Belakangan ini, banyak orang yang tertarik memulai bisnis e-commerce. Namun, sebelum memulai, tentu perlu untuk mengetahui model bisnis e-commerce yang ada dan memilih yang paling sesuai dengan jenis bisnis yang akan dijalankan.
Model Bisnis E-Commerce – Jenis dan Contohnya
Model bisnis e-commerce adalah metode atau cara untuk menjual produk secara online. Berikut adalah beberapa jenis model bisnis e-commerce beserta contohnya:
1. Business to Consumer (B2C)
B2C adalah jenis model bisnis e-commerce yang menjual produk atau jasa dari perusahaan kepada konsumen akhir. Contoh B2C yang terkenal adalah Tokopedia, Blibli, dan Lazada.

Apa itu B2C?
B2C adalah singkatan dari Business to Consumer. Jenis e-commerce ini mengacu pada penjualan produk atau jasa dari perusahaan kepada konsumen akhir.
Mengapa menggunakan B2C?
B2C cocok digunakan oleh perusahaan untuk menjangkau konsumen secara luas dan meningkatkan penjualan produk atau jasa. Selain itu, B2C juga memudahkan konsumen dalam melakukan transaksi dan pembayaran.
Dimana B2C dapat digunakan?
B2C dapat digunakan pada platform e-commerce seperti Tokopedia, Blibli, dan Lazada.
Kelebihan B2C
- Dapat menjangkau konsumen secara luas.
- Memudahkan konsumen untuk melakukan transaksi dan pembayaran.
- Memiliki potensi profit yang besar.
Kekurangan B2C
- Membutuhkan biaya yang cukup besar untuk memulai bisnis.
- Memerlukan banyak tenaga kerja dan kontrak kerjasama dengan pihak lain.
- Mempunyai tingkat persaingan yang tinggi di pasar e-commerce.
2. Business to Business (B2B)
B2B adalah jenis model bisnis e-commerce yang menjual produk atau jasa dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya. Contoh B2B yang terkenal adalah Alibaba, Indotrading, dan Bizzy.

Apa itu B2B?
B2B adalah singkatan dari Business to Business. Jenis e-commerce ini mengacu pada penjualan produk atau jasa dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya.
Mengapa menggunakan B2B?
B2B cocok digunakan oleh perusahaan yang ingin menjual produk atau jasa mereka ke perusahaan lainnya. Selain itu, B2B juga memungkinkan perusahaan untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan efisiensi operasional.
Dimana B2B dapat digunakan?
B2B dapat digunakan pada platform e-commerce seperti Alibaba, Indotrading, dan Bizzy.
Kelebihan B2B
- Meningkatkan efisiensi operasional.
- Menurunkan biaya produksi.
- Memperluas pasar.
Kekurangan B2B
- Mempunyai tingkat persaingan yang tinggi.
- Memerlukan banyak waktu dan sumber daya untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan lain.
- Membutuhkan investasi awal yang besar.
3. Consumer to Consumer (C2C)
C2C adalah jenis model bisnis e-commerce yang menawarkan produk atau jasa dari konsumen ke konsumen lainnya. Contoh C2C yang terkenal adalah Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee.

Apa itu C2C?
C2C adalah singkatan dari Consumer to Consumer. Jenis e-commerce ini mengacu pada penjualan produk atau jasa dari konsumen ke konsumen lainnya.
Mengapa menggunakan C2C?
C2C cocok digunakan oleh individu yang ingin menjual barang atau jasa secara online. Selain itu, C2C juga memungkinkan individu untuk mendapatkan penghasilan tambahan dari menjual barang atau jasa yang tidak lagi dibutuhkan.
Dimana C2C dapat digunakan?
C2C dapat digunakan pada platform e-commerce seperti Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee.
Kelebihan C2C
- Dapat menghasilkan penghasilan tambahan bagi individu.
- Memudahkan individu untuk menjual barang atau jasa yang tidak lagi dibutuhkan.
- Menawarkan harga yang lebih terjangkau untuk konsumen.
Kekurangan C2C
- Memerlukan biaya pengiriman yang cukup besar bagi konsumen.
- Terdapat risiko penipuan yang lebih tinggi bagi konsumen.
- Memerlukan kerja keras dan usaha untuk berhasil menjual barang atau jasa.
4. Consumer to Business (C2B)
C2B adalah jenis model bisnis e-commerce yang menawarkan produk atau jasa dari konsumen kepada perusahaan. Contoh C2B yang terkenal adalah Freelancer, Fiverr, dan Odesk.

Apa itu C2B?
C2B adalah singkatan dari Consumer to Business. Jenis e-commerce ini mengacu pada penjualan produk atau jasa dari konsumen kepada perusahaan.
Mengapa menggunakan C2B?
C2B cocok digunakan oleh individu atau freelancer yang ingin menawarkan jasa atau produk mereka kepada perusahaan. Selain itu, C2B juga memungkinkan perusahaan untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan efisiensi operasional.
Dimana C2B dapat digunakan?
C2B dapat digunakan pada platform e-commerce seperti Freelancer, Fiverr, dan Odesk.
Kelebihan C2B
- Memperluas pasar bagi perusahaan.
- Menurunkan biaya produksi untuk perusahaan.
- Memungkinkan individu untuk menghasilkan penghasilan tambahan.
Kekurangan C2B
- Memerlukan strategi pemasaran yang efektif untuk menarik perusahaan yang akan membeli jasa atau produk.
- Memerlukan keterampilan khusus dan keahlian untuk dapat menawarkan jasa atau produk yang menarik bagi perusahaan.
- Membutuhkan waktu dan usaha yang cukup untuk berhasil menawarkan jasa atau produk dan menarik minat perusahaan.
5. Peer to Peer (P2P)
P2P adalah jenis model bisnis e-commerce yang menghubungkan penjual dengan pembeli tanpa adanya perantara. Contoh P2P yang terkenal adalah Airbnb, Gojek, dan Uber.

Apa itu P2P?
P2P adalah singkatan dari Peer to Peer. Jenis e-commerce ini mengacu pada penjualan produk atau jasa secara langsung antara penjual dan pembeli tanpa adanya perantara.
Mengapa menggunakan P2P?
P2P cocok digunakan oleh individu yang ingin menjual atau menyewakan produk atau jasa secara langsung kepada konsumen. Selain itu, P2P juga memudahkan konsumen dalam mencari produk atau jasa yang diperlukan.
Dimana P2P dapat digunakan?
P2P dapat digunakan pada platform e-commerce seperti Airbnb, Gojek, dan Uber.
Kelebihan P2P
- Mudah digunakan dan sesuai untuk individu yang ingin menjual atau menyewakan produk atau jasa secara langsung.
- Menawarkan harga yang lebih terjangkau untuk konsumen.
- Memperluas pilihan produk atau jasa yang tersedia bagi konsumen.
Kekurangan P2P
- Terdapat risiko penipuan dan keamanan yang lebih tinggi karena tidak ada perantara yang memfasilitasi transaksi.
- Tidak terjaminnya kualitas produk atau jasa yang ditawarkan karena tidak ada kontrol kualitas dari perusahaan.
- Memungkinkan terjadinya persaingan yang tinggi antara individu dalam pasar e-commerce.
Dari kelima model bisnis e-commerce di atas, tentu ada yang cocok untuk jenis bisnis tertentu dan ada juga yang tidak cocok. Oleh karena itu, sebaiknya menentukan model bisnis e-commerce yang sesuai dan melakukan riset pasar sebelum memulai bisnis e-commerce.
Kesimpulan
Setiap jenis model bisnis e-commerce mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing. Dalam memulai bisnis e-commerce, penting untuk mempertimbangkan kondisi pasar serta jenis bisnis yang akan dijalankan dan memilih model bisnis e-commerce yang paling sesuai. Dengan begitu, peluang sukses bisnis e-commerce semakin besar.


