Perhatikan tabel berikut! Pasangan kata baku…
Pasangan Kata Baku dalam Bahasa Indonesia
Apa Itu Kata Baku?
Kata baku merupakan kata-kata yang telah ditetapkan dan disepakati penggunaannya dalam bahasa Indonesia. Kata baku ini memiliki aturan penulisan dan pengucapan yang telah tersusun dengan baik, serta sejalan dengan Ejaan yang Disempurnakan. Mengetahui kata baku sangat penting agar kita dapat menghindari kesalahan dalam penggunaan kata-kata tersebut.
Cara Membedakan Kata Baku dan Kata Tidak Baku
Membedakan kata baku dan kata tidak baku dapat dilakukan dengan memperhatikan aturan-aturan Ejaan yang Disempurnakan serta penggunaan kata dalam konteks kalimat. Berikut adalah beberapa cara untuk membedakan keduanya:
1. Aturan Ejaan

Penggunaan kata baku dan kata tidak baku dapat dilihat dalam aturan Ejaan yang Disempurnakan. Pada tahun 1972, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa merumuskan aturan penulisan kata dalam Bahasa Indonesia yang kemudian menjadi acuan dalam membedakan kata baku dan kata tidak baku.
Kata baku harus ditulis dengan huruf awal yang kapital dan diikuti oleh huruf kecil. Sedangkan kata tidak baku memiliki penulisan yang berbeda-beda, seperti penggunaan huruf kapital pada setiap kata (misalnya: Baju Baru), penggunaan huruf kapital pada huruf awal kata pertama saja (misalnya: baju Baru), atau penggunaan huruf kecil pada kata-kata yang seharusnya ditulis dengan huruf kapital (misalnya: baju baru).
Contoh penggunaan kata baku dan kata tidak baku dalam kalimat:
- Kata Baku: Dia sedang membaca buku di perpustakaan.
- Kata Tidak Baku: Dia sedang membca buku di prpustakaan.
2. Penggunaan Singkatan
Pada beberapa kasus, kata baku dapat diidentifikasi melalui penggunaan singkatan resmi yang sudah ditetapkan. Singkatan-singkatan ini telah disepakati dan digunakan secara luas dalam berbagai konteks. Singkatan-singkatan tersebut umumnya ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan titik. Contoh singkatan yang mengikuti aturan baku:
- Kata Baku: Pemerintah Kota Jakarta (Pemprov DKI)
- Kata Tidak Baku: pemerintah kota Jakarta (pemprov DKI)
3. Konteks Kalimat
Untuk membedakan kata baku dan kata tidak baku, juga perlu memperhatikan penggunaan kata dalam konteks kalimat. Penggunaan kata baku lebih sering digunakan dalam penulisan resmi, seperti surat resmi, dokumen, atau tugas akademik. Sedangkan kata tidak baku lebih sering digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Contoh penggunaan kata baku dalam kalimat:
- Kata Baku: Terima kasih atas undangan yang telah diberikan.
- Kata Tidak Baku: Makasih atas undangan yang udah dikasih.
Definisi Kata Baku dan Kata Tidak Baku
Kata baku merupakan kata yang ditulis dan diucapkan sesuai dengan aturan Ejaan yang Disempurnakan dan telah disepakati penggunaannya. Contoh kata baku dalam Bahasa Indonesia: buku, makan, tidur.
Sementara itu, kata tidak baku adalah kata-kata yang tidak sesuai dengan aturan Ejaan yang Disempurnakan. Penggunaan kata-kata tidak baku dapat dikategorikan sebagai bentuk penggunaan bahasa yang kurang formal, seperti dalam percakapan sehari-hari. Contoh kata tidak baku dalam Bahasa Indonesia: bca (baca), nggak (tidak), jgn (jangan).
Proses Pembelajaran Kata Baku dan Kata Tidak Baku
Proses pembelajaran kata baku dan kata tidak baku dapat dilakukan melalui beberapa langkah, antara lain:
1. Mengetahui Aturan Ejaan yang Disempurnakan
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mempelajari dengan baik aturan Ejaan yang Disempurnakan. Dalam aturan ini, terdapat panduan mengenai penulisan kata baku yang benar. Dengan memahami aturan ini, kita akan lebih mudah membedakan antara kata baku dan kata tidak baku dalam penulisan dan pembacaan bahasa Indonesia.
2. Membaca dan Merekam Kosakata
Langkah berikutnya adalah membaca dan merekam kosakata baru dalam bahasa Indonesia. Dalam proses membaca, kita akan semakin familiar dengan kata-kata baku yang lazim digunakan dalam berbagai konteks. Selain itu, merekam kosakata secara aktif juga membantu meningkatkan pemahaman kita terhadap pemakaian kata baku.
3. Berlatih Menulis dan Mengucapkan Kata Baku
Setelah memiliki pemahaman dan kosa kata, langkah selanjutnya adalah berlatih menulis dan mengucapkan kata baku secara benar. Melalui latihan ini, kita akan semakin terbiasa dengan penggunaan kata baku dalam kalimat-kalimat yang benar.
Hasil dari Pembelajaran Kata Baku dan Kata Tidak Baku
Pemahaman dan penggunaan yang baik terhadap kata baku dan kata tidak baku memiliki beberapa hasil yang positif, antara lain:
- Komunikasi yang lebih efektif: Dengan menggunakan kata baku yang tepat dalam komunikasi, pesan yang ingin disampaikan akan lebih jelas dan mudah dipahami oleh penerima pesan.
- Meningkatkan keterampilan menulis: Dalam menulis, penggunaan kata baku yang tepat dan konsisten akan meningkatkan kualitas tulisan dan memberikan kesan yang lebih profesional.
- Penyampaian informasi yang lebih akurat: Penggunaan kata baku akan membantu menyampaikan informasi dengan lebih akurat, menghindari kesalahpahaman yang dapat terjadi akibat penggunaan kata tidak baku yang kurang jelas.
Contoh Penggunaan Kata Baku dan Kata Tidak Baku
Berikut adalah beberapa contoh penggunaan kata baku dan kata tidak baku dalam kalimat-kalimat:
- Kata Baku: Makanan enak memenuhi meja makan.
- Kata Tidak Baku: Makanan enak penuh di meja makan.
- Kata Baku: Sudahkah kamu membaca buku tersebut?
- Kata Tidak Baku: Sudahkah kamu mmbaca buku tersebut?
- Kata Baku: Angin bertiup dengan kencang di musim hujan.
- Kata Tidak Baku: angin bertiup dngan kncang di musim hujn.
Kesimpulan
Memahami perbedaan antara kata baku dan kata tidak baku sangat penting dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan menggunakan kata baku, komunikasi kita akan lebih efektif, tulisan kita akan lebih berkualitas, dan informasi yang kita sampaikan akan lebih akurat. Oleh karena itu, kita perlu mempelajari aturan Ejaan yang Disempurnakan, membaca dan merekam kosakata baru, serta berlatih menulis dan mengucapkan kata baku secara benar. Dengan melakukannya secara konsisten, kita akan semakin terbiasa menggunakan kata baku dalam berbagai situasi dan menerapkannya secara otomatis.
