Kode ICD 10 Surat Keterangan Sehat – Kumpulan Surat Penting
Apa itu Kode ICD 10 Surat Keterangan Sehat?
Kode ICD 10 Surat Keterangan Sehat merupakan sebuah sistem pengkodean yang digunakan untuk mengklasifikasikan berbagai macam diagnosa medis. Kode ICD 10 (International Classification of Diseases, Tenth Revision) adalah versi kesepuluh dari standar internasional yang digunakan untuk mengklasifikasikan penyakit dan masalah kesehatan terkait.
![]()
Ciri-ciri Kode ICD 10 Surat Keterangan Sehat
Kode ICD 10 Surat Keterangan Sehat memiliki beberapa ciri-ciri yang perlu diketahui. Berikut adalah beberapa ciri-ciri dari Kode ICD 10 Surat Keterangan Sehat:
- Merupakan sistem pengkodean yang internasional, dengan standar yang telah diadopsi oleh berbagai negara di dunia.
- Mengklasifikasikan berbagai macam diagnosa medis, termasuk penyakit, kelainan genetik, cedera, infeksi, dan masalah kesehatan terkait lainnya.
- Menggunakan kode alfanumerik untuk setiap diagnosa, yang terdiri dari kombinasi huruf dan angka yang unik.
- Menggambarkan karakteristik penyakit atau masalah kesehatan yang terkait dengan diagnosa tersebut.
- Berpengaruh pada penyusunan laporan medis, penelitian medis, pemantauan kesehatan masyarakat, dan pemilihan tindakan medis yang tepat.
Klasifikasi Kode ICD 10 Surat Keterangan Sehat
Kode ICD 10 Surat Keterangan Sehat terdiri dari beberapa kategori klasifikasi yang digunakan untuk mengelompokkan diagnosa medis. Setiap kategori klasifikasi memiliki kode yang spesifik untuk diagnosa yang terkait.
Paling Banyak Digunakan
Beberapa kategori klasifikasi yang paling banyak digunakan dalam Kode ICD 10 Surat Keterangan Sehat antara lain:
- Kategori A00-B99: Penyakit infeksius dan parasitik
- Kategori C00-D48: Neoplasma (tumor ganas)
- Kategori E00-E90: Kelainan endokrin, nutrisi, dan metabolisme
- Kategori F00-F99: Gangguan mental dan perilaku
- Kategori G00-G99: Penyakit sistem saraf
- Kategori H00-H59: Penyakit mata dan adnexa (kelopak mata)
- Kategori I00-I99: Penyakit sistem peredaran darah
- Kategori J00-J99: Penyakit sistem pernapasan
- Kategori K00-K93: Penyakit sistem pencernaan
- Kategori L00-L99: Penyakit kulit dan jaringan subkutan
- Kategori M00-M99: Penyakit muskuloskeletal dan jaringan ikat
- Kategori N00-N99: Penyakit sistem genitourinari
- Kategori O00-O99: Kehamilan, persalinan, dan nifas
- Kategori P00-P96: Beberapa kondisi yang timbul pada masa periode perinatal
- Kategori Q00-Q99: Kelainan kongenital, deformitas, dan anomali kromosom
- Kategori R00-R99: Gejala, tanda, dan temuan laboratorium tidak khusus
- Kategori S00-T98: Cedera, keracunan, dan beberapa efek dari sebab eksternal
- Kategori U00-U85: Kode tambahan untuk penggunaan khusus
- Kategori V01-Y98: Penyebab cedera, mempengaruhi lebih banyak dari satu bagian tubuh, atau melibatkan sejumlah bagian tubuh
- Kategori Z00-Z99: Faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan dan intervensi yang tidak disebutkan di tempat lain
Jenis Kode ICD 10 Surat Keterangan Sehat
Kode ICD 10 Surat Keterangan Sehat memiliki beberapa jenis yang perlu diketahui. Berikut adalah beberapa jenis dari Kode ICD 10 Surat Keterangan Sehat:
1. Kode ICD 10 Hipoglikemia (Gula Darah Rendah) – DrZuhdy.com

Kode ICD 10 Hipoglikemia digunakan untuk mengklasifikasikan kondisi gula darah rendah. Hipoglikemia adalah kondisi yang terjadi ketika kadar gula darah seseorang turun di bawah batas normal. Kondisi ini umumnya terjadi pada penderita diabetes yang menggunakan insulin atau obat-obatan tertentu untuk mengendalikan kadar gula darah.
Apa itu Hipoglikemia?
Hipoglikemia adalah kondisi medis yang ditandai dengan kadar gula darah di bawah batas normal. Normalnya, kadar gula darah seseorang berada dalam rentang 70-99 mg/dL saat puasa dan kurang dari 140 mg/dL dua jam setelah makan. Jika kadar gula darah seseorang turun di bawah 70 mg/dL, maka bisa dikatakan bahwa orang tersebut mengalami hipoglikemia.
Ciri-ciri Hipoglikemia
Beberapa ciri-ciri yang mungkin timbul saat seseorang mengalami hipoglikemia adalah:
- Pusing atau pingsan
- Berkeringat dingin
- Gangguan penglihatan
- Sakit kepala
- Nafsu makan meningkat
- Tremor atau gemetar
- Gangguan bicara
- Kelemahan atau lelah
Klasifikasi Hipoglikemia
Hipoglikemia dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya. Berikut adalah beberapa klasifikasi hipoglikemia:
- Hipoglikemia reaktif, yaitu hipoglikemia yang terjadi setelah makan.
- Hipoglikemia reaktif idiopatik, yaitu hipoglikemia reaktif yang penyebabnya tidak diketahui.
- Hipoglikemia berkepanjangan, yaitu hipoglikemia yang berlangsung dalam waktu yang lama.
- Hipoglikemia pengobatan oral, yaitu hipoglikemia yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan oral untuk mengendalikan kadar gula darah.
- Hipoglikemia insulin, yaitu hipoglikemia yang terjadi akibat penggunaan insulin.
- Hipoglikemia terkait makanan, yaitu hipoglikemia yang terjadi setelah makan makanan tertentu.
Cara Berkembang Biak
Cara berkembang biak hipoglikemia dapat terjadi melalui beberapa mekanisme, antara lain:
- Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti insulin dan obat-obatan yang merangsang pelepasan insulin dari pankreas.
- Kekurangan hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas.
- Mekanisme pengaturan gula darah yang tidak berfungsi dengan baik.
Contoh Kasus Hipoglikemia
Seorang pasien dengan diabetes melitus tipe 2 menggunakan obat pengontrol gula darah oral. Suatu hari, pasien ini merasa pusing dan berkeringat dingin. Setelah melakukan pemeriksaan gula darah, diketahui bahwa pasien ini mengalami hipoglikemia. Melalui Kode ICD 10 Hipoglikemia, dokter dapat dengan mudah mengklasifikasikan kondisi pasien dan memberikan penanganan yang tepat.
2. Kode ICD 10 Hipermetropia (Kode Diagnosis Rabun Dekat)

Kode ICD 10 Hipermetropia digunakan untuk mengklasifikasikan kondisi hipermetropia atau rabun dekat. Hipermetropia adalah suatu kondisi refraksi mata di mana seseorang memiliki kesulitan melihat benda yang berada di dekatnya secara jelas. Kondisi ini dapat terjadi karena panjang bola mata yang lebih pendek dari normal atau bentuk kornea yang datar.
Apa itu Hipermetropia?
Hipermetropia, atau yang sering disebut dengan rabun dekat, adalah kondisi mata di mana seseorang memiliki kesulitan melihat objek yang berada di dekatnya secara jelas. Kondisi ini terjadi karena panjang bola mata yang lebih pendek dari normal atau bentuk kornea yang datar. Akibatnya, sinar cahaya yang masuk ke mata tidak fokus dengan baik pada retina, sehingga menghasilkan gambar yang buram atau kabur.
Ciri-ciri Hipermetropia
Beberapa ciri-ciri yang mungkin timbul saat seseorang mengalami hipermetropia adalah:
- Sulit melihat benda yang berada di dekat
- Terasa cepat lelah saat membaca, menulis, atau melihat benda dekat dalam waktu yang lama
- Sering mengedip atau menggosok mata saat melihat benda dekat
- Mengalami sakit kepala atau ketegangan otot di sekitar mata
- Mengalami kesulitan dalam mempertahankan fokus saat membaca
Klasifikasi Hipermetropia
Hipermetropia dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat keparahan dan usia penderita. Berikut adalah beberapa klasifikasi hipermetropia:
- Hipermetropia ringan: penderita memiliki kelainan refraksi yang ringan, sehingga hanya membutuhkan koreksi dengan kacamata atau lensa kontak yang rendah.
- Hipermetropia sedang: penderita memiliki kelainan refraksi yang sedang, sehingga membutuhkan koreksi dengan kacamata atau lensa kontak yang lebih kuat.
- Hipermetropia tinggi: penderita memiliki kelainan refraksi yang tinggi, sehingga membutuhkan koreksi dengan kacamata atau lensa kontak yang sangat kuat. Dalam beberapa kasus, penderita mungkin juga membutuhkan operasi mata untuk mengatasi kelainan ini.
- Hipermetropia pada anak-anak: hipermetropia pada anak-anak seringkali lebih sulit dideteksi karena mata anak masih dalam tahap pertumbuhan. Namun, jika tidak ditangani dengan baik, hipermetropia pada anak dapat mempengaruhi perkembangan mata dan kemampuan belajarnya.
Cara Berkembang Biak
Hipermetropia dapat terjadi karena beberapa faktor. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hipermetropia:
- Panjang bola mata yang lebih pendek dari normal
- Bentuk kornea yang datar, sehingga mempengaruhi pemfokusan sinar cahaya pada retina
- Penurunan kelenturan lensa mata yang terjadi seiring pertambahan usia, terutama pada orang tua
Contoh Kasus Hipermetropia
Seorang anak berusia 7 tahun sering merasa kesulitan melihat tulisan di papan tulis di sekolah. Orang tua membawa anak tersebut ke dokter mata, dan setelah dilakukan pemeriksaan, dokter mata mengatakan bahwa anak tersebut mengalami hipermetropia. Dokter mengklasifikasikan hipermetropia ini sebagai hipermetropia pada anak-anak. Anak tersebut kemudian diberikan kacamata untuk memperbaiki penglihatannya dan mengatasi hipermetropia yang dialaminya.
3. Kode ICD 10 Gangren Pedis 2022 : Penyebab, Gejala & Pengobatan – ffff

Kode ICD 10 Gangren Pedis digunakan untuk mengklasifikasikan kondisi gangren pedis. Gangren pedis adalah kondisi di mana terjadi kematian jaringan pada kaki atau kaki bawah akibat kurangnya pasokan darah. Kondisi ini umumnya terjadi pada penderita diabetes yang mengalami komplikasi pada kaki.
Apa itu Gangren Pedis?
Gangren pedis adalah kondisi di mana terjadi kematian jaringan pada kaki atau kaki bawah akibat kurangnya pasokan darah. Kondisi ini dapat terjadi karena sumbatan pembuluh darah oleh darah yang menggumpal atau plak kolesterol. Ketika pasokan darah terhenti, jaringan di sekitar kaki atau kaki bawah tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup, sehingga menyebabkan kematian jaringan.
Ciri-ciri Gangren Pedis
Beberapa ciri-ciri yang mungkin timbul saat seseorang mengalami gangren pedis adalah:
- Muncul luka atau lecet pada kaki atau kaki bawah yang sulit sembuh
- Nyeri yang terus menerus
