Tentang Mubazir dan Pedoman Hidup dalam Islam
Dalil dan Hadits tentang Mubazir sebagai Pedoman Hidup Umat Islam

Apa itu Mubazir?
Mubazir adalah salah satu istilah dalam Islam yang mengandung arti pemborosan, penyia-nyiaan, atau penghamburan. Sesuai dengan pengertian tersebut, mubazir dalam Islam sangat dilarang karena bertentangan dengan nilai-nilai kebijakan ekonomi dan tata kelola alam yang berkelanjutan dalam Islam.
Makna Mubazir dalam Islam
Secara etimologi, mubazir berasal dari kata bahasa Arab yang berarti “mengembun”, “menghambur-hamburkan”, atau “memboroskan”. Mubazir mengacu pada seseorang atau suatu tindakan yang melakukan pemborosan atau penghamburan, baik dalam pengeluaran fisik maupun non-fisik, seperti waktu, energi, uang, dan sumber daya lainnya.
Penjelasan tentang Mubazir dalam Islam
Mubazir dalam Islam merupakan larangan yang ditegaskan berulang-ulang dalam Al-Quran dan hadits Rasulullah SAW. Islam mengajarkan umatnya untuk menjauhi perilaku mubazir dan menghindarkan diri dari tindakan-tindakan pemborosan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan Al-Quran, Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Isra’ (17): 26-27:
“Dan berikanlah kepada orang-orang yang berhak menerima bagian dari harta yang kamu milki itu. Janganlah kamu menjadikan tanganmu menjadi terbelenggu, dan janganlah kamu membuka lebarmu sangat lebar (memboroskan hartamu) sehingga kamu menjadi terlena atau keluarga pendudukmu menjadi terhambat dari taat kepada Allah, Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang boros”
Hadits Tentang Makan dalam Islam
Hadits Tentang Makan – Homecare24

Apa itu Hadits Tentang Makan?
Hadits Tentang Makan adalah hadits-hadits yang mengatur tata cara dan etika dalam mengonsumsi makanan dan minuman dalam Islam. Hadits-hadits ini mengajarkan umat Islam tentang pentingnya menjaga kebersihan, memilih makanan yang halal dan baik, serta berbagi dan berterima kasih atas karunia yang diberikan oleh Allah SWT.
Makna Hadits Tentang Makan dalam Islam
Hadits Tentang Makan dalam Islam memiliki makna yang mendalam. Hal ini karena dalam Islam makan dan minum bukan sekadar memenuhi kebutuhan fisiologis, tetapi juga sebagai ibadah yang harus dilakukan dengan penuh kesadaran, syukur, dan tanggung jawab.
Penjelasan tentang Hadits Tentang Makan dalam Islam
Dalam hadits-hadits tentang makan dan minum yang terdapat dalam kitab-kitab hadits, terdapat berbagai panduan yang mengatur tata cara dan etika dalam mengonsumsi makanan dan minuman. Berikut adalah beberapa poin penting yang terdapat dalam hadits tentang makan dalam Islam:
1. Menjaga Kebersihan
Islam menekankan pentingnya menjaga kebersihan dalam mengonsumsi makanan dan minuman. Hal ini termasuk menjaga kebersihan diri, peralatan makan, dan tempat makan. Menjaga kebersihan akan mencegah penyakit dan menjaga kesehatan tubuh.
2. Memilih Makanan yang Halal dan Baik
Islam menganjurkan umatnya untuk mengonsumsi makanan yang halal dan baik. Makanan yang halal adalah makanan yang diizinkan oleh Allah SWT dan sesuai dengan aturan yang terdapat dalam Al-Quran dan hadits. Makanan yang baik adalah makanan yang bergizi dan seimbang, serta tidak membahayakan kesehatan tubuh.
3. Berbagi dan Berterima Kasih
Islam mengajarkan umatnya untuk berbagi rezeki dengan sesama. Ketika makan, umat Islam dianjurkan untuk mengundang orang lain atau makan bersama dengan keluarga atau tetangga. Selain itu, umat Islam juga diajarkan untuk senantiasa bersyukur dan berterima kasih atas karunia Allah SWT yang telah memberikan makanan dan minuman tersebut.
Larangan dalam Hadis tentang Makan dan Minum
Makan dan minum merupakan kebutuhan dasar manusia untuk bertahan hidup. Namun, dalam hadits-hadits tentang makan dan minum, terdapat pula larangan-larangan yang harus dihindari oleh umat Islam. Larangan-larangan ini bertujuan untuk menjaga kesehatan dan menghindari perilaku yang bertentangan dengan ajaran agama. Berikut adalah beberapa larangan yang terdapat dalam hadits tentang makan dan minum:
1. Makan dan Minum dengan Tangan Kiri
Salah satu larangan dalam hadits tentang makan dan minum adalah makan dan minum dengan tangan kiri. Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian makan dengan tangan kalian yang kiri, karena syaitan makan dengan tangan kiri.” (HR. Muslim)
2. Makan dan Minum dalam Keadaan Berdiri
Rasulullah SAW melarang umatnya untuk makan dan minum dalam keadaan berdiri. Beliau bersabda, “Makan dan minumlah kalian dalam keadaan duduk, karena bertambahnya syukur” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
3. Makan dan Minum dengan Orang yang Banyak Makan
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW melarang umatnya untuk makan dan minum dengan orang yang banyak makan. Beliau bersabda, “Aku tidak melarangmu untuk makan dengan orang banyak makan jika kamu ingin, tetapi makan dan minumlah dalam batas-batas yang wajar.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
4. Makan dan Minum dalam Wadah Logam
Rasulullah SAW melarang umatnya untuk makan dan minum dalam wadah logam, seperti wadah atau sendok dari logam. Beliau bersabda, “Janganlah kalian makan dan minum dalam bejana tembaga, serta makan dan minumlah dalam bejana dari keramik.” (HR. Muslim)
Kesimpulan
Mubazir dan hadits tentang makan dalam Islam memiliki arti dan makna yang mendalam. Mubazir mengajarkan umat Islam untuk menjauhi perilaku pemborosan atau penghamburan, sedangkan hadits tentang makan mengatur tata cara dan etika dalam mengonsumsi makanan dan minuman dalam Islam.
Menghindari perilaku mubazir dan mempraktikkan ajaran dalam hadits tentang makan dapat membantu umat Islam menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan menjaga kesehatan tubuh serta lingkungan sekitar. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk memahami dan mengamalkan ajaran tentang mubazir dan hadits tentang makan dalam kehidupan sehari-hari.
