7 Hadits Larangan Marah dalam Islam yang Perlu Dipahami
HADITS LARANGAN MARAH

Apa itu marah? Mengapa kita perlu memahami larangan marah dalam Islam? Apakah kita sepenuhnya menyadari betapa berbahayanya amarah jika tidak dikendalikan dengan baik? Di dalam agama Islam, marah dianggap sebagai emosi yang harus dikendalikan agar tidak menimbulkan kerugian baik bagi individu maupun masyarakat secara luas.
Makna Larangan Marah dalam Islam
Larangan marah dalam Islam didasarkan pada hadits-hadits yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Berikut ini adalah 7 hadits larangan marah dalam Islam yang perlu dipahami dan diamalkan oleh umat Muslim:
1. Hadits tentang Mengendalikan Amarah
“Barangsiapa yang menahan marahnya, padahal ia mampu melampiaskannya, Allah menyembunyikan kemarahan-Nya, kaukamulkan dosa-dosanya, serta menaikkannya derajatnya di sisi-Nya.” (HR. Abu Daud)
Hadits ini mengajarkan kepada umat Muslim pentingnya mengendalikan amarah. Ketika kita mampu menahan marah tanpa melampiaskannya, Allah SWT akan ridha dengan kita dan mengampuni dosa-dosa yang kita miliki. Selain itu, Allah juga akan meningkatkan derajat kita di sisi-Nya.
2. Hadits tentang Kekuatiran karena Kemarahan
“Sesungguhnya aku mengetahui beberapa kalimat yang, jika diucapkan oleh pribadi-pribadi yang terkena marah dan mampu mengucapkannya, kemarahan itu akan hilang.” (HR. Yunus)
Hadits ini mengajarkan bahwa ada kalimat-kalimat khusus yang dapat menghilangkan kemarahan seseorang. Kalimat-kalimat tersebut harus diucapkan dengan kesadaran dan niat untuk menghilangkan kemarahan, bukan untuk menyakiti atau memperburuk situasi.
3. Hadits tentang Pahala Menahan Marah
“Siapa yang memberikan keluasaan kepada orang yang sengaja mendzalimi dirinya, walaupun menanggung kemampuan, maka Allah akan menolongnya di saat dia tertimpa kesusahan…” (HR. Tirmidzi)
Hadits ini mengajarkan pentingnya menahan marah saat seseorang mendzalimi diri kita. Dalam Islam, mengampuni orang yang berbuat zalim pada kita adalah tanda kebesaran hati dan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT.
4. Hadits tentang Keutamaan Sabar dalam Menghadapi Marah
“Barangsiapa yang bisa mengendalikan amarahnya, padahal ia mampu melampiaskannya, Allâh akan panggil dia di depan orang-orang pada Hari Kiamat,hingga ia bisa memilih kode yang ia kehendaki…” (HR. At-Tirmidzi)
Hadits ini menyatakan bahwa orang yang mampu mengendalikan amarahnya akan mendapatkan panggilan khusus dari Allah SWT pada Hari Kiamat. Mereka akan diberi keistimewaan untuk memilih kode yang mereka inginkan sebagai tanda penghargaan dari keimanan dan ketekunan mereka dalam mengendalikan amarah.
5. Hadits tentang Menahan Marah pada Waktu yang Sulit
“Barangsiapa yang mampu menahan marahnya pada waktu yang sulit padahal ia mampu melampiaskannya, Allah menyimbun kemarahannya pada hari kiamat kelak, jika ia menahan marahnya karena Allah.” (HR. Ahmad)
Hadits ini mengajarkan bahwa jika seseorang mampu menahan amarahnya pada waktu yang sulit padahal ia mampu melampiaskannya, Allah SWT akan menyimpan kemarahannya pada Hari Kiamat sebagai penghargaan atas keimanannya yang teguh.
6. Hadits tentang Kewajiban Memaafkan
“Allâh berfirman: Siapa yang bersabar ketika terjadi terhadapnya sesuatu bencana atau musibah, mendapat dua pahala. Bencana atau musibah itu bukanlah karena dosa-dosanya, bencana atau musibah itu hanyalah sebab adanya sisa dosa yang terlebih dahulu, dan bencana atau musibah itu digunakan oleh Allah untuk menghapuskan dosa-dosa itu.” (HR. Bukhori)
Hadits ini mengajarkan bahwa ketika seseorang bersabar dalam menghadapi bencana atau musibah, Allah SWT akan memberikan dua kali pahala. Bencana atau musibah tersebut bukanlah karena dosa yang kita lakukan, melainkan sebagai hikmah dari Allah SWT untuk menghapuskan dosa-dosa kita.
7. Hadits tentang Pahala Memaafkan
“Siapa yang memaafkan sesama Muslim, di saat ia mampu melampiaskan haknya maka panggilan datang, seorang malaikat memanggilnya seraya berkata: “Allah memerintahkan agar engkau di dunia ini keluar dengan ketenangan dari pengadilan-Nya, Dia pun mencintaimu di Hari Kiamat.” (HR. Tirmidzi)
Hadits ini mengajarkan bahwa orang yang memaafkan orang lain, meskipun ia memiliki hak untuk melampiaskannya, akan mendapatkan panggilan istimewa dari malaikat. Malaikat tersebut akan memberitahukan bahwa Allah SWT memerintahkan agar orang tersebut keluar dengan ketenangan dari pengadilan-Nya dan Allah juga akan mencintainya pada Hari Kiamat.
Penjelasan tentang Larangan Marah dalam Islam
Larangan marah dalam Islam memiliki banyak hikmah yang perlu dipahami oleh umat Muslim. Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut tentang makna dan hikmah dari larangan marah dalam Islam:
1. Mengendalikan Emosi
Salah satu tujuan larangan marah dalam Islam adalah untuk mengajarkan umat Muslim mengendalikan emosi mereka. Marah adalah salah satu emosi yang jika tidak dikendalikan dengan baik, bisa membawa dampak negatif bagi individu maupun masyarakat. Dengan mengendalikan emosi, kita dapat menjaga diri kita sendiri dan membangun hubungan yang harmonis dengan orang lain.
2. Mencegah Konflik
Marah seringkali menjadi pemicu terjadinya konflik antara individu atau kelompok. Dengan menghindari amarah dan mengendalikan emosi, kita dapat mencegah terjadinya konflik yang tidak perlu. Hal ini penting agar tercipta kedamaian dan kerukunan di tengah-tengah masyarakat.
3. Menghindari Perbuatan Jahat
Marah yang tidak dikendalikan dapat mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan jahat dan merugikan orang lain. Dengan mengingat larangan marah dalam Islam, kita diingatkan untuk tidak membalas dendam atau melakukan tindakan kekerasan dalam situasi marah. Sebaliknya, kita diajarkan untuk mengampuni orang lain dan mencari jalan damai dalam menyelesaikan konflik.
4. Meningkatkan Kualitas Spiritual
Mengendalikan amarah adalah salah satu bentuk pengendalian diri yang diperlukan dalam kehidupan spiritual. Ketika kita mampu mengendalikan amarah, itu menunjukkan bahwa kita memiliki kontrol diri yang baik dan mampu mengalahkan hawa nafsu. Dalam Islam, mengendalikan hawa nafsu adalah langkah penting dalam mencapai kesucian spiritual.
5. Mendapatkan Pahala dari Allah
Salah satu hikmah dari larangan marah dalam Islam adalah pahala yang dapat kita dapatkan jika kita mampu mengendalikan amarah. Dalam hadits-hadits yang disebutkan sebelumnya, Allah SWT menjanjikan pahala yang besar bagi orang yang bisa menahan amarah, memaafkan, dan mencari jalan damai dalam menghadapi konflik.
Kesimpulan
Larangan marah dalam Islam memiliki makna dan hikmah yang sangat penting bagi umat Muslim. Marah yang tidak dikendalikan dapat membawa dampak negatif yang luas, baik bagi individu maupun masyarakat secara luas. Oleh karena itu, kita perlu memahami dan mengamalkan hadits-hadits larangan marah dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan mengendalikan amarah, kita dapat menghindari konflik, menjaga hubungan yang harmonis dengan orang lain, dan meningkatkan kualitas spiritual kita. Selain itu, Allah SWT juga menjanjikan pahala yang besar bagi orang yang bisa menahan amarah dan mencari jalan damai dalam menghadapi konflik.
Sebagai umat Muslim, marah bukanlah sesuatu yang harus dihindari secara mutlak, namun larangan marah hadir untuk mengajarkan kita bagaimana mengendalikan emosi tersebut dan mengubahnya menjadi kebaikan. Dengan mempraktikkan larangan marah dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menjadi individu yang bijaksana, penuh pengampunan, dan menciptakan kedamaian di sekitar kita.
Hadits Larangan Marah – Homecare24

Apa itu marah? Mengapa kita perlu memahami larangan marah dalam Islam? Apakah kita sepenuhnya menyadari betapa berbahayanya amarah jika tidak dikendalikan dengan baik? Di dalam agama Islam, marah dianggap sebagai emosi yang harus dikendalikan agar tidak menimbulkan kerugian baik bagi individu maupun masyarakat secara luas.
Makna Larangan Marah dalam Islam
Larangan marah dalam Islam didasarkan pada hadits-hadits yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Berikut ini adalah 7 hadits larangan marah dalam Islam yang perlu dipahami dan diamalkan oleh umat Muslim:
1. Hadits tentang Mengendalikan Amarah
“Barangsiapa yang menahan marahnya, padahal ia mampu melampiaskannya, Allah menyembunyikan kemarahan-Nya, kaukamulkan dosa-dosanya, serta menaikkannya derajatnya di sisi-Nya.” (HR. Abu Daud)
Hadits ini mengajarkan kepada umat Muslim pentingnya mengendalikan amarah. Ketika kita mampu menahan marah tanpa melampiaskannya, Allah SWT akan ridha dengan kita dan mengampuni dosa-dosa yang kita miliki. Selain itu, Allah juga akan meningkatkan derajat kita di sisi-Nya.
2. Hadits tentang Kekuatiran karena Kemarahan
“Sesungguhnya aku mengetahui beberapa kalimat yang, jika diucapkan oleh pribadi-pribadi yang terkena marah dan mampu mengucapkannya, kemarahan itu akan hilang.” (HR. Yunus)
Hadits ini mengajarkan bahwa ada kalimat-kalimat khusus yang dapat menghilangkan kemarahan seseorang. Kalimat-kalimat tersebut harus diucapkan dengan kesadaran dan niat untuk menghilangkan kemarahan, bukan untuk menyakiti atau memperburuk situasi.
3. Hadits tentang Pahala Menahan Marah
“Siapa yang memberikan keluasaan kepada orang yang sengaja mendzalimi dirinya, walaupun menanggung kemampuan, maka Allah akan menolongnya di saat dia tertimpa kesusahan…” (HR. Tirmidzi)
Hadits ini mengajarkan pentingnya menahan marah saat seseorang mendzalimi diri kita. Dalam Islam, mengampuni orang yang berbuat zalim pada kita adalah tanda kebesaran hati dan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT.
4. Hadits tentang Keutamaan Sabar dalam Menghadapi Marah
“Barangsiapa yang bisa mengendalikan amarahnya, padahal ia mampu melampiaskannya, Allâh akan panggil dia di depan orang-orang pada Hari Kiamat,hingga ia bisa memilih kode yang ia kehendaki…” (HR. At-Tirmidzi)
Hadits ini menyatakan bahwa orang yang mampu mengendalikan amarahnya akan mendapatkan panggilan khusus dari Allah SWT pada Hari Kiamat. Mereka akan diberi keistimewaan untuk memilih kode yang mereka inginkan sebagai tanda penghargaan dari keimanan dan ketekunan mereka dalam mengendalikan amarah.
5. Hadits tentang Menahan Marah pada Waktu yang Sulit
“Barangsiapa yang mampu menahan marahnya pada waktu yang sulit padahal ia mampu melampiaskannya, Allah menyimbun kemarahannya pada hari kiamat kelak, jika ia menahan marahnya karena Allah.” (HR. Ahmad)
Hadits ini mengajarkan bahwa jika seseorang mampu menahan amarahnya pada waktu yang sulit padahal ia mampu melampiaskannya, Allah SWT akan menyimpan kemarahannya pada Hari Kiamat sebagai penghargaan atas keimanannya yang teguh.
6. Hadits tentang Kewajiban Memaafkan
“Allâh berfirman: Siapa yang bersabar ketika terjadi terhadapnya sesuatu bencana atau musibah, mendapat dua pahala. Bencana atau musibah itu bukanlah karena dosa-dosanya, bencana atau musibah itu hanyalah sebab adanya sisa dosa yang terlebih dahulu, dan bencana atau musibah itu digunakan oleh Allah untuk menghapuskan dosa-dosa itu.” (HR. Bukhori)
Hadits ini mengajarkan bahwa ketika seseorang bersabar dalam menghadapi bencana atau musibah, Allah SWT akan memberikan dua kali pahala. Bencana atau musibah tersebut bukanlah karena dosa yang kita lakukan, melainkan sebagai hikmah dari Allah SWT untuk menghapuskan dosa-dosa kita.
