisilin?
Penisilin adalah salah satu jenis antibiotik yang paling umum digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri. Obat ini bekerja dengan menghancurkan dinding sel bakteri, sehingga menyebabkan kematian bakteri. Penisilin termasuk dalam golongan beta-laktam, yang berarti obat ini mengandung cincin beta-laktam dalam strukturnya.
Ciri-ciri penisilin:
- Termasuk antibiotik spektrum luas yang efektif untuk mengatasi infeksi bakteri gram positif.
- Tidak efektif untuk mengatasi infeksi bakteri gram negatif.
- Sering digunakan dalam pengobatan infeksi saluran pernapasan, infeksi kulit, dan infeksi saluran kemih.
- Dapat diberikan dalam bentuk tablet, kapsul, sirup, atau suntikan.
Klasifikasi penisilin:
Penisilin dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan sifat-sifat kimia dan kerja obat tersebut. Beberapa kelompok penisilin yang sering digunakan antara lain:
- Penisilin alami: Contohnya penisilin G dan penisilin V.
- Penisilin semisintetik: Contohnya amoksisilin, ampisilin, amoksisilin klavulanat, dan ampisilin sulbaktam.
- Penisilin sintetik: Contohnya karboksipenisilin dan tikarcilin.
Jenis penisilin:
Ada banyak jenis penisilin yang sering digunakan dalam pengobatan infeksi bakteri. Beberapa jenis penisilin yang sering digunakan antara lain:
- Amoksisilin: Jenis penisilin ini sering digunakan untuk mengatasi infeksi saluran pernapasan, infeksi kulit, dan infeksi saluran kemih.
- Ampisilin: Jenis penisilin ini sering digunakan untuk mengatasi infeksi saluran pernapasan, infeksi kulit, dan infeksi saluran kemih. Ampisilin juga efektif untuk mengatasi infeksi gonore.
Cara berkembang biak penisilin:
Penisilin dapat berkembang biak dengan dua cara, yaitu melalui pembelahan sel secara langsung dan melalui replikasi genetik. Pembelahan sel secara langsung terjadi saat sel bakteri membelah menjadi dua sel anak yang identik. Sedangkan replikasi genetik terjadi saat bakteri menggandakan materi genetiknya dan kemudian membaginya ke dalam dua sel anak yang identik.
Contoh penggunaan penisilin:
Beberapa contoh penggunaan penisilin dalam pengobatan infeksi bakteri adalah sebagai berikut:
- Amoksisilin digunakan untuk mengatasi infeksi saluran pernapasan, infeksi kulit, dan infeksi saluran kemih.
- Ampisilin digunakan untuk mengatasi infeksi saluran pernapasan, infeksi kulit, infeksi saluran kemih, dan infeksi gonore.
Kesimpulan:
Penisilin adalah salah satu jenis antibiotik yang paling umum digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri. Obat ini bekerja dengan menghancurkan dinding sel bakteri, sehingga menyebabkan kematian bakteri. Penisilin termasuk dalam golongan beta-laktam, yang berarti obat ini mengandung cincin beta-laktam dalam strukturnya. Penisilin memiliki spektrum luas untuk mengatasi infeksi bakteri gram positif, namun tidak efektif untuk mengatasi infeksi bakteri gram negatif. Beberapa contoh penisilin yang sering digunakan antara lain amoksisilin dan ampisilin.
2. Sulfonamid

Sulfonamid adalah golongan antibiotik yang bekerja dengan menghambat pertumbuhan bakteri. Obat ini bekerja dengan menghambat sintesis asam folat pada bakteri, sehingga menyebabkan kematian bakteri. Beberapa contoh sulfonamid yang sering digunakan antara lain sulfametoksazol dan trimetoprim-sulfametoksazol.
Apa itu sulfonamid?
Sulfonamid adalah salah satu jenis antibiotik yang bekerja dengan menghambat pertumbuhan bakteri. Obat ini bekerja dengan menghambat sintesis asam folat pada bakteri, sehingga menyebabkan kematian bakteri. Sulfonamid termasuk dalam golongan obat antimikroba, yang berarti obat ini dapat mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit.
Ciri-ciri sulfonamid:
- Menghambat pertumbuhan bakteri dengan menghambat sintesis asam folat pada bakteri.
- Sering digunakan dalam pengobatan infeksi saluran kemih dan infeksi saluran pernapasan.
- Dapat diberikan dalam bentuk tablet, kapsul, sirup, atau suntikan.
Klasifikasi sulfonamid:
Sulfonamid dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan sifat-sifat kimia dan kerja obat tersebut. Beberapa kelompok sulfonamid yang sering digunakan antara lain:
- Sulfametoksazol: Jenis sulfonamid ini sering digunakan untuk mengatasi infeksi saluran kemih dan infeksi saluran pernapasan.
- Trimetoprim-sulfametoksazol: Jenis sulfonamid ini sering digunakan untuk mengatasi infeksi saluran kemih dan infeksi saluran pernapasan.
Jenis sulfonamid:
Ada banyak jenis sulfonamid yang sering digunakan dalam pengobatan infeksi bakteri. Beberapa jenis sulfonamid yang sering digunakan antara lain:
- Sulfametoksazol: Jenis sulfonamid ini sering digunakan untuk mengatasi infeksi saluran kemih dan infeksi saluran pernapasan.
- Trimetoprim-sulfametoksazol: Jenis sulfonamid ini sering digunakan untuk mengatasi infeksi saluran kemih dan infeksi saluran pernapasan.
Cara berkembang biak sulfonamid:
Sulfonamid dapat berkembang biak dengan dua cara, yaitu melalui pembelahan sel secara langsung dan melalui replikasi genetik. Pembelahan sel secara langsung terjadi saat sel bakteri membelah menjadi dua sel anak yang identik. Sedangkan replikasi genetik terjadi saat bakteri menggandakan materi genetiknya dan kemudian membaginya ke dalam dua sel anak yang identik.
Contoh penggunaan sulfonamid:
Beberapa contoh penggunaan sulfonamid dalam pengobatan infeksi bakteri adalah sebagai berikut:
- Sulfametoksazol digunakan untuk mengatasi infeksi saluran kemih dan infeksi saluran pernapasan.
- Trimetoprim-sulfametoksazol digunakan untuk mengatasi infeksi saluran kemih dan infeksi saluran pernapasan.
Kesimpulan:
Sulfonamid adalah salah satu jenis antibiotik yang bekerja dengan menghambat pertumbuhan bakteri. Obat ini bekerja dengan menghambat sintesis asam folat pada bakteri, sehingga menyebabkan kematian bakteri. Sulfonamid termasuk dalam golongan obat antimikroba, yang berarti obat ini dapat mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit. Beberapa contoh sulfonamid yang sering digunakan antara lain sulfametoksazol dan trimetoprim-sulfametoksazol.
3. Makrolida

Makrolida adalah golongan antibiotik yang bekerja dengan menghentikan produksi protein dalam sel bakteri. Obat ini menghambat ribosom bakteri untuk menghasilkan protein, sehingga menyebabkan kematian bakteri. Beberapa contoh makrolida yang sering digunakan antara lain eritromisin dan azitromisin.
Apa itu makrolida?
Makrolida adalah salah satu jenis antibiotik yang bekerja dengan menghentikan produksi protein dalam sel bakteri. Obat ini menghambat ribosom bakteri untuk menghasilkan protein, sehingga menyebabkan kematian bakteri. Makrolida termasuk dalam golongan antibiotik bakteriostatik, yang berarti obat ini mampu menghentikan pertumbuhan bakteri namun tidak menyebabkan kematian bakteri.
Ciri-ciri makrolida:
- Menghentikan produksi protein dalam sel bakteri dengan menghambat ribosom bakteri.
- Sering digunakan dalam pengobatan infeksi saluran pernapasan, infeksi kulit, dan infeksi saluran kemih.
- Dapat diberikan dalam bentuk tablet, kapsul, sirup, atau suntikan.
Klasifikasi makrolida:
Makrolida dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan sifat-sifat kimia dan kerja obat tersebut. Beberapa kelompok makrolida yang sering digunakan antara lain:
- Eritromisin: Jenis makrolida ini sering digunakan untuk mengatasi infeksi saluran pernapasan, infeksi kulit, dan infeksi saluran kemih.
- Azitromisin: Jenis makrolida ini sering digunakan untuk mengatasi infeksi saluran pernapasan, infeksi kulit, dan infeksi saluran kemih.
Jenis makrolida:
Ada banyak jenis makrolida yang sering digunakan dalam pengobatan infeksi bakteri. Beberapa jenis makrolida yang sering digunakan antara lain:
- Eritromisin: Jenis makrolida ini sering digunakan untuk mengatasi infeksi saluran pernapasan, infeksi kulit, dan infeksi saluran kemih.
- Azitromisin: Jenis makrolida ini sering digunakan untuk mengatasi infeksi saluran pernapasan, infeksi kulit, dan infeksi saluran kemih.
Cara berkembang biak makrolida:
Makrolida dapat berkembang biak dengan dua cara, yaitu melalui pembelahan sel secara langsung dan melalui replikasi genetik. Pembelahan sel secara langsung terjadi saat sel bakteri membelah menjadi dua sel anak yang identik. Sedangkan replikasi genetik terjadi saat bakteri menggandakan materi genetiknya dan kemudian membaginya ke dalam dua sel anak yang identik.
Contoh penggunaan makrolida:
Beberapa contoh penggunaan makrolida dalam pengobatan infeksi bakteri adalah sebagai berikut:
- Eritromisin digunakan untuk mengatasi infeksi saluran pernapasan, infeksi kulit, dan infeksi saluran kemih.
- Azitromisin digunakan untuk mengatasi infeksi saluran pernapasan, infeksi kulit, dan infeksi saluran kemih.
Kesimpulan:
Makrolida adalah salah satu jenis antibiotik yang bekerja dengan menghentikan produksi protein dalam sel bakteri. Obat ini menghambat ribosom bakteri untuk menghasilkan protein, sehingga menyebabkan kematian bakteri. Makrolida termasuk dalam golongan antibiotik bakteriostatik, yang berarti obat ini mampu menghentikan pertumbuhan bakteri namun tidak menyebabkan kematian bakteri. Beberapa contoh makrolida yang sering digunakan antara lain eritromisin dan azitromisin.
4. Aminoglikosida

Aminoglikosida adalah golongan antibiotik yang bekerja dengan menghancurkan ribosom bakteri, sehingga menghentikan produksi protein dalam sel bakteri. Obat ini bekerja dengan cara mengikat ribosom bakteri dan mengganggu proses sintesis protein, sehingga menyebabkan kematian bakteri. Beberapa contoh aminoglikosida yang sering digunakan antara lain gentamisin dan streptomisin.
Apa itu aminoglikosida?
