Aksara Jawa Pasangan Dan Sandhangan

Aksara Jawa: Keindahan Tulisan Tradisional Nusantara

Aksara Jawa dan Pasangannya

Aksara Jawa

Aksara Jawa adalah sistem penulisan kuno yang berasal dari Pulau Jawa, Indonesia. Dikembangkan sejak abad ke-5 Masehi, aksara ini memiliki keunikan dan keindahan tersendiri dalam penyusunan huruf-hurufnya. Dalam bahasa Jawa, sistem penulisan ini dikenal sebagai “hanacaraka”.

Aksara Jawa terdiri dari pasangan-pasangan yang disebut “swara”, “sandhangan”, “rekan”, dan “murdha”. Swara adalah huruf dasar yang melambangkan bunyi vokal atau suara. Sandhangan adalah penulisannya yang terkadang berbeda jika digunakan setelah huruf konsonan tertentu. Rekan adalah konsonan pekat yang biasanya berpasangan dengan huruf vokal. Murdha adalah huruf konsonan yang tidak memiliki pasangan dengan huruf vokal.

Berikut adalah contoh aksara Jawa beserta pasangannya:

1. Swara

Swara

Pada aksara Jawa, terdapat 20 huruf swara yang melambangkan bunyi vokal. Huruf-huruf swara tersebut adalah:

  • a
  • i
  • u
  • e
  • o
  • é
  • è
  • ĕ
  • ŏ
  • ì
  • é
  • ĕ
  • ŏ
  • ŭ
  • ö
  • è
  • ĕ
  • ŏ
  • ö
  • ì

Setiap huruf swara memiliki pasangan atau sandhangan khusus yang digunakan ketika ditemui setelah konsonan tertentu.

2. Sandhangan

Sandhangan

Dalam aksara Jawa, terdapat beberapa sandhangan yang mengubah bentuk penulisan huruf konsonan ketika diikuti oleh huruf swara tertentu. Sandhangan ini digunakan untuk menghasilkan bunyi konsonan-konsonan tertentu yang tidak terdapat dalam abjad Indonesia standar. Beberapa contoh sandhangan yang umum digunakan adalah:

  • Kenceng (“ng”)
    Sandhangan ini biasanya digunakan setelah konsonan “k” dalam penulisan kata-kata tertentu. Contohnya adalah “kang” (yang), “mang” (di), atau “ngangeni” (mengenai).
  • Pangkon (“r”)
    Sandhangan ini digunakan setelah konsonan “p” dalam penulisan kata-kata tertentu. Contohnya adalah “prapti” (sifat), “praja” (rakyat), atau “prabu” (raja).
  • Pepet (“p”)
    Sandhangan ini digunakan setelah konsonan “t” dalam penulisan kata-kata tertentu. Contohnya adalah “tentrem” (tenang), “tamtu” (tempat), atau “pati” (mati).

Penulisan sandhangan ini memberikan keleluasaan dalam penggunaan bahasa Jawa dan membuatnya lebih khas dan kaya akan variasi suara.

3. Rekan

Rekan adalah huruf konsonan pekat yang lazimnya digunakan sebagai pasangan dengan huruf vokal. Huruf-huruf rekan pada aksara Jawa adalah:

  • k
  • ng
  • p
  • r
  • s
  • t
  • w
  • l
  • d
  • j
  • y
  • n
  • m
  • b
  • th
  • dh
  • gh
  • ny
  • sy
  • th

<... (Continued)