10 Kata Baku

Apa Itu Kata Tidak Baku?

Kalimat Baku

Kata tidak baku, juga dikenal sebagai kata non-baku, merujuk pada kata-kata yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa resmi atau format yang diakui secara umum. Hal ini dapat disebabkan oleh penggunaan kata yang tidak lazim atau jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari, atau penggunaan kata dengan ejaan yang salah.

Meskipun penggunaan kata tidak baku dapat ditemukan dalam percakapan informal, penggunaannya dalam konteks formal atau tulisan resmi harus dihindari. Hal ini karena kata tidak baku dapat membingungkan pembaca atau pendengar yang terbiasa dengan penggunaan kata yang lebih baku dan standar.

Salah satu contoh kata tidak baku adalah penggunaan kata “bocoran” dalam judul sebuah situs web. Kata ini tidak baku karena penggunaannya tidak sesuai dengan format yang diakui secara umum. Sebagai contoh, dalam tulisan resmi, penggunaan kata “informasi” lebih baku dan sesuai dengan konvensi umum.

Contoh Kata Tidak Baku Di Koran

Penggunaan kata tidak baku dalam media massa seperti koran juga perlu diwaspadai. Walaupun mungkin terdapat contoh kata tidak baku di koran, pembaca tetap disarankan untuk mengikuti dan menggunakan kata-kata yang lebih baku dan resmi dalam komunikasi mereka.

Cara Mengatasi Penggunaan Kata Tidak Baku

Jika Anda ingin menghindari penggunaan kata tidak baku dalam percakapan atau tulisan Anda, berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan:

  • Perbanyaklah membaca dan mendengarkan bahasa yang baku dan resmi. Dengan terbiasa mendengar dan membaca penggunaan kata-kata yang baku, Anda akan lebih mampu mengenali dan menghindari penggunaan kata tidak baku dalam komunikasi Anda.
  • Gunakan kamus atau sumber referensi yang dapat memberikan informasi mengenai kata-kata yang baku dan resmi. Kamus bahasa Indonesia, baik dalam bentuk cetak maupun online, biasanya menyediakan informasi mengenai kata-kata yang baku dan resmi.
  • Gunakan aplikasi atau layanan yang dapat mendeteksi kesalahan tata bahasa atau ejaan dalam tulisan Anda. Terdapat banyak aplikasi maupun layanan online yang dapat memberikan umpan balik mengenai kesalahan tata bahasa atau ejaan dalam tulisan Anda.
  • Berhati-hatilah saat menggunakan kata-kata yang tidak lazim atau jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Jika Anda merasa tidak yakin dengan penggunaan kata-kata tersebut, lebih baik menghindarinya dan menggunakan kata-kata yang lebih baku dan standar.

Definisi Kata Baku dan Non Baku

Kata baku, sebaliknya, merujuk pada kata-kata yang sesuai dengan kaidah tata bahasa resmi atau format yang diakui secara umum. Kata baku sering digunakan dalam percakapan sehari-hari dan tulisan resmi, serta diterima oleh masyarakat sebagai bentuk komunikasi yang tepat.

Penggunaan kata-kata yang baku dalam komunikasi sangat penting karena dapat memastikan pemahaman yang jelas dan efektif antara pembicara atau penulis dengan pendengar atau pembaca. Ketepatan penggunaan kata-kata yang baku juga dapat mencerminkan tingkat pendidikan dan kualitas komunikasi seseorang.

Contoh Kalimat Baku dan Non Baku

Contoh kalimat baku dan non baku dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai perbedaan antara keduanya. Dalam gambar di atas, terdapat beberapa kalimat sebagai contoh.

Kalimat “Dia pergi ke sekolah pagi ini” merupakan contoh kalimat yang baku. Kalimat ini menggunakan kata-kata yang sesuai dengan kaidah tata bahasa dan ejaan yang diakui secara umum.

Di sisi lain, kalimat “Die pergi ke skolah pagi iny” merupakan contoh kalimat yang tidak baku. Penggunaan kata-kata yang tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa dan ejaan yang salah membuat kalimat ini tergolong sebagai kata tidak baku.

Proses Perubahan dari Kata Tidak Baku ke Kata Baku

Perubahan dari kata tidak baku ke kata baku dapat terjadi melalui beberapa langkah atau proses, seperti:

  1. Penyebaran dan pengenalan kata-kata baku melalui pendidikan dan penggunaan yang luas di kalangan masyarakat. Melalui pendidikan, masyarakat akan lebih terbiasa dengan penggunaan kata-kata yang baku.
  2. Kampanye kesadaran tata bahasa dan pemahaman penggunaan kata. Kampanye ini dapat dilakukan oleh pemerintah atau lembaga yang berkompeten dalam bidang bahasa, dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai penyebaran penggunaan kata-kata yang baku.
  3. Aktivitas jurnalistik dan media massa yang menggunakan kata-kata yang baku dalam tulisan dan siaran mereka. Melalui penggunaan kata-kata yang baku dalam media massa, masyarakat akan lebih terbiasa dengan penggunaan kata-kata tersebut.
  4. Peningkatan kesadaran individu untuk menggunakan kata-kata yang baku dalam komunikasi sehari-hari. Individu dapat meningkatkan kesadaran mereka tentang pentingnya penggunaan kata-kata yang baku dengan membaca dan mendengarkan penggunaan kata-kata yang baku dalam bahasa sehari-hari.

Hasil yang Didapatkan dengan Penggunaan Kata Baku

Penggunaan kata-kata yang baku dalam komunikasi dapat menghasilkan beberapa hal, seperti:

  • Pemahaman yang lebih jelas dan efektif antara pembicara atau penulis dengan pendengar atau pembaca. Ketika semua pihak menggunakan kata-kata yang baku, pesan yang ingin disampaikan akan lebih mudah dipahami dan tidak menimbulkan kebingungan atau salah tafsir.
  • Kualitas komunikasi yang lebih tinggi. Ketika seseorang mampu menggunakan kata-kata yang baku dengan tepat, hal ini dapat mencerminkan pendidikan dan kemampuan berkomunikasi yang baik.
  • Pengakuan dan penghargaan dari masyarakat. Penggunaan kata-kata yang baku dapat mencerminkan tingkat pendidikan dan budaya seseorang. Oleh karena itu, penggunaan kata-kata yang baku dapat mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari masyarakat.

Contoh Kata Tidak Baku dalam Kehidupan Sehari-hari

Sebagai penutup, berikut adalah beberapa contoh kata tidak baku yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari:

  • Kata “abis” yang berasal dari kata “habis”. Penggunaan kata “abis” tidak baku karena melanggar kaidah ejaan yang diakui dan resmi.
  • Kata “ngakak” yang berasal dari kata “tertawa”. Penggunaan kata “ngakak” tidak baku karena penggunaannya tidak sesuai dengan kaidah tata bahasa yang berlaku.
  • Kata “gue” yang berasal dari kata “saya” dalam bahasa Indonesia formal. Penggunaan kata “gue” tidak baku karena penggunaannya dalam konteks formal atau tulisan resmi tidak diterima secara umum.
  • Kata “nggak” yang berasal dari kata “tidak”. Penggunaan kata “nggak” tidak baku karena melanggar kaidah ejaan yang diakui dan resmi.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, penggunaan kata tidak baku dapat mempengaruhi pemahaman dan kualitas komunikasi seseorang. Oleh karena itu, dalam komunikasi formal atau tulisan resmi, disarankan untuk menghindari penggunaan kata tidak baku dan menggantinya dengan kata-kata yang baku dan sesuai dengan konvensi umum.