Hukum Nun Sukun Dan Tanwin Beserta Contohnya

Hukum Bacaan Nun Sukun dan Tanwin Lengkap dengan Contohnya

Apakah Anda masih bingung mengenai hukum bacaan nun sukun dan tanwin? Jangan khawatir, dalam artikel ini kami akan membahas secara lengkap mengenai hukum serta memberikan contoh-contohnya.

1. Apa Itu Hukum Bacaan Nun Sukun dan Tanwin?

Hukum bacaan nun sukun dan tanwin merupakan aturan dalam membaca huruf nun mati atau menambahkan tanwin pada akhir kata. Hukum ini berlaku dalam ilmu tajwid yang merupakan bagian penting dalam membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.

2. Siapa yang Harus Memahami Hukum Bacaan Nun Sukun dan Tanwin?

Hukum bacaan nun sukun dan tanwin harus dipahami oleh setiap Muslim yang ingin membaca Al-Qur’an dengan benar. Hukum ini berlaku untuk semua umat Muslim, baik yang baru belajar membaca Al-Qur’an maupun yang sudah mahir. Menghafal dan memahami hukum bacaan nun sukun dan tanwin akan memberikan kemudahan dalam membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.

3. Kapan Hukum Bacaan Nun Sukun dan Tanwin Digunakan?

Hukum bacaan nun sukun dan tanwin digunakan ketika kita menemui huruf nun mati atau tanwin pada akhir kata dalam Al-Qur’an. Nun mati merupakan huruf nun tanpa harakat yang diletakkan pada akhir kata. Sedangkan tanwin adalah tiga harakat yang diletakkan pada akhir kata.

4. Dimana Hukum Bacaan Nun Sukun dan Tanwin Diterapkan?

Hukum bacaan nun sukun dan tanwin diterapkan ketika kita membaca Al-Qur’an, baik dalam ibadah shalat ataupun saat sedang belajar membaca Al-Qur’an. Hukum ini juga penting untuk diterapkan dalam pengajaran tajwid kepada generasi muda agar dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.

5. Bagaimana Cara Menggunakan Hukum Bacaan Nun Sukun dan Tanwin?

Berikut ini adalah beberapa aturan penggunaan hukum bacaan nun sukun dan tanwin:

5.1. Nun Sukun atau Tanwin Bertemu dengan Huruf Ba

Apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ba di awal kata, maka nun sukun atau tanwin tersebut dibaca dengan tajwid idgham bighunnah. Idgham bighunnah adalah penggabungan dua huruf dalam satu pengucapan suara yang sama.

Contoh Hukum Bacaan Nun Sukun dan Tanwin

Contoh:

بَابٌ (baabun)

Artinya: pintu

Pengucapan nun sukun atau tanwin pada kata “baabun” di atas akan digabungkan dengan huruf ba sehingga dibaca “baba” dan bukan “baa bun”.

5.2. Nun Sukun atau Tanwin Bertemu dengan Huruf Alif

Apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf alif di awal kata, maka nun sukun atau tanwin tersebut akan diwaqafkan atau dihentikan pengucapannya. Hal ini sering terjadi pada bacaan dalam ibadah shalat.

Contoh Hukum Bacaan Nun Mati atau Tanwin

Contoh:

الْيَوْمَ (al-yawma)

Artinya: hari ini

Pada contoh di atas, nun sukun atau tanwin pada kata “al-yawma” dihentikan pengucapannya karena bertemu dengan huruf alif di awal kata.

5.3. Nun Sukun atau Tanwin Bertemu dengan Huruf Hamzah

Apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf hamzah di awal kata, maka nun sukun atau tanwin tersebut harus diikuti dengan tajwid idgham bila ghunnah atau iqlab. Idgham bila ghunnah adalah penggabungan dua huruf dalam satu pengucapan suara yang sama dengan mendengung. Sedangkan iqlab adalah menggantikan huruf nun sukun atau tanwin dengan huruf mim.

Contoh Nota Tajwid Lengkap Pdf

Contoh:

اُؤْتُوْهَا (uutuhaa)

Artinya: berikanlah padanya

Pada contoh di atas, nun sukun pada kata “uutuhaa” diikuti dengan huruf hamzah di awal kata. Maka nun sukun tersebut harus diikuti dengan tajwid idgham bila ghunnah sehingga dibaca “uutu nha” dengan mendengung.

5.4. Nun Sukun atau Tanwin Tidak Bertemu dengan Huruf Ba, Alif, atau Hamzah

Apabila nun sukun atau tanwin tidak bertemu dengan huruf ba, alif, atau hamzah, maka nun sukun atau tanwin tersebut akan dibaca dengan tajwid idgham bila wajib. Idgham bila wajib adalah penggabungan dua huruf dalam satu pengucapan suara yang sama tanpa mendengung.

Contoh Hukum Bacaan Nun Mati dan Tanwin

Contoh:

جَاۤءَكُمُ ٱلرَّسُولُ (jaa-akumu ar-rasuulu)

Artinya: telah datang kepadamu rasul

Pada contoh di atas, nun sukun pada kata “jaa-akumu” tidak bertemu dengan huruf ba, alif, atau hamzah. Maka nun sukun tersebut akan dibaca dengan tajwid idgham bila wajib sehingga dibaca “jaa kumu”.

6. Kesimpulan

Hukum bacaan nun sukun dan tanwin sangat penting dalam membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Dengan memahami hukum ini, kita dapat membaca Al-Qur’an secara tajwid, sesuai dengan aturan yang ditentukan. Dalam penggunaannya, nun sukun atau tanwin harus diperhatikan dengan baik agar kita dapat membaca Al-Qur’an dengan lancar dan memperoleh pahala yang lebih besar.