THAHARAH #3 | Hukum Air Musta’mal & Air Liur | Ustadz Beni

Apa itu Thaharah? Thaharah adalah istilah dalam agama Islam yang merujuk pada bersuci atau membersihkan diri. Dalam agama Islam, menjaga kebersihan dan kesucian tubuh merupakan salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap Muslim. Salah satu aspek penting dalam menjaga kebersihan tubuh adalah penggunaan air musta’mal atau air yang telah dimanfaatkan. Namun, apakah hukum penggunaan air musta’mal dalam Thaharah? Mari kita simak penjelasan Ustadz Beni dalam live streaming Thaharah #3 ini.
Fiqih Muyassar – 07 – Hukum Air Musta’mal – Belajar Islam BIS – Novi

Apa itu air musta’mal? Air musta’mal adalah air yang telah dimanfaatkan oleh manusia dan memiliki sifat najis. Pada umumnya, air musta’mal meliputi air bekas wudu, air sisa cuci pakaian, air mandi wajib, dan air kotor lainnya yang telah digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Pada dasarnya, air musta’mal memiliki hukum najis mutawassith (ringan) berdasarkan pembahasan dalam Fiqih Muyassar.
Hukum Air Musta’mal – Kabeldakwah.com

Siapa yang menjelaskan hukum air musta’mal dalam Thaharah ini? Ustadz Beni adalah orang yang memberikan penjelasan tentang hukum air musta’mal dalam Thaharah. Dalam live streaming Thaharah #3 ini, Ustadz Beni membahas secara rinci mengenai hukum air musta’mal berdasarkan pandangan dalam Fiqih Islam. Menurut Ustadz Beni, air musta’mal memiliki beberapa syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi untuk dapat digunakan dalam Thaharah.
AL-FIQH AL-MUYASSAR (PERTEMUAN 10): HUKUM AIR MUSTA’MAL DALAM THAHARAH
Kapan air musta’mal bisa digunakan dalam Thaharah? Menurut penjelasan dalam Al-Fiqh Al-Muyassar, air musta’mal memiliki aturan dan batasan penggunaan yang harus diperhatikan. Air musta’mal hanya boleh digunakan dalam Thaharah jika jumlah air musta’mal tidak melebihi jumlah air suci. Namun, terdapat pengecualian dalam penggunaan air musta’mal, yaitu jika seorang Muslim tidak menemukan air suci yang cukup dalam keadaan darurat.
Dimana kita dapat menemukan penjelasan mengenai hukum air musta’mal? Anda dapat menemukan penjelasan mengenai hukum air musta’mal dalam Thaharah di berbagai sumber yang membahas tentang Fiqih Islam. Salah satu sumber yang dapat Anda jadikan referensi adalah buku Fiqih Muyassar, yang merupakan salah satu buku pengajaran Fiqih yang disusun dalam bahasa Indonesia. Selain itu, dalam live streaming Thaharah #3 ini, Ustadz Beni juga memberikan penjelasan yang sangat detail mengenai hukum air musta’mal dalam Thaharah.
Bagaimana cara menggunakan air musta’mal dalam Thaharah? Menurut Ustadz Beni, penggunaan air musta’mal dalam Thaharah memiliki beberapa tata cara yang harus diperhatikan. Pertama, air musta’mal harus dicampur dengan air suci dalam jumlah tertentu sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Setelah itu, air yang telah dicampur harus digunakan untuk membersihkan tubuh atau bagian tubuh yang membutuhkan Thaharah, seperti wajah, tangan, kaki, dan sebagainya. Penggunaan air musta’mal dalam Thaharah juga harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian agar tidak terjadi kesalahan dan pelanggaran terhadap syariat Islam.
Kesimpulan dari penjelasan Ustadz Beni tentang hukum air musta’mal dalam Thaharah adalah bahwa penggunaan air musta’mal dalam Thaharah memiliki beberapa aturan dan ketentuan yang harus diperhatikan. Air musta’mal hanya boleh digunakan jika jumlahnya tidak melebihi jumlah air suci. Selain itu, penggunaan air musta’mal juga harus dilakukan dengan tata cara yang sesuai dengan syariat Islam. Oleh karena itu, sebagai seorang Muslim, penting bagi kita untuk memahami dan mengikuti aturan-aturan yang berlaku dalam Thaharah agar kita dapat menjaga kebersihan dan kesucian tubuh serta memenuhi kewajiban agama.
