Hadist Ke-37 : Niat Berbuat Baik Mendapat Pahala

Apa itu Hadist Ke-37? Bagaimana maknanya? Mengapa kita harus memahami dan mengamalkan hadist ini? Inilah beberapa pertanyaan yang akan kita jawab dalam artikel ini.
Hadist Ke-37 dari Arbain An-Nawawi adalah salah satu hadist yang sangat penting dalam agama Islam. Hadist ini menjelaskan tentang pahala yang kita dapatkan ketika kita berniat baik dalam melakukan suatu perbuatan.
Niat adalah salah satu unsur yang sangat penting dalam kehidupan kita sebagai manusia. Sebuah perbuatan yang sama dapat memiliki dampak yang berbeda tergantung pada niat kita saat melakukannya. Jika niat kita baik dalam melakukan suatu perbuatan, maka pahala yang kita dapatkan juga akan lebih besar.
Apa Itu Hadist Ke-37?
Hadist Ke-37 dari Arbain An-Nawawi adalah sebagai berikut:
“Dari Abu Umamah Al-Bahily ra., dia berkata: Rasulullah saw bersabda: ‘Sesungguhnya amal perbuatan itu hanya boleh dinilai dengan niat, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia yang diperolehinya atau wanita yang dikawininya (pernikahan yang dibenarkan), maka hijrahnya kepada apa yang diniatkannya.'”
Hadist ini mengajarkan kepada kita betapa pentingnya niat dalam melakukan suatu perbuatan. Sebagai manusia yang beriman, kita harus memiliki niat yang benar dan tulus dalam menjalankan setiap amal perbuatan kita.
Makna Hadist Ke-37
Makna dari Hadist Ke-37 adalah bahwa setiap amal perbuatan kita akan dinilai oleh Allah berdasarkan niat kita. Jika niat kita ikhlas dan tulus untuk beribadah kepada Allah, maka pahala yang kita dapatkan akan lebih besar.
Niat yang benar adalah niat yang dilandasi oleh rasa takwa dan kecintaan kepada Allah. Ketika kita melakukan suatu perbuatan, kita harus bertanya pada diri sendiri, “Apakah tujuan sebenarnya dari perbuatan ini? Apakah niat saya adalah untuk beribadah kepada Allah ataukah untuk mendapatkan keuntungan dunia semata?”
Jika niat kita adalah untuk beribadah kepada Allah, maka setiap detik yang kita habiskan dalam melaksanakan perbuatan tersebut akan dihitung sebagai ibadah. Sebagai contoh, ketika kita mengerjakan sholat, jika niat kita adalah semata-mata untuk mendapatkan pahala dari Allah, maka setiap gerakan dan kata-kata dalam sholat tersebut akan dihitung sebagai ibadah.
Namun, jika niat kita adalah untuk mendapatkan pujian dari orang lain atau untuk menunjukkan kehebatan diri kita, maka ibadah tersebut tidak akan mendapatkan pahala dari Allah. Sebaliknya, kita hanya akan mendapatkan pujian dan pengakuan dari orang-orang di sekitar kita.
Niat yang benar juga tidak boleh bercampur aduk dengan motif-motif dunia. Kita tidak boleh berniat baik dengan harapan mendapatkan keuntungan material atau keuntungan sosial. Jika niat kita adalah semata-mata untuk mendapatkan uang, jabatan, atau popularitas, maka ibadah kita tidak akan mendapatkan pahala dari Allah.
Penjelasan Hadist Ke-37
Hadist Ke-37 menjelaskan mengenai pentingnya niat yang benar dalam melakukan suatu perbuatan. Rasulullah saw mengatakan bahwa setiap amal perbuatan hanya dinilai berdasarkan niatnya.
Sebagai contoh, jika seseorang melakukan hijrah (migrasi) dengan niat yang benar yaitu semata-mata untuk mencari ridha Allah dan ingin menjalankan agama dengan lebih baik, maka hijrah tersebut akan dihitung sebagai amal perbuatan yang mulia.
Tetapi jika seseorang melakukan hijrah dengan niat yang salah seperti untuk mendapatkan keuntungan material atau untuk menikahi seseorang, maka hijrah tersebut tidak akan mendapatkan pahala dari Allah.
Hadist Ke-37 mengajarkan kita bahwa pentingnya menyadari dan memperbaiki niat kita dalam melakukan setiap perbuatan. Kita harus selalu bertanya pada diri sendiri, “Apakah niat saya dalam melaksanakan perbuatan ini adalah semata-mata untuk mencari ridha Allah ataukah ada motif-motif dunia di dalamnya?”
Pentingnya niat yang benar dalam melakukan suatu perbuatan juga tercermin dalam hadist-hadist lainnya. Rasulullah saw bersabda, “Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan” dan “Sesungguhnya amal perbuatan itu hanya dinilai dengan niat.”
Penjelasan ini mengajarkan kita bahwa Allah melihat keikhlasan dan ketulusan kita dalam beribadah kepada-Nya. Allah tidak hanya melihat apa yang kita lakukan, tetapi juga mengamati niat kita di dalam hati.
Contoh lain dari pentingnya niat yang benar dalam melakukan suatu perbuatan adalah ketika kita memberikan sedekah. Jika niat kita memberikan sedekah adalah semata-mata untuk membantu orang yang membutuhkan dan mencari ridha Allah, maka sedekah kita akan mendapatkan pahala yang besar.
Tetapi jika niat kita memberikan sedekah adalah untuk pamer atau untuk mendapatkan pujian dari orang lain, maka sedekah kita tidak akan mendapatkan pahala dari Allah. Bahkan, sedekah tersebut bisa menjadi penyebab mendapatkan dosa, karena niat kita yang salah.

Kesimpulan
Hadist Ke-37 dari Arbain An-Nawawi mengajarkan kita tentang pentingnya niat yang benar dalam melakukan suatu perbuatan. Setiap amal perbuatan kita akan dinilai berdasarkan niatnya. Jika niat kita ikhlas dan tulus untuk beribadah kepada Allah, maka pahala yang kita dapatkan juga akan lebih besar.
Kita harus selalu berhati-hati dengan niat kita dalam melakukan suatu perbuatan. Kita harus memastikan bahwa niat kita semata-mata untuk mencari ridha Allah dan tidak ada motif-motif dunia di dalamnya.
Sebagai muslim, kita harus selalu mengingatkan diri sendiri bahwa niat kita adalah kunci dari setiap amal perbuatan kita. Jika niat kita baik, maka setiap perbuatan kita akan mendapatkan pahala yang besar. Tetapi jika niat kita buruk, maka amal perbuatan kita tidak akan mendapatkan pahala dari Allah.
Oleh karena itu, mari kita perbaiki dan perkuat niat kita dalam beribadah kepada Allah. Jadikanlah niat kita semata-mata untuk mencari ridha Allah dan menjalankan agama dengan sepenuh hati. Dengan begitu, pahala yang kita dapatkan akan dilipatgandakan oleh Allah.
Mari kita renungkan dan bermuhasabah diri, apakah niat kita dalam melakukan setiap perbuatan sudah benar dan tulus untuk mencari ridha Allah? Jika belum, mari kita perbaiki niat kita sekarang juga. Semoga Allah senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua. Aamiin.
Referensi:
- https://4.bp.blogspot.com/-9LTKUXHLZvM/U9bd8vW2D5I/AAAAAAAAATs/zRvGsbYssys/s1600/hadist+ke+37.png
- https://i.ytimg.com/vi/jteBZ-2n3RM/maxresdefault.jpg
- https://muhammadantariksa.com/wp-content/uploads/2021/03/muhammad-antariksa-hadits-arbain-ke-37.jpg
