Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang hukum distribusi zat terlarut. Hukum distribusi ini merupakan salah satu konsep yang penting dalam kimia analitik. Dalam ilmu kimia, kita seringkali perlu melakukan ekstraksi atau pemisahan zat terlarut dari suatu campuran menggunakan pelarut tertentu. Nah, untuk melakukan hal tersebut, hukum distribusi ini sangat berguna.
(DOC) HUKUM DISTRIBUSI ZAT TERLARUT
Ada banyak sumber yang membahas tentang hukum distribusi zat terlarut. Salah satunya adalah artikel yang berjudul “(DOC) HUKUM DISTRIBUSI ZAT TERLARUT” yang ditulis oleh Tiara Ritma Ratri. Dalam artikel ini, penulis menjelaskan secara detail mengenai hukum distribusi ini.
![]()
(PDF) jurnal koefisien distribusi nernst
Selain itu, ada juga jurnal yang membahas mengenai koefisien distribusi nernst. Nur Hikmah merupakan penulis dari jurnal tersebut. Dalam jurnal ini, penulis menjelaskan mengenai koefisien distribusi nernst dengan sangat rinci.
![]()
Koefisien Distribusi – 1 KOEFISIEN DISTRIBUSI (KD) I. TUJUAN PRAKTIKUM
Selanjutnya, ada juga sumber yang membahas mengenai koefisien distribusi secara umum. Sumber tersebut berupa suatu gambar yang menjelaskan mengenai tujuan praktikum koefisien distribusi.
![]()
HUKUM DISTRIBUSI NERNST
Terakhir, ada pula sumber berupa video yang menjelaskan mengenai hukum distribusi Nernst secara visual. Video tersebut dipublikasikan di YouTube dan dapat diakses dengan mengklik link berikut:

Setelah melihat sumber-sumber di atas, kita dapat memahami lebih jauh mengenai hukum distribusi zat terlarut. Hukum distribusi ini merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menentukan seberapa banyak suatu zat terlarut yang dapat didistribusikan antara dua fase, yaitu fase padat dan fase cair.
Apa Itu Hukum Distribusi?
Hukum distribusi, atau yang juga dikenal sebagai hukum partisi, adalah pernyataan yang menyatakan bahwa ketika suatu zat terlarut dilarutkan dalam pelarut yang tidak saling bercampur, maka terdapat suatu keseimbangan distribusi zat terlarut tersebut antara fase padat dan fase cair. Keseimbangan distribusi ini ditentukan oleh koefisien distribusi (KD) dari zat terlarut tersebut.
Siapa yang Mengemukakan Hukum Distribusi?
Hukum distribusi pertama kali ditemukan dan dijelaskan oleh seorang ahli kimia berkebangsaan Belanda, yang bernama Willem Hendrik Nernst, pada tahun 1890. Oleh karena itu, hukum distribusi ini sering juga disebut sebagai hukum distribusi Nernst.
Kapan Hukum Distribusi Digunakan?
Hukum distribusi digunakan dalam berbagai bidang ilmu, terutama dalam ilmu kimia analitik dan kimia farmasi. Dalam kimia analitik, hukum distribusi digunakan untuk memisahkan zat terlarut dari campuran agar dapat diukur atau dianalisis secara lebih akurat. Sedangkan dalam kimia farmasi, hukum distribusi digunakan dalam pengembangan formulasi obat, terutama dalam hal penentuan kelarutan dan distribusi obat di dalam tubuh.
Dimana Hukum Distribusi Berlaku?
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, hukum distribusi berlaku ketika suatu zat terlarut dilarutkan dalam pelarut yang tidak saling bercampur. Contoh pelarut yang sering digunakan dalam hukum distribusi adalah air dan pelarut organik seperti etanol, kloroform, atau toluena. Hukum distribusi juga berlaku pada suhu dan tekanan tertentu.
Bagaimana Cara Kerja Hukum Distribusi?
Hukum distribusi bekerja dengan prinsip dasar bahwa suatu zat terlarut akan didistribusikan antara fase padat dan fase cair dengan cara membentuk keseimbangan. Keseimbangan ini ditentukan oleh koefisien distribusi (KD) dari zat terlarut tersebut.
Koefisien distribusi (KD) dapat didefinisikan sebagai rasio konsentrasi zat terlarut pada fase cair (Cliquid) terhadap konsentrasi zat terlarut pada fase padat (Csolid) pada suatu suhu dan tekanan tertentu.
![]()
Dalam prakteknya, koefisien distribusi diperoleh dengan mengukur konsentrasi zat terlarut pada fase cair dan fase padat menggunakan metode analisis yang sesuai. Setelah itu, nilai KD dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Dalam rumus di atas, [A]liquid adalah konsentrasi zat terlarut pada fase cair, [A]solid adalah konsentrasi zat terlarut pada fase padat, dan KD adalah nilai koefisien distribusi. Perlu diingat bahwa koefisien distribusi (KD) merupakan suatu konstanta untuk suatu zat terlarut pada suhu dan tekanan tertentu.
Bagaimana Cara Menghitung Koefisien Distribusi?
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung koefisien distribusi. Salah satunya adalah metode titrimetri, di mana konsentrasi zat terlarut pada fase cair dan fase padat diukur dengan menggunakan titrasi. Metode ini sering digunakan dalam laboratorium kimia untuk mengukur konsentrasi zat terlarut dengan presisi yang tinggi.
Selain metode titrimetri, ada pula metode instrumentasi yang dapat digunakan untuk menghitung koefisien distribusi. Contohnya adalah metode spektrofotometri, yang menggunakan spektrofotometer untuk mengukur absorbsi zat terlarut pada fase cair dan fase padat. Metode instrumentasi sering digunakan ketika zat terlarut memiliki absorbsi yang dapat diamati pada panjang gelombang tertentu.
Apa Kesimpulan yang Dapat Diambil dari Hukum Distribusi?
Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat mengambil beberapa kesimpulan mengenai hukum distribusi zat terlarut. Pertama, hukum distribusi memungkinkan kita untuk memisahkan zat terlarut dari suatu campuran dengan cara menentukan seberapa banyak zat terlarut yang didistribusikan antara fase padat dan fase cair. Kedua, keseimbangan distribusi zat terlarut ditentukan oleh koefisien distribusi (KD). Ketiga, koefisien distribusi dapat dihitung dengan mengukur konsentrasi zat terlarut pada fase cair dan fase padat. Keempat, terdapat berbagai metode yang dapat digunakan untuk menghitung koefisien distribusi, seperti metode titrimetri dan metode instrumentasi.
Dengan memahami hukum distribusi zat terlarut, kita dapat memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai bagaimana cara kerja ekstraksi atau pemisahan zat terlarut dalam ilmu kimia. Selain itu, pemahaman ini juga dapat berguna dalam berbagai aplikasi praktis, seperti dalam penentuan kelarutan dan distribusi obat di dalam tubuh manusia. Oleh karena itu, hukum distribusi merupakan salah satu konsep yang sangat penting dalam ilmu kimia dan banyak penelitian yang mengembangkan pemahaman lebih lanjut mengenai konsep ini.
