Pada masa Periodo Edo di Jepang, terjadi peristiwa yang mengubah perjalanan sejarah bangsa tersebut. Sebagai hasil kebijakan yang dikenal sebagai Sakoku, Jepang melakukan politik isolasi yang menyebabkan keterbatasan hubungan dengan negara-negara lain di dunia. Namun, setelah periode Sakoku berakhir, terdapat kunjungan pertama seorang penduduk Jepang ke Eropa yang mendeskripsikan kehidupan di sana. Pada tahun 1862, kunjungan tersebut menjadi salah satu momen bersejarah yang menandai perubahan dalam pola pikir masyarakat Jepang terhadap dunia luar.
Kejadian Penting: Kunjungan Pertama Penduduk Jepang ke Eropa
Salah satu momen penting dalam perjalanan sejarah Jepang adalah kunjungan pertama seorang penduduk Jepang ke Eropa setelah masa politik isolasi Sakoku. Pada tahun 1862, seorang Jepang bernama Takashima Shūhan melakukan perjalanan panjang ke Eropa. Dalam bukunya yang berjudul “First Japanese Visitor After Sakoku Describes European Life,” Shūhan menjelaskan pengalamannya selama berada di Eropa dan menggambarkan kehidupan di sana.

Keberangkatannya tersebut merupakan hasil dari perubahan kebijakan Jepang yang semakin terbuka terhadap dunia luar setelah berakhirnya periode Sakoku. Kedatangan Shūhan di Eropa menjadi peristiwa yang menarik perhatian publik, baik di Jepang maupun di Eropa. Ia menjadi duta Jepang pertama yang mengunjungi benua Eropa setelah beberapa abad lamanya Jepang menjalankan politik isolasi.
Kunjungan Shūhan ke Eropa memberikan gambaran baru bagi masyarakat Jepang tentang kehidupan di dunia luar yang selama ini hanya diindahkan seperti cerita legenda. Dia menceritakan tentang berbagai aspek kehidupan di Eropa, mulai dari pakaian, makanan, hingga sistem pemerintahan yang berbeda dengan Jepang. Melalui pengamatan dan pengalaman pribadinya, Shūhan berhasil mendeskripsikan kehidupan sehari-hari masyarakat Eropa dan membuat orang Jepang penasaran untuk mengetahui lebih banyak tentang dunia luar yang sebelumnya terlarang.
Apa Itu Periodo Edo?
Periodo Edo adalah periode sejarah di Jepang yang berlangsung dari tahun 1603 hingga 1868. Periode ini didominasi oleh kekuasaan klan Tokugawa yang didirikan oleh Tokugawa Ieyasu. Di bawah kepemimpinan Tokugawa, Jepang mengalami periode relatif stabil dan damai setelah era perang yang panjang dan penuh ketidakpastian sebelumnya.
Pada awalnya, Tokugawa Ieyasu adalah seorang samurai yang kuat dan ahli strategi militer. Ia berhasil memenangkan Pertempuran Sekigahara pada tahun 1600 dan kemudian mengonsolidasikan kekuasaannya untuk menjadi shogun (penguasa de facto) Jepang. Dengan demikian, dimulailah pemerintahan klan Tokugawa yang dikenal sebagai Keshogunan Tokugawa.
Selama periode Edo, kota Edo (kini dikenal sebagai Tokyo) menjadi pusat politik dan budaya Jepang. Keshogunan Tokugawa menerapkan kebijakan politik yang ketat, seperti sistem kelas sosial yang terstruktur dengan jelas dan pembatasan hubungan luar negeri. Salah satu kebijakan terpenting pada periode ini adalah Sakoku, yang secara harfiah berarti “negara tertutup”. Kebijakan ini bertujuan untuk menjaga stabilitas dalam negeri dengan membatasi interaksi Jepang dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Siapa Itu Takashima Shūhan?
Takashima Shūhan lahir pada tahun 1823 di Provinsi Satsuma (sekarang Prefektur Kagoshima) di Jepang. Sebelum melakukan perjalanan ke Eropa, Shūhan adalah seorang samurai yang bekerja untuk klan Shimazu. Ia memiliki minat yang besar terhadap dunia luar dan tertarik untuk belajar lebih banyak tentang kehidupan di negara-negara barat.
Pada saat kunjungannya ke Eropa pada tahun 1862, Shūhan tinggal di Amsterdam selama beberapa bulan dan kemudian bepergian ke berbagai kota di Eropa seperti London, Paris, dan Brussels. Selama tinggal di Eropa, Shūhan mengadakan pertemuan dengan berbagai tokoh terkenal termasuk politisi dan ilmuwan, serta mengunjungi berbagai tempat penting seperti museum dan perkantoran pemerintahan.
Kapan dan Dimana Kunjungan Tersebut Berlangsung?
Kunjungan Takashima Shūhan ke Eropa berlangsung pada tahun 1862. Setelah tiba di Amsterdam, ia menghabiskan beberapa bulan di kota tersebut untuk mempelajari budaya Eropa dan belajar bahasa Belanda. Selanjutnya, ia melakukan perjalanan ke berbagai kota di Eropa, termasuk London, Paris, dan Brussels.
Bagaimana Kehidupan di Eropa?
Shūhan memberikan gambaran yang menarik tentang kehidupan di Eropa pada saat itu. Menurutnya, kehidupan di Eropa sangat berbeda dengan Jepang, mulai dari segi pakaian, makanan, sampai tatanan sosialnya. Ia terkesan dengan kemajuan teknologi yang ada di Eropa, seperti kereta api, kapal uap, dan alat-alat mekanik lainnya yang belum ada di Jepang pada masa itu.
Ia juga mengamati masyarakat Eropa yang lebih individualistik dibandingkan dengan masyarakat Jepang yang lebih kolektivistik. Selain itu, Shūhan juga mengungkapkan kekagumannya terhadap sistem pendidikan di Eropa yang sangat maju dan terstruktur dengan baik.

Cara dan Kesimpulan
Perjalanan Shūhan ke Eropa menjadi momen penting dalam sejarah Jepang. Melalui kisahnya, masyarakat Jepang dapat melihat dunia luar secara langsung dan menggali lebih dalam mengenai perbedaan antara kehidupan di Jepang dan di Eropa pada masa itu.
Melalui kunjungannya ini, Takashima Shūhan membuka mata bangsanya terhadap dunia luar dan mendorong mereka untuk mendalami pengetahuan tentang berbagai aspek kehidupan di luar Jepang. Pengalamannya membantu membentuk pemahaman yang lebih luas tentang budaya, teknologi, dan sistem sosial yang ada di Eropa pada masa itu.
Dengan berakhirnya era Sakoku dan kunjungan pertama seorang penduduk Jepang ke Eropa, Jepang mulai terbuka terhadap pengaruh luar yang membawa perubahan besar dalam sejarah dan perkembangannya. Keberanian dan keingintahuan Shūhan memberikan inspirasi bagi banyak orang Jepang lainnya untuk menjelajahi dunia dan belajar dari negara-negara lain.
Saat ini, kunjungan-kunjungan internasional menjadi hal yang biasa bagi masyarakat Jepang. Namun, kita tidak boleh melupakan akar dari perubahan ini, yaitu kunjungan pertama Takashima Shūhan. Melalui cerita perjalanannya, kita dapat menghargai seberapa jauh Jepang telah berkembang sejak masa Sakoku dan bagaimana kunjungan ini membuka pintu bagi perkembangan yang lebih besar di masa depan.
