Strategi Pengembangan Desa Wisata

Strategi Pengembangan Desa Wisata

Roadmap Pengembangan Desa Wisata di DSP Borobudur

Gambar Desa Wisata di Borobudur

Apa itu DSP Borobudur?

DSP Borobudur adalah salah satu desa wisata yang berada di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Desa wisata ini terletak di kaki Gunung Merbabu yang menawarkan pemandangan indah dan udara yang segar.

Rute Menuju DSP Borobudur

Pengunjung bisa menuju DSP Borobudur melalui angkutan umum bus atau menggunakan kendaraan pribadi dengan rute dari Kota Magelang menuju Borobudur dan melewati Jalan Raya Borobudur-Pakis, kemudian berbelok ke arah Desa Wisata Ngawen. Dari Ngawen, perjalanan dilanjutkan ke Desa Wisata Borobudur. Jarak tempuhnya sekitar 15 km dari Kota Magelang dan dapat ditempuh selama kurang lebih 30 menit.

Kelebihan DSP Borobudur

Desa wisata ini memiliki kelebihan seperti lingkungan yang asri dengan pemandangan alam pegunungan yang indah, serta aktivitas wisata yang menarik seperti trekking, berkebun, dan pengolahan hasil pertanian. Selain itu, di DSP Borobudur juga tersedia homestay yang nyaman dan bersih untuk menginap dengan harga yang terjangkau.

Kekurangan DSP Borobudur

Beberapa kekurangan DSP Borobudur yaitu akses jalan menuju desa wisata yang kurang baik, sehingga mungkin akan kesulitan bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan roda dua. Selain itu, penyediaan makanan dan minuman di sekitar Desa Wisata Borobudur masih terbatas. Hal ini menjadi kendala bagi pengunjuk yang tidak membawa bekal sendiri.

Harga dan Biaya Pengelolaan Desa Wisata Borobudur

Harga dan biaya pengelolaan Desa Wisata Borobudur bervariasi tergantung pada jenis kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung. Biaya homestay di Desa Wisata Borobudur sekitar Rp. 150.000,- per malam, sedangkan biaya trekking sekitar Rp. 25.000,- per orang. Biaya tersebut belum termasuk biaya makan.

Cara Mengelola Desa Wisata Borobudur

Proses pengembangan DSP Borobudur dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu:

  1. Pemerintah desa menyusun rencana pengembangan desa wisata.
  2. Melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan dinas pariwisata setempat untuk mendapatkan dukungan pengembangan.
  3. Menyeleksi tenaga kerja yang akan diterima dan diberi pelatihan untuk menjadi guide atau pengelola homestay.
  4. Mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, seperti tempat parkir, pembangunan homestay, dan tempat pembuangan sampah.
  5. Melakukan promosi dan pemasaran desa wisata melalui berbagai media sosial dan kegiatan promosi offline.

Strategi Pengembangan Desa Wisata

Gambar strategi pengembangan desa wisata

Apa itu desa wisata?

Desa wisata adalah sebuah desa yang memiliki potensi wisata yang ditawarkan seperti wisata alam, wisata budaya, dan wisata kuliner. Selain itu, desa wisata juga disiapkan dan dilengkapi sarana dan prasarana pendukung yang baik serta homestay atau penginapan bagi para wisatawan.

Rute Menuju Desa Wisata

Rute menuju desa wisata dapat diakses menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum seperti bus atau kereta api. Adapun rute menuju desa wisata tergantung pada lokasi dari desa wisata tersebut.

Kelebihan Desa Wisata

Desa wisata memiliki kelebihan seperti lingkungan yang alami, udara yang segar, tempatnya yang jauh dari hiruk pikuk keramaian kota, adanya kesempatan untuk belajar tentang budaya dan adat istiadat masyarakat setempat, serta kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang menjadi potensi wisata di desa tersebut.

Kekurangan Desa Wisata

Salah satu kekurangan dari desa wisata adalah kurangnya infrastruktur dan sarana prasarana yang memadai untuk menunjang kegiatan wisata. Hal ini dapat memberikan pengaruh buruk pada kenyamanan pengunjung yang berkunjung ke desa wisata. Selain itu, promosi dan pemasaran desa wisata juga masih terbatas.

Harga dan Biaya Pengelolaan Desa Wisata

Harga dan biaya pengelolaan desa wisata bervariasi tergantung pada jenis kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung. Untuk biaya penginapan homestay di desa wisata berkisar antara Rp. 100.000,- hingga Rp. 200.000,- per malam. Sementara itu, untuk kegiatan wisata seperti trekking, berkebun atau berwisata kuliner, harganya antara Rp. 25.000,- hingga Rp. 50.000,- per orang.

Cara Mengelola Desa Wisata

Beberapa cara mengelola desa wisata yang dapat dilakukan yaitu:

  • Melakukan survei dan penelitian potensi yang ada di desa tersebut.
  • Melakukan pematangan ide pengembangan desa wisata dengan melibatkan masyarakat setempat.
  • Mengajukan proposal kegiatan pengembangan desa wisata ke pemerintah daerah setempat.
  • Mendatangkan tenaga ahli yang berpengalaman dalam pengembangan desa wisata.
  • Melakukan pelatihan bagi masyarakat setempat sebagai pengelola homestay atau guide.
  • Menjadikan kebersihan dan keindahan lingkungan desa sebagai prioritas utama dalam pengembangan desa wisata.
  • Melakukan promosi dan pemasaran desa wisata melalui media sosial dan kegiatan promosi offline seperti festival, bazaar, dan lain-lain.

Pengembangan Desa Wisata

Gambar Pengembangan Desa Wisata

Apa itu pengembangan desa wisata?

Pengembangan desa wisata adalah sebuah program untuk mengembangkan potensi wisata di desa-desa dengan mengoptimalkan sumber daya alam, budaya, serta kearifan lokal yang ada di desa tersebut.

Rute Menuju Desa Wisata yang Dikembangkan

Rute menuju desa wisata yang dikembangkan tersedia dari berbagai akses jalur seperti jalan raya, sungai atau pantai. Adapun rute menuju desa wisata tergantung pada lokasi dari desa wisata tersebut.

Kelebihan Pengembangan Desa Wisata

Pengembangan desa wisata memiliki kelebihan seperti meningkatkan perekonomian masyarakat desa, membuka lapangan kerja baru, serta melestarikan budaya dan kearifan lokal yang ada. Selain itu, pengembangan desa wisata dapat meningkatkan perekonomian daerah dan membuka peluang investasi untuk sektor pariwisata.

Kekurangan Pengembangan Desa Wisata

Beberapa kekurangan dari pengembangan desa wisata yaitu memerlukan waktu yang cukup lama untuk berkembang dan sulitnya koordinasi antara pemerintah setempat dengan masyarakat dalam pelaksanaan program pengembangan desa wisata. Selain itu, evaluasi kegiatan pengembangan desa wisata sangat penting untuk memastikan keberlangsungan program ini.

Harga dan Biaya Pengelolaan Pengembangan Desa Wisata

Biaya pengelolaan pengembangan desa wisata bervariasi tergantung pada jenis kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung. Biaya homestay atau penginapan di desa wisata dapat berkisar antara Rp. 100.000,- hingga Rp. 200.000,- per malam. Sementara itu, untuk kegiatan wisata seperti trekking, berkebun atau berwisata kuliner, harganya antara Rp. 25.000,- hingga Rp. 50.000,- per orang.

Cara Pengembangan Desa Wisata

Beberapa cara pengembangan desa wisata yang dapat dilakukan yaitu:

  • Melakukan pemetaan potensi wisata yang ada di desa tersebut.
  • Meningkatkan kualitas infrastruktur dan peningkatan sarana prasarana yang ada di desa wisata.
  • Membangun homestay atau penginapan yang nyaman dan bersih agar para wisatawan bisa menikmati lingkungan desa dan budaya setempat.
  • Melakukan pelatihan bagi masyarakat setempat sebagai guide atau pengelola homestay.
  • Melakukan promosi dan pemasaran desa wisata melalui media sosial dan kegiatan promosi offline seperti festival, bazaar, dan lain-lain.
  • Menerapkan program ramah lingkungan dalam pengembangan desa wisata, seperti pengelolaan sampah, penghematan energi dan air, serta pengelolaan air tanah yang baik.
  • Menjalin kerjasama dengan pihak-pihak terkait seperti pemerintah daerah dan dinas pariwisata untuk mendapatkan dukungan program pengembangan desa wisata.