Piutang Tak Tertagih Pengertian Metode Dan Jurnalnya Dalam Akuntansi
Pengertian Piutang Tak Tertagih

Piutang tak tertagih merupakan saldo piutang dagang yang tidak dapat ditagih oleh perusahaan kepada para pelanggannya. Hal ini terjadi ketika piutang dagang yang harusnya menjadi penerimaan bagi perusahaan tidak dapat diterima karena beberapa alasan, seperti kebangkrutan pelanggan atau ketidakmampuan pelanggan untuk membayar piutangnya. Dalam dunia akuntansi, piutang tak tertagih dianggap sebagai kerugian bagi perusahaan karena perlu dihapus dari rekening piutang dagang.
Metode Penyusutan Piutang Tak Tertagih
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam menyusutkan piutang tak tertagih dalam akuntansi. Namun, metode yang umum digunakan adalah metode persentase piutang.

Metode persentase piutang adalah sebuah metode yang menghitung jumlah kerugian piutang tak tertagih berdasarkan persentase dari total piutang dagang. Persentase ini dapat ditentukan melalui pengalaman perusahaan atau berdasarkan praktik industri yang umum digunakan.
Jurnal Penyesuaian Piutang Tak Tertagih
Setelah metode penyusutan piutang tak tertagih ditentukan, perusahaan perlu melakukan jurnal penyesuaian untuk mencatat kerugian tersebut. Berikut adalah contoh jurnal penyesuaian untuk piutang tak tertagih:

Pada contoh di atas, perusahaan mencatat kerugian piutang tak tertagih dengan mendebit akun Piutang Tak Tertagih dan mengkredit akun Pendapatan Penjualan. Dengan melakukan jurnal penyesuaian ini, perusahaan dapat menampilkan kerugian piutang tak tertagih secara akurat dalam laporan keuangan.
Memahami Piutang Tak Tertagih

Piutang tak tertagih adalah kondisi yang tidak diharapkan bagi perusahaan karena dapat menyebabkan penurunan pendapatan dan kerugian. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana piutang tak tertagih terjadi, metode yang dapat digunakan dalam menyusutkan piutang tak tertagih, serta cara melakukan jurnal penyesuaian yang tepat.
Apa Itu Piutang Tak Tertagih?
Piutang tak tertagih adalah saldo piutang dagang yang tidak dapat ditagih oleh perusahaan kepada para pelanggannya. Kondisi ini terjadi ketika piutang dagang yang seharusnya menjadi penerimaan bagi perusahaan tidak dapat diterima karena pelanggan tidak mampu atau tidak sanggup membayar piutangnya. Dalam dunia akuntansi, piutang tak tertagih dianggap sebagai kerugian dan perlu dihapus dari rekening piutang dagang. Dalam hal ini, perusahaan mengalami kerugian finansial karena tidak dapat mendapatkan dana yang seharusnya menjadi haknya.
Keuntungan dan Kekurangan Piutang Tak Tertagih
Mengelola piutang tak tertagih memiliki sejumlah keuntungan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Dalam hal ini, perusahaan harus memahami konsekuensi dari memiliki piutang tak tertagih dan bagaimana mengelolanya dengan efektif.
Keuntungan Piutang Tak Tertagih
1. Pengurangan Pajak
2. Peningkatan Arus Kas
3. Perlindungan Terhadap Penerimaan
4. Informasi Pelanggan
5. Peningkatan Penagihan Piutang
Kekurangan Piutang Tak Tertagih
1. Kerugian Finansial
2. Perubahan Reputasi Perusahaan
3. Potensi Pengecilan Perusahaan
4. Potensi Gangguan Hubungan Pelanggan
5. Pengaruh Terhadap Kebijakan Perusahaan
Cara Mengelola Piutang Tak Tertagih
Untuk mengelola piutang tak tertagih dengan baik, perusahaan perlu mengadopsi beberapa strategi dan langkah-langkah. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengelola piutang tak tertagih:
1. Menerapkan Kebijakan Kredit yang Ketat
Perusahaan dapat menerapkan kebijakan kredit yang ketat untuk mengurangi risiko piutang tak tertagih. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan analisis kredit yang cermat terhadap pelanggan. Perusahaan juga dapat membatasi jumlah kredit yang diberikan kepada pelanggan dan meminta jaminan tambahan untuk mengurangi risiko piutang tak tertagih.
2. Melakukan Analisis Kelayakan Kredit Secara Berkala
Perusahaan perlu secara berkala melakukan analisis kelayakan kredit terhadap pelanggan yang sudah memiliki piutang agar dapat menentukan apakah piutang tersebut masih layak untuk ditagih atau sudah harus dihapus. Analisis ini dapat dilakukan dengan melihat kondisi keuangan pelanggan, riwayat pembayaran, dan faktor-faktor lain yang relevan.
3. Menggunakan Layanan Penagihan Piutang
Perusahaan dapat menggunakan layanan penagihan piutang untuk membantu mengumpulkan piutang yang masih dapat ditagih. Layanan penagihan piutang ini dapat membantu melakukan negosiasi dengan pelanggan yang memiliki tunggakan pembayaran dan berusaha mencari solusi terbaik dalam mengumpulkan piutang tersebut.
4. Melakukan Pelatihan Karyawan
Pelatihan karyawan tentang manajemen piutang dan penanganan piutang tak tertagih juga sangat penting. Karyawan perlu memiliki pemahaman yang baik mengenai prosedur penagihan piutang, strategi negosiasi, dan penanganan piutang tak tertagih. Dengan pelatihan yang tepat, karyawan akan lebih efektif dalam mengelola piutang dan mengurangi risiko piutang tak tertagih.
5. Menggunakan Sistem Akuntansi yang Tepat
Perusahaan perlu menggunakan sistem akuntansi yang tepat untuk memantau piutang dagang dan melakukan penyesuaian piutang tak tertagih yang diperlukan. Sistem akuntansi yang baik dapat membantu perusahaan mencatat dan melacak piutang dengan lebih teratur dan akurat sehingga mengurangi risiko terjadinya piutang tak tertagih.
Dengan menerapkan strategi dan langkah-langkah yang tepat dalam mengelola piutang tak tertagih, perusahaan dapat mengurangi kemungkinan kerugian finansial yang disebabkan oleh piutang tak tertagih. Selain itu, pengelolaan yang baik juga dapat meningkatkan aliran kas perusahaan dan memperkuat hubungan dengan pelanggan.
Contoh Kasus Piutang Tak Tertagih
Untuk memahami lebih lanjut mengenai piutang tak tertagih, berikut adalah contoh kasus yang mungkin terjadi:
Perusahaan XYZ merupakan perusahaan ritel yang menjual produk elektronik. Perusahaan ini memberikan fasilitas pembayaran dengan mencicil kepada pelanggan yang membeli produk dengan harga tertentu. Salah satu pelanggan perusahaan, dengan nama pelanggan A, membeli televisi dengan harga Rp 10.000.000. Perusahaan memberikan pelanggan A fasilitas cicilan selama 12 bulan dengan bunga 2% per bulan.
Selama 12 bulan, pelanggan A hanya membayar sebagian kecil dari total hutangnya. Pada bulan ke-13, pelanggan A tiba-tiba melakukan kebangkrutan dan tidak bisa melanjutkan pembayaran cicilan yang masih tersisa sebesar Rp 5.000.000. Dalam hal ini, perusahaan XYZ menghadapi piutang tak tertagih sebesar Rp 5.000.000.
Piutang tak tertagih ini perlu dicatat dalam laporan keuangan perusahaan XYZ melalui jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaian yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
Dengan mencatat piutang tak tertagih ini, perusahaan XYZ dapat mengakui kerugian yang terjadi dan mencerminkannya dalam laporan keuangannya.
Seperti contoh kasus di atas, perusahaan harus memahami risiko yang terkait dengan memberikan fasilitas cicilan kepada pelanggan. Oleh karena itu, pengelolaan piutang tak tertagih menjadi sangat penting untuk meminimalkan risiko kerugian keuangan yang disebabkan oleh piutang tak tertagih.
Kesimpulan
Piutang tak tertagih merupakan saldo piutang dagang yang tidak dapat ditagih oleh perusahaan dan dianggap sebagai kerugian. Dalam mengelola piutang tak tertagih, perusahaan perlu memahami konsep ini, melaksanakan metode penyusutan yang tepat, melakukan jurnal penyesuaian yang akurat, dan mengadopsi strategi pengelolaan yang baik.
Dengan mengelola piutang tak tertagih dengan baik, perusahaan dapat mengurangi risiko kerugian finansial, memperkuat hubungan dengan pelanggan, dan meningkatkan aliran kas perusahaan secara keseluruhan.