Cara Menghitung Penyusutan Peralatan

Cara Menghitung Perbedaan Beban Penyusutan Dan Akumulasi Penyusutan

Penyusutan

Penyusutan adalah metode perhitungan yang digunakan oleh perusahaan untuk mengalokasikan biaya dari aset yang tidak bisa dipakai dalam waktu lama. Penyusutan memiliki dua komponen yang perlu dipertimbangkan, yaitu beban penyusutan dan akumulasi penyusutan.

Beban penyusutan merujuk pada besarnya biaya yang dialokasikan setiap periode tertentu untuk menutupi pengurangan nilai dari aset tersebut. Sementara itu, akumulasi penyusutan adalah total nilai yang telah dikurangkan dari aset sejak aset tersebut didapatkan. Artinya, akumulasi penyusutan merupakan akumulasi dari beban penyusutan yang terjadi sebelumnya.

Perbedaan antara beban penyusutan dan akumulasi penyusutan sangatlah penting untuk dipahami. Beban penyusutan akan terus bertambah seiring berjalannya waktu, sementara akumulasi penyusutan akan bertambah secara akumulatif. Ini berarti nilai aset akan terus berkurang dalam setiap periode penyusutan, hingga mencapai nilai nol atau nilai sisa terendah.

Apa Itu Beban Penyusutan?

  • Perhitungan beban penyusutan merupakan bagian integral dari proses akuntansi untuk mencatat dan melacak penurunan nilai aset.
  • Beban penyusutan merupakan biaya yang dialokasikan untuk mengkompensasi kerugian nilai aset akibat penggunaan, usia, atau depresiasi lainnya.
  • Beban penyusutan juga dapat dipengaruhi oleh metode penyusutan yang dipilih oleh perusahaan.

Bahan Yang Dibutuhkan Untuk Menghitung Beban Penyusutan

  • Nilai perolehan aset atau harga beli awal.
  • Estimasi umur ekonomis aset.
  • Estimasi nilai sisa atau residu aset setelah umur ekonomisnya.
  • Metode penyusutan yang akan digunakan.

Harga Dan Nilai Aset Yang Terlibat Dalam Perhitungan Beban Penyusutan

Perhitungan beban penyusutan didasarkan pada harga beli aset yang akan disusutkan. Harga beli aset meliputi jumlah yang dikeluarkan untuk mendapatkan aset tersebut, termasuk biaya transportasi, pajak, dan biaya penyesuaian lainnya.

Nilai aset dapat berbeda-beda tergantung pada jenisnya. Beberapa contoh aset yang sering disusutkan meliputi peralatan, bangunan, kendaraan, dan perangkat lunak. Setiap aset memiliki umur ekonomisnya yang berbeda, yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menghitung beban penyusutan.

Metode Penyusutan Yang Digunakan Untuk Menghitung Beban Penyusutan

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung beban penyusutan. Tiga metode yang umum digunakan adalah:

  1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
  2. Metode garis lurus adalah metode penyusutan yang paling umum digunakan. Metode ini mengalokasikan biaya penyusutan secara merata selama umur ekonomis aset. Rumus metode garis lurus adalah:

    Dalam rumus di atas, Beban Penyusutan adalah biaya yang dialokasikan setiap tahun, Harga Beli adalah harga awal aset, Nilai Sisa adalah nilai perkiraan aset setelah umur ekonomisnya, dan Umur Ekonomis adalah estimasi tahun aset tersebut dapat digunakan sebelum nilainya mencapai nol atau nilai sisa terendah.

    Contoh perhitungan menggunakan metode garis lurus:

    Misalkan sebuah perusahaan membeli sebuah kendaraan senilai Rp 100.000.000 dengan estimasi umur ekonomis 5 tahun dan nilai sisa sebesar Rp 20.000.000. Maka perhitungan beban penyusutan per tahunnya adalah sebagai berikut:

    Beban Penyusutan = (Harga Beli – Nilai Sisa) / Umur Ekonomis

    Beban Penyusutan = (Rp 100.000.000 – Rp 20.000.000) / 5

    Beban Penyusutan = Rp 16.000.000

  3. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)
  4. Metode saldo menurun adalah metode penyusutan yang mengalokasikan biaya penyusutan yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal umur ekonomis aset, kemudian tingkatkan biaya penyusutan secara bertahap di tahun-tahun berikutnya. Rumus metode saldo menurun adalah:

    Dalam rumus di atas, Beban Penyusutan adalah biaya yang dialokasikan setiap tahun, Harga Beli adalah harga awal aset, Tingkat Penyusutan adalah persentase per tahun yang diterapkan pada harga beli aset, dan Sisa Nilai adalah nilai perkiraan aset setelah umur ekonomisnya.

    Contoh perhitungan menggunakan metode saldo menurun:

    Misalkan sebuah perusahaan membeli sebuah peralatan senilai Rp 50.000.000 dengan estimasi umur ekonomis 5 tahun dan tingkat penyusutan sebesar 30%. Maka perhitungan beban penyusutan per tahunnya adalah sebagai berikut:

    Beban Penyusutan = (Harga Beli – Akumulasi Penyusutan sebelumnya) * Tingkat Penyusutan

    Beban Penyusutan = (Rp 50.000.000 – Rp 0) * 30%

    Beban Penyusutan = Rp 15.000.000

  5. Metode Satuan Produksi (Unit of Production Method)
  6. Metode satuan produksi adalah metode penyusutan yang mengalokasikan biaya penyusutan berdasarkan penggunaan atau produksi aktual dari aset tersebut. Metode ini sering digunakan untuk aset yang memiliki umur ekonomis yang sulit ditentukan secara langsung, seperti peralatan penggali bumi atau kendaraan pengolah ataupun aset yang sangat dipengaruhi oleh tingkat produksi atau penggunaan.

    Contoh perhitungan menggunakan metode satuan produksi:

    Anggaplah perusahaan memiliki sebuah mesin dan mengharapkan mesin tersebut mampu mencetak 100.000 produk selama umur ekonomisnya. Harga beli mesin tersebut adalah Rp 300.000.000. Maka perhitungan beban penyusutan per produknya adalah sebagai berikut:

    Beban Penyusutan per Produk = (Harga Beli – Nilai Sisa) / Jumlah Produk yang Dihasilkan Selama Umur Ekonomis

    Beban Penyusutan per Produk = (Rp 300.000.000 – Rp 0) / 100.000

    Beban Penyusutan per Produk = Rp 3.000

Apa Itu Akumulasi Penyusutan?

  • Akumulasi penyusutan merupakan total dari beban penyusutan yang telah diamortisasi dari aset selama periode penggunaan.
  • Setiap tahun, beban penyusutan akan ditambahkan ke akumulasi penyusutan hingga mencapai nilai sisa atau nol.
  • Akumulasi penyusutan juga mencerminkan bagian dari nilai aset yang telah “dihilangkan” selama umur ekonomisnya.

Cara Menghitung Akumulasi Penyusutan Peralatan

Akumulasi Penyusutan Peralatan

Akumulasi penyusutan peralatan mengacu pada total nilai yang telah dikurangkan dari harga beli peralatan sejak perolehannya. Perhitungan akumulasi penyusutan dapat dilakukan dengan menggunakan metode yang sama dengan perhitungan beban penyusutan.

Perbedaan utama antara beban penyusutan dan akumulasi penyusutan adalah bahwa beban penyusutan dikurangkan setiap tahun, sementara akumulasi penyusutan terus bertambah setiap tahun.

Contoh perhitungan akumulasi penyusutan peralatan:

Misalkan sebuah perusahaan membeli sebuah peralatan senilai Rp 100.000.000 dengan estimasi umur ekonomis 5 tahun dan nilai sisa sebesar Rp 20.000.000. Maka perhitungan akumulasi penyusutan per tahunnya adalah sebagai berikut:

Akumulasi Penyusutan = Beban Penyusutan x Jumlah Tahun

Akumulasi Penyusutan = Rp 16.000.000 x 3

Akumulasi Penyusutan = Rp 48.000.000

Cara Menghitung Akumulasi Penyusutan Kendaraan Metode Garis Lurus

Akumulasi Penyusutan Kendaraan

Akumulasi penyusutan kendaraan dengan metode garis lurus mengikuti prinsip yang sama seperti akumulasi penyusutan peralatan. Hanya saja, perhitungannya menggunakan nilai sisa dan umur ekonomis kendaraan.

Contoh perhitungan akumulasi penyusutan kendaraan dengan metode garis lurus:

Anggaplah sebuah perusahaan membeli sebuah kendaraansenilai Rp 200.000.000 dengan estimasi umur ekonomis 5 tahun dan nilai sisa sebesar Rp 20.000.000. Maka perhitungan akumulasi penyusutan per tahunnya adalah sebagai berikut:

Akumulasi Penyusutan = Beban Penyusutan x Jumlah Tahun

Akumulasi Penyusutan = Rp 32.000.000 x 3

Akumulasi Penyusutan = Rp 96.000.000

Kesimpulan

Penyusutan adalah metode perhitungan yang penting dalam akuntansi untuk mengalokasikan biaya dari aset yang tidak bisa digunakan dalam jangka waktu lama. Beban penyusutan merupakan biaya yang dialokasikan setiap periode tertentu untuk menutupi pengurangan nilai dari aset tersebut, sementara akumulasi penyusutan adalah total nilai yang telah dikurangkan dari aset sejak aset tersebut didapatkan.

Perbedaan utama antara beban penyusutan dan akumulasi penyusutan adalah bahwa beban penyusutan akan terus bertambah seiring berjalannya waktu, sementara akumulasi penyusutan akan bertambah secara akumulatif. Metode garis lurus adalah metode penyusutan paling umum yang mengalokasikan biaya secara merata selama umur ekonomis aset.

Beban penyusutan dan akumulasi penyusutan juga dipengaruhi oleh faktor seperti harga beli aset, umur ekonomis, nilai sisa, dan metode penyusutan yang dipilih. Akumulasi penyusutan digunakan untuk menghitung nilai teraktual dari aset setelah pengurangan secara berkala.