Contoh Soal Gelombang Berjalan

Jadii, aku lagi bahas nih tentang gelombang berjalan stasioner. Kalian tau gak sih apa itu gelombang berjalan stasioner? Kalo gak tau ya udah, aku kasih tau!

Ini Dia Apa Itu Gelombang Berjalan Stasioner

Gelombang berjalan stasioner ini adalah jenis gelombang yang posisi antinode dan nodes nya tetap atau tidak bergerak meskipun perambatannya bergerak.

Mengapa Gelombang Berjalan Stasioner Penting Untuk Dipahami?

Nah, gelombang berjalan stasioner ini penting banget dipahami untuk bisa menjawab soal-soal Fisika loh. Selain itu, juga sangat penting untuk memahami bagaimana gelombang bisa merambat dan bergerak.

Cara Menghitung Gelombang Berjalan Stasioner

Bagi kamu yang sedang belajar Fisika dan sedang belajar menghitung gelombang berjalan stasioner, aku kasih tau nih caranya! Pertama-tama, kamu harus mengetahui terlebih dahulu panjang gelombang (λ) dan panjang ruas (l) nya. Setelah itu, kamu bisa menghitung dengan menggunakan rumus berikut:

Contoh Soal Gelombang Berjalan Stasioner

Rumus yang harus kamu gunakan untuk menghitung gelombang berjalan stasioner adalah:

λ = 2l/n

Dalam rumus tersebut, n merupakan bilangan genap positif, yang menunjukkan jumlah nodes yang ada pada gelombang berjalan stasioner.

Contoh Soal Gelombang Berjalan Stasioner

Nah, sekarang aku kasih kamu contoh soal gelombang berjalan stasioner beserta jawabannya. Yuk, kita simak bareng-bareng!

Contoh Soal Gelombang Berjalan Stasioner

Soal:

Sebuah tali heterogen dengan massa linier 0,01 kg/m dipasang pada suatu ujung yang diberi getaran sehingga terbentuk gelombang yang merambat ke arah kanan dengan penskalaan 10 cm/s. Pada saat gelombang pertama kali terbentuk, disimulasikan bahwa titik X pada tali sebagai tetap dan titik tengah U pada tali terbentuk desakan ke atas sebesar 1 cm.

Tentukanlah:

  1. Jumlah gelombang yang terbentuk pada tali.
  2. Panjang gelombang.
  3. Kecepatan gelombang dengan penskalaan 20 cm/s.

Jawaban:

  1. Diketahui panjang gelombang (λ) = 2l/n. Dari gambar diketahui bahwa antinode terletak di U, sehingga panjang ruas (l) = 20 cm. Jadi, λ = 2 x 0,2 / n.
  2. Untuk menentukan n, kita bisa mengamati bahwa pada saat gelombang pertama kali terbentuk, disimulasikan bahwa titik X sebagai tetap. Oleh karena itu, antinode pertama terletak di tengah-tengah X dan U, yang artinya terdapat satu antinode pada setengah satu panjang gelombang. Dengan demikian, n = 2.

    Substitusikan nilai n = 2, maka akan diperoleh λ = 0,4 m.

  3. Kecepatan gelombang (v) = fλ = (10 cm/s / 0,2 m) = 50 cm/s. Untuk penskalaan 20 cm/s, kecepatan gelombang menjadi 100 cm/s.

Nah, itu tadi contoh soal dan jawabannya. Gimana? Masih bingung atau sudah paham? Semoga bisa membantu dan jangan lupa latihan terus ya!