Obat Anti Aritmia

Obat Anti Aritmia

Obat anti aritmia adalah obat yang digunakan untuk mengobati gangguan irama jantung, yang dapat terjadi pada beberapa kondisi medis seperti serangan jantung dan gagal jantung. Ada beberapa mekanisme kerja dan klasifikasi obat anti aritmia yang perlu dipahami. Berikut ini akan dibahas lebih lengkap mengenai obat anti aritmia.

Mekanisme Kerja

Obat anti aritmia bekerja dengan cara:

  • Menghambat konduksi impuls listrik di jantung.
  • Menghambat depolarisasi sel jantung.
  • Menunda repolarisasi sel jantung.
  • Meningkatkan refrakter period.
  • Mengurangi frekuensi denyut jantung.
  • Meningkatkan kontraktilitas jantung.

Klasifikasi Obat Anti Aritmia

Obat anti aritmia dapat diklasifikasikan berdasarkan variasi mekanisme kerja dan efek farmakologis sebagai berikut:

Kelas 1: Obat Anti Aritmia Golongan Ia, Ib, Ic

Kelas ini menghambat depolarisasi sel jantung dan mempengaruhi fase awal depolarisasi. Kelas ini terdiri atas tiga kelompok sebagai berikut:

Golongan Ia

Obat golongan Ia mempengaruhi bagian persimpangan antara saluran fast sodium (Na+ channel) dengan potassium (K+) dalam memasuki sel jantung. Kelompok ini umumnya digunakan untuk mengobati aritmia ventrikular dan atrial. Contoh obat pada kelompok ini adalah:

  • Disopyramide
  • Procainamide
  • Quinidine

Golongan Ib

Obat golongan Ib mempengaruhi saluran fast sodium dalam keluar dari sel jantung. Kelompok ini digunakan untuk mengobati aritmia ventrikular dan tidak efektif pada aritmia atrial karena depolarisasi awal yang berbeda. Contoh obat pada kelompok ini adalah:

  • Lidocaine
  • Mexiletine
  • Tocainide

Golongan Ic

Obat golongan Ic mempengaruhi saluran fast sodium dalam memasuki sel jantung dan digunakan untuk mengobati aritmia ventrikular dan atrial. Contoh obat pada kelompok ini adalah:

  • Flecainide
  • Propafenone

Kelas 2: Obat Anti Aritmia Golongan II (Beta blockers)

Obat golongan II digunakan untuk mengurangi tekanan darah serta memperlambat detak jantung. Kelompok ini digunakan untuk mengobati aritmia supraventrikular dan ventrikular. Obat pada kelompok ini antara lain:

  • Atenolol
  • Bisoprolol
  • Propranolol

Kelas 3: Obat Anti Aritmia Golongan III

Obat golongan III mempengaruhi konsentrasi potassium di dalam sel dan memperlambat repolarisasi sel jantung. Kelompok ini digunakan untuk mengobati aritmia ventrikular dan atrial. Contoh obat pada kelompok ini adalah:

  • Amiodarone
  • Dronedarone
  • Sotalol
  • Ibutilide

Kelas 4: Obat Anti Aritmia Golongan IV (Calcium Channel Blockers)

Obat golongan IV menghambat konduksi listrik di jantung dan menghambat aktivitas saluran calcium dalam sel. Kelompok ini digunakan untuk mengobati aritmia supraventrikular dan angina. Contoh obat pada kelompok ini adalah:

  • Verapamil
  • Diltiazem

Apa Itu Gangguan Rhythm Atrial?

Gangguan rhythm atrial (AF) adalah ketidakberaturan irama jantung yang paling umum di seluruh dunia. Gangguan ini disebabkan oleh faktor-faktor berikut:

  • Usia
  • Hipertensi
  • Gagal jantung
  • Gangguan pembuluh darah dan penyakit vaskular
  • Gangguan tiroid
  • Stres

Dampak Gangguan Rhythm Atrial

Dampak dari gangguan rhythm atrial dapat berupa:

  • Perasaan lelah dan kelemahan
  • Kondisi detak jantung yang tidak stabil
  • Kondisi jantung yang memburuk
  • Risiko terkena stroke

Kegunaan Obat Anti Aritmia

Obat anti aritmia digunakan untuk mengobati gangguan irama jantung, terutama pada kondisi medis berikut:

  • Gagal jantung
  • Serangan jantung
  • Kondisi irama jantung yang tidak stabil
  • Risiko terkena stroke
  • Angina

Dimana Beli Obat Anti Aritmia?

Obat anti aritmia umumnya dapat diperoleh dengan resep dari dokter. Obat ini dapat ditemukan di apotek dan toko obat. Untuk membeli obat anti aritmia, Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Kelebihan Obat Anti Aritmia

Beberapa kelebihan dari obat anti aritmia meliputi:

  • Membantu menstabilkan irama jantung
  • Mengurangi risiko terkena stroke
  • Meningkatkan kualitas hidup

Kekurangan Obat Anti Aritmia

Beberapa kekurangan dari obat anti aritmia meliputi:

  • Menimbulkan efek samping seperti pusing, sakit kepala, gangguan saluran pencernaan, dan masalah keseimbangan elektrolit.
  • Tidak efektif pada beberapa kasus aritmia.
  • Mempunyai interaksi obat dengan obat lainnya.

Cara Pemakaian Obat Anti Aritmia

Cara pemakaian obat anti aritmia sebaiknya dilakukan sesuai dengan saran dokter. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan obat anti aritmia meliputi:

  • Pastikan dosis obat anti aritmia yang akan dikonsumsi sesuai dengan resep dokter.
  • Pantau efek samping yang muncul setelah mengkonsumsi obat anti aritmia.
  • Ikuti jadwal penggunaan obat anti aritmia sesuai dengan saran dokter.
  • Jangan menghentikan penggunaan obat anti aritmia secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter.
  • Hindari konsumsi minuman beralkohol saat mengkonsumsi obat anti aritmia.

Merk dan Harga Obat Anti Aritmia

Berikut ini adalah beberapa merk dan harganya:

  • Disopyramide HCl, harga mulai dari 53.300 rupiah
  • Procainamide, harga mulai dari 25.200 rupiah
  • Quinidine sulfate, harga mulai dari 24.800 rupiah
  • Lidocaine HCl, harga mulai dari 48.800 rupiah
  • Mexiletine, harga mulai dari 116.200 rupiah
  • Tocainide, harga mulai dari 58.100 rupiah
  • Flecainide acetate, harga mulai dari 698.000 rupiah
  • Propafenone, harga mulai dari 301.600 rupiah
  • Atenolol, harga mulai dari 11.200 rupiah
  • Bisoprolol fumarate, harga mulai dari 26.200 rupiah
  • Propranolol HCl, harga mulai dari 3.800 rupiah
  • Amiodarone HCl, harga mulai dari 800.000 rupiah
  • Dronedarone HCl, harga mulai dari 1.170.000 rupiah
  • Sotalol HCl, harga mulai dari 38.600 rupiah
  • Ibutilide fumarate, harga mulai dari 852.500 rupiah
  • Verapamil HCl, harga mulai dari 27.500 rupiah
  • Diltiazem HCl, harga mulai dari 25.300 rupiah

Dalam penggunaan obat anti aritmia, sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memulainya. Selalu ikuti jadwal penggunaan dan dosis yang telah ditetapkan oleh dokter untuk menghindari efek samping. Obat anti aritmia membantu menstabilkan irama jantung dan mengurangi risiko terkena stroke bagi penderita aritmia. Kendati demikian, obat ini juga memiliki penanganan yang tepat yang harus diperhatikan sehingga pemakaian obat anti aritmia dapat dilakukan dengan efektif dan aman.