Hukum Tajwid Al-Quran Surat Al-Maidah Ayat 48
Tajwid adalah aturan yang mengatur pelafalan, pengucapan, dan bacaan huruf Al-Quran. Dalam Quran Surat Al-Maidah Ayat 48, terdapat beberapa hukum tajwid yang perlu diperhatikan agar pembacaan Al-Quran menjadi lebih baik. Mari kita simak dengan seksama.
Hukum Tajwid Al-Quran Surat Al-Maidah Ayat 48 – Beinyu.com

Apa Itu Tajwid?
Tajwid adalah ilmu yang mempelajari aturan dalam membaca Al-Quran dengan benar. Dalam Tajwid terdapat berbagai aturan yang harus diperhatikan agar pembacaan Al-Quran menjadi indah dan benar. Tujuannya adalah untuk menghormati Al-Quran dan mengkomunikasikannya dengan baik.
Siapa yang Perlu Memperhatikan Tajwid?
Setiap muslim yang ingin membaca Al-Quran dengan benar harus memperhatikan Tajwid. Baik itu seorang yang baru belajar membaca Al-Quran maupun yang sudah mahir membaca. Dengan memahami Tajwid, pembaca akan lebih memahami arti dan makna dari setiap ayat Al-Quran.
Kapan Tajwid Diperlukan?
Tajwid perlu diperhatikan setiap kali kita membaca Al-Quran. Baik itu ketika membaca Al-Quran dalam sholat, ketika mengaji, maupun ketika membaca Al-Quran sehari-hari. Dalam setiap kesempatan membaca Al-Quran, kita perlu menjaga dan memperhatikan Tajwid.
Dimana Tajwid Diterapkan?
Tajwid dapat diterapkan di mana saja kita membaca Al-Quran. Baik itu di masjid, di rumah, di sekolah, atau di tempat lainnya. Yang penting adalah kita tetap menjaga dan memperhatikan Tajwid dalam setiap kesempatan membaca Al-Quran.
Bagaimana Cara Mengaplikasikan Tajwid?
Ada beberapa aturan Tajwid yang perlu diperhatikan dalam membaca Al-Quran. Berikut ini beberapa aturan Tajwid yang perlu kita aplikasikan:
1. Nun Mati dan Tanwin
Nun mati dan tanwin adalah huruf nun (نْ) yang tidak menggunakan tasydid. Ketika bertemu dengan huruf yang mempunyai sifat izhar seperti ba (ب), ta (ت), ta (ث), jim (ج), ha (ح), kho (خ), dal (د), dzal (ذ), zai (ز), sin (س), syin (ش), sad (ص), dad (ض), to (ط), zo (ظ), ain (ع), ghain (غ), fa (ف), qof (ق), dan lam (ل), maka nun mati dan tanwin harus dilafalkan dengan menghembuskan nafas sesaat.
2. Nun Mati dan Tanwin Bertemu Lam
Jika nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf lam (لْ), maka harus dilafalkan tanpa menghembuskan nafas. Contohnya pada kata “Malik” (مَلِكْ) yang harus dilafalkan “Malik” bukan “Maliik”.
3. Nun Mati dan Tanwin Bertemu Huruf Mati
Jika nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf mati seperti qa (قَ), thaa (ظَ), atau kasrah (kasrah), maka harus dilafalkan tanpa menghembuskan nafas. Contohnya pada kata “Qatala” (قَتَلَ) yang harus dilafalkan “Qatala” bukan “Qat’ala”.
4. Idgham Mutamatsilain (Idgham Bighunnah)
Jika huruf nun (نْ) bertemu dengan huruf ba (ب), ta (ت), tha (ث), jim (ج), ha (ح), kho (خ), da (د), dza (ذ), za (ز), sin (س), syin (ش), sad (ص), dad (ض), tho (ط), zo (ظ), ain (ع), ghain (غ), fa (ف), atau qaf (ق), maka harus dilafalkan dengan menggabungkan suara nun dan huruf berikutnya. Contohnya pada kata “Bihamdih” (بِحَمْدِهِ) yang harus dilafalkan “Bighamdihi” bukan “Biham-dihi”.
5. Idgham Mutaqaribain
Idgham Mutaqaribain terjadi ketika huruf nun (نْ) bertemu dengan huruf mim (مْ) atau nun (نْ) lainnya. Kedua huruf ini harus dilafalkan dengan menggabungkan suara nun dan mim/nun berikutnya. Contohnya pada kata “Al-Insan” (ٱلْإِنسَـٰنِ) yang harus dilafalkan “Aliminsan” bukan “Alinsan”.
6. Iqlab
Iqlab terjadi ketika huruf nun sukun (ً) atau tanwin bertemu dengan huruf ba (ب). Dalam iqlab, huruf nun sukun atau tanwin diubah menjadi huruf mim (م). Contohnya pada kata “Min” (مِن) yang harus dilafalkan “Mim”.
7. Ikhfa Haqiqi
Ikhfa Haqiqi terjadi ketika huruf nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ha (هْ). Dalam ikhfa haqiqi, huruf nun dihasilkan dari hidung tetapi tidak terdengar dengan jelas. Contohnya dalam kata “Nahnu” (نَحْنُ) yang harus dilafalkan “Nahun”.
8. Ikhfa Syafawi
Ikhfa Syafawi terjadi ketika huruf nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf ya (يْ). Dalam ikhfa syafawi, huruf nun dihasilkan dari hidung tetapi tidak terdengar dengan jelas. Contohnya pada kata “Nya’layat” (نَيَـٰعَلَـىٰيَتْ) yang harus dilafalkan “Nya’lait”.

Bagaimana Cara Melafalkan Ayat 48 Surat Al-Maidah dengan Baik?
Surat Al-Maidah ayat 48 memiliki beberapa hukum Tajwid yang harus diperhatikan dalam melafalkannya. Berikut ini adalah cara melafalkan ayat 48 Surat Al-Maidah dengan baik:
1. Ghunnah
Ayat 48 Surat Al-Maidah memiliki huruf nun mati tanwin bertemu huruf ba. Oleh karena itu, kita harus melafalkannya dengan menghembuskan nafas sesaat. Contoh: “ka-bi-roo” (كَبِيرُوْ).
2. Iqlab
Setelah melafalkan “ka-bi-roo”, kita harus melafalkan huruf ra dengan mengucapkan mim. Contoh: “ka-bi-roon” (كَبِيْرُوْنْ).
3. Idgham Mutamatsilain
Setelah melafalkan “ka-bi-roon”, kita harus melafalkan huruf ra dan umm dengan menggabungkan suaranya. Contoh: “ka-bi-roon ‘umm” (كَبِيْرُوْنْ عُمَّ).
4. Iqlab
Setelah melafalkan “ka-bi-roon ‘umm”, kita harus melafalkan huruf ra dan umm dengan mengucapkan mim. Contoh: “ka-bi-roon ‘imm” (كَبِيْرُوْنْ عِمَّ).

Kesimpulan
Tajwid adalah ilmu yang mempelajari aturan dalam membaca Al-Quran dengan benar. Dalam Quran Surat Al-Maidah Ayat 48, terdapat beberapa hukum Tajwid yang perlu diperhatikan. Aturan-aturan Tajwid seperti Nun Mati dan Tanwin, Iqlab, Idgham Mutamatsilain, Ikhfa Haqiqi, dan lain-lain harus diterapkan dalam melafalkan Al-Quran dengan baik.
Dengan memperhatikan aturan-aturan Tajwid, pembacaan Al-Quran kita akan menjadi lebih baik dan lebih indah. Selain itu, kita juga akan lebih memahami arti dan makna dari setiap ayat Al-Quran yang kita baca.
Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama memperhatikan dan mengaplikasikan aturan-aturan Tajwid dalam membaca Al-Quran. Dengan demikian, kita dapat menghormati Al-Quran dan mengkomunikasikannya dengan baik.
