Oligarki: Kenapa Bisa Subur dan Merajalela di Indonesia?

Seiring berjalannya waktu, fenomena oligarki semakin menjadi sorotan di Indonesia. Oligarki dapat diartikan sebagai suatu bentuk penguasaan kekuasaan yang hanya terkonsentrasi pada sekelompok orang yang memiliki kekayaan dan pengaruh yang besar. Tanpa disadari, oligarki telah merajalela dan merusak demokrasi kita. Mari kita bahas lebih lanjut apa itu oligarki, siapa mereka, kapan hal ini terjadi, bagaimana cara mengatasinya, dan apa kesimpulan yang dapat diambil.
Apa itu Oligarki?
Oligarki secara sederhana dapat diartikan sebagai keadaan ketika sekelompok kecil orang memiliki kekuasaan politik, ekonomi, dan sosial yang besar dalam suatu negara atau masyarakat. Oligarki seringkali terbentuk melalui pengaruh kekayaan dan koneksi politik yang dimiliki oleh golongan tertentu. Dalam oligarki, keputusan politik dan kebijakan publik cenderung diambil berdasarkan kepentingan dan keinginan kelompok oligarki tersebut, bukan berdasarkan kepentingan publik secara keseluruhan.
Oligarki dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti oligarki politik, oligarki ekonomi, dan oligarki sosial. Oligarki politik terjadi ketika sekelompok kecil orang atau partai politik memiliki pengaruh dan kekuasaan yang dominan dalam sistem politik suatu negara. Oligarki ekonomi terjadi ketika sekelompok kecil orang atau perusahaan memiliki kontrol yang kuat atas sumber daya ekonomi, seperti industri besar dan sektor keuangan. Sedangkan, oligarki sosial terjadi ketika sekelompok kecil orang atau kelompok sosial tertentu mendominasi atau mengendalikan sebagian besar aspek kehidupan sosial dalam masyarakat.
Siapa Mereka?
Oligarki di Indonesia

Di Indonesia, fenomena oligarki sudah dapat dilihat sejak masa Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto. Pada masa tersebut, Soeharto dan keluarganya serta sejumlah kroni mereka memiliki kekuasaan yang sangat besar dalam pemerintahan dan bisnis di Indonesia. Mereka mengendalikan sebagian besar sektor ekonomi dan politik dengan cara yang tidak demokratis, sehingga masyarakat tidak memiliki akses yang adil untuk terlibat dalam pengambilan keputusan publik.
Meskipun Orde Baru telah berakhir pada tahun 1998, oligarki masih tetap ada di Indonesia. Kelompok elit yang mendominasi politik dan ekonomi terus bertahan dan memperkuat posisinya. Nama-nama seperti Aburizal Bakrie, Prabowo Subianto, dan Hary Tanoesoedibjo telah menjadi ikon oligarki di Indonesia. Mereka memiliki kekayaan dan pengaruh yang sangat besar dalam berbagai sektor, baik politik maupun bisnis.
Kapan Hal ini Terjadi?
Tidak mudah untuk menentukan secara pasti kapan oligarki mulai merajalela di Indonesia. Fenomena ini sudah ada sejak masa kolonial Belanda, ketika sejumlah keluarga pribumi atau penguasa setempat memiliki kekuasaan yang cukup besar dalam sistem politik dan ekonomi yang dijalankan oleh penjajah.
Paska kemerdekaan, era Soekarno menjadi masa penting dalam sejarah oligarki di Indonesia. Meskipun Soekarno dikenal sebagai pemimpin nasionalis dan berpihak pada rakyat kecil, pada kenyataannya ia juga membangun koneksi dan menopang kelompok elit yang mendukungnya. Dalam periode ini, ekonomi nasionalis, yang terkesan pada Hukum Nasionalisasi pada tahun 1957, juga belum sepenuhnya membebaskan Indonesia dari dominasi kelompok elit.
Selanjutnya, pada masa Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto, oligarki mencapai puncaknya. Keluarga Soeharto dan kroni-kroninya memiliki kontrol penuh atas perekonomian Indonesia dan berafiliasi dengan partai politik yang kuat, yaitu Golkar. Di bawah Orde Baru, oligarki politik dan ekonomi saling terkait dan saling menguntungkan satu sama lain, dengan kelompok elit yang mendukung rezim Soeharto memperoleh keuntungan ekonomi dan politik yang besar.
Meskipun Kejatuhan orde baru pada tahun 1998 membawa harapan bahwa oligarki akan mengalami kemunduran, namun hal ini tidak sepenuhnya terjadi. Seiring berjalannya waktu, kelompok-kelompok oligarki yang baru muncul dan mengambil alih kekuasaan yang dulu dipegang oleh kelompok elit Orde Baru. Mereka memanfaatkan kekayaan dan pengaruh mereka untuk memperkuat kedudukan politik dan ekonomi mereka, sehingga menjadi semakin sulit bagi rakyat biasa untuk bersaing secara adil dalam sistem demokrasi yang seharusnya mengutamakan kepentingan rakyat.
Bagaimana Cara Mengatasinya?
Untuk mengatasi masalah oligarki di Indonesia, langkah-langkah berikut dapat dilakukan:
- Menguatkan sistem hukum dan pemberantasan korupsi: Salah satu alasan utama terbentuknya oligarki adalah korupsi yang meluas di antara para elit politik dan bisnis. Oleh karena itu, pemberantasan korupsi harus menjadi prioritas utama pemerintah. Sistem hukum harus diperkuat dan tidak boleh favortis kepada para elit. Penegakan hukum yang tegas dan adil akan membawa dampak positif dalam mengurangi pengaruh dan kekuasaan oligarki.
- Transparansi dan aksesibilitas informasi: Menyediakan informasi yang transparan dan mudah diakses bagi masyarakat adalah langkah penting untuk melawan oligarki. Dengan memiliki akses yang adil terhadap informasi, masyarakat dapat mengawasi dan memahami kebijakan publik serta mengkritik pengambilan keputusan yang hanya menguntungkan kelompok elit.
- Mendorong partisipasi politik aktif: Untuk mengurangi pengaruh oligarki, partisipasi politik aktif dari rakyat sangat penting. Pendidikan politik yang baik dan kesadaran akan pentingnya proses demokrasi harus ditanamkan sejak dini. Masyarakat harus didorong untuk terlibat dalam pemilihan umum dan menjadi bagian dari pembuatan kebijakan publik.
- Membatasi kekuasaan politik dan ekonomi: Kekuasaan politik dan ekonomi yang terlalu terkonsentrasi pada sekelompok kecil orang harus dibatasi. Undang-undang dan regulasi yang membatasi monopoli dan oligopoli dalam bisnis harus diterapkan secara tegas. Partai politik juga harus melakukan reformasi internal untuk mencegah oligarki dalam struktur kekuasaan partai.
- Mendukung kultur politik yang inklusif: Mendorong terbentuknya kultur politik yang inklusif akan membantu mengurangi pengaruh kelompok elit dan lebih memperhatikan kepentingan masyarakat luas. Partisipasi masyarakat yang beragam dan inklusif dalam proses pengambilan keputusan akan membuat keputusan menjadi lebih representatif dan mengurangi kemungkinan terbentuknya kebijakan yang hanya menguntungkan kelompok tertentu.
Kesimpulan
Dalam menghadapi permasalahan oligarki yang merajalela di Indonesia, langkah-langkah untuk mengatasinya tidaklah mudah. Proses yang harus dilewati akan membutuhkan waktu dan upaya yang besar dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat sipil, dan partai politik. Namun, dengan kesadaran dan keinginan yang kuat untuk memperbaiki sistem demokrasi kita, kita dapat mengurangi pengaruh dan kekuasaan oligarki serta membangun masyarakat yang lebih adil dan demokratis.
Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai warga negara Indonesia untuk terus meningkatkan pemahaman dan kesadaran kita tentang bahaya oligarki, serta aktif berpartisipasi dalam proses demokrasi. Hanya dengan kerja keras dan tekad yang kuat, kita dapat menjaga demokrasi kita dari ancaman oligarki dan membangun masa depan yang lebih baik bagi bangsa dan negara kita.
Sumber Gambar:
– Kenapa Bisa Subur dan Merajalela di Indonesia, Padahal Oligarki: Link
– Bagaimana Merawat Demokrasi agar Tak Disusupi Oligarki? | Radio Idola: Link
– Permainan Nasib Rakyat di Tangan Rezim Oligarkis – Muslimah News: Link
– Oligarki Partai Politik di Indonesia | The Columnist: Link
